Special Chapter : Mochitsuki 🐯

1K 27 0
                                    

Di malam pergantian tahun yang cukup dingin, di mana Bokuto dan Akaashi memilih untuk menghabiskan waktu di rumah saja.

Menikmati minuman hangat dan pelukan manja yang menenangkan.

Tanpa mereka sadari, kehangatan yang mereka rasakan menjadi sedikit lebih "panas".

Di mana keduanya kini bergumul di atas kasur tanpa sehelai benang, dengan keringat yang membuat tubuh terasa lengket.

"Ahh~💕" Pekikan Akaashi teredam, setengah wajahnya yang basah tertekan pada bantal.

Iris zamrud itu terpejam, bulu mata yang lentik itu meneteskan air mata. Hidungnya berair, dan bibirnya yang terbuka meneteskan air liur.

Mengerang dengan suara serak yang seksi.

Kedua tangannya meremas sprei hingga kusut, cengkraman jari jemari lentik itu menguat setiap kali tubuhnya yang tengah menungging tersentak dari belakang.

Setiap kali Bokuto menggerakkan pinggulnya untuk menghajar prostat Akaashi.

Tubuh si alpha yang lebih besar membungkus si omega di bawahnya, mendekap erat dengan peluh yang menetes.

Jari jemari kekar itu meremas tangan mungil si omega, sementara wajahnya dengan setia berada di sekitar leher sang kekasih.

Meninggalkan bekas gigitan dan ciuman di sepanjang leher dan punggung, menyerang daun telinga yang sensitif hingga merah padam.

Dengan satu tangan yang lain menahan pinggul si omega agar tetap menungging padanya, membuat kulit tan manis itu memiliki cetakan telapak tangannya.

Plok! Plok! Plok! Cpak! Plak! Plak!

Suara tamparan antar kulit yang basah dengan ritme yang terkadang cepat dan lambat.

Ini menjadi musik pengiring untuk nyanyian Akaashi dengan desahannya yang menggoda.

Lagu favorit Bokuto.

"Ah~💕 Deep~💕" Akaashi terisak, terlena akan rasa nikmat yang terlalu intens.

Bokuto terus menghentakkan pinggulnya tanpa henti, membuat cincin keriput yang basah itu memerah karenanya.

Mengocok dinding rektum yang lunak dan terasa panas, menumbuk prostat Akaashi dengan penis yang ia banggakan.

Bokuto memiliki ukuran 22.6 cm, dengan urat-urat yang menonjol pada batang penis yang tebal.

Si Jamur merah yang gagah perkasa.

Sebenarnya tanpa memberikan begitu banyak usaha, Bokuto sudah mencapai inti Akaashi dengan mudah meski miliknya tidak sepenuhnya masuk.

Namun, melihat sang kekasih terlihat begitu menggiurkan untuk disantap. Tanpa sadar Bokuto akan mendorong dirinya hingga ke pangkal, dan itu membuat Akaashi merengek.

"M-my womb--💕" Merengek dengan tubuh berkedut seksi di bawah kukungan si alpha.

Bagaimana Bokuto tidak semakin bernafsu?

Bokuto juga menyukai saat Akaashi menungging padanya, membuat ia dapat melihat dengan jelas ketika penisnya ditelan.

Memperhatikan bagaimana lubang kecil Akaashi dikocok, melebar karena dirinya, basah oleh cairan cinta keduanya.

Bokuto juga menyukai bagaimana penis Akaashi bergoyang ketika ia bergerak, terkadang masih bisa menegak meski ia sudah kelelahan.

Tangan Bokuto takkan pernah bosan untuk memanjakan kekasihnya di sana, mengocok daging yang setengah mengeras dan mengucurkan sperma.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang