Lovey Dovey (2)

1.5K 154 4
                                    

Akaashi itu kecil dan menggemaskan.

Bokuto suka mengacak-acak surai hitam Akaashi.

Bokuto juga menyukai ekspresi kesal Akaashi saat ia dengan sengaja membandingkan tinggi tubuh mereka yang berbeda jauh.

Akaashi yang masih kelas 1 hanya setinggi leher Bokuto.

Namun, Bokuto tidak menduga Akaashi akan menyerangnya.

Tuk.

Dasinya ditarik turun, dan si Raven berjinjit. Meski sesaat, bibir mereka saling menempel.

Chu.

Akaashi yang semerah tomat ingin lari, dan Bokuto menahan lengan Akaashi dengan sekali tangkap.

Kini, Akaashi terpojok di antara dinding dan Bokuto.

"Akaashi, yang tadi itu apa?"

Akaashi tidak menjawab, ia mengulum bibirnya.

Bokuto menahan nafas, menjerit dalam batinnya.

"MENGGEMASKAN!"

Gyuuut~

Akaashi tenggelam dalam dekapan Bokuto, bahkan ia bisa mendengar detak jantung Bokuto yang berbunyi nyaring.

"Kaaashiii, tetaplah menggemaskan seperti ini~!!!"

Nyatanya, Kami-sama berkehendak lain.

Seiring waktu bergerak, Akaashi tumbuh menjadi lelaki yang mempesona.

Tingginya sekarang hampir mendekati Bokuto.

"T-tidak apa, Akaashi masih ringan seperti biasa."

Dan benar saja, Bokuto dengan mudah mengangkat Akaashi.

Kedua lelaki itu sedang berada di Gym, melakukan peregangan bersama.

"Bokuto-san tidak suka aku menjadi tinggi?"

Bokuto menggelengkan kepalanya dengan panik, ia mencium aroma lumut dari Akaashi.

"Bukan begituu~ lagi pula kita masih dalam pertumbuhan jadi tidak apa!"

"Sungguh?"

Bokuto mengangguk dengan cepat, ia mendorong Akaashi ke dinding dan menarik salah satu kaki Akaashi untuk diletakkan di pundaknya.

"Karena aku bisa melakukan ini~" Lanjut Bokuto sambil mendekatkan wajahnya.

Akaashi merah padam, posisi mereka terlalu dekat. Selain itu kakinya yang terbuka dengan selangkangan yang saling berhadapan...

PLAK.

"Berhenti bercanda ketika sedang kegiatan klub!" Kesal Konoha dan memukul Bokuto.

Sesi pemanasan mereka menjadi terlalu panas karena ulah Bokuto pada Akaashi.

Posisi mereka membuat orang yang melihat berpikir jorok.

Tersadar mereka masih berada di Gym, iris emas itu melihat sekitar dan ekspresi malu-malu Akaashi.

Bokuto merengut kesal, lalu mencengkram wajah Akaashi.

"Jangan pernah menunjukkan ekspresi seperti itu di depan yang lain." Bisiknya.

Akaashi tentu terkejut dengan perubahan Bokuto, sekejap manja lalu posesif.

Akaashi membalas dengan mengangguk pelan, tanda mengiyakan.

Lagi pula, dia tidak ingin orang lain melihat dirinya seperti Bokuto melihat dirinya.

.
.
.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang