Shouhei's Pov

1.2K 93 17
                                    

Bokuto Shouhei.

Makanan yang ku suka yang ada dagingnya, kalau minumam aku suka kopi yang tidak terlalu pahit.

Onigiri? Bukan kesukaan lagi, aku hidup dengan itu sejak kecil.

Nasi itu makanan pokok yang tak tergantikan, gandum sekalipun tidak mengenyangkan untukku.

Kenangan? Hmmm...

Hal pertama yang ku lihat saat kesadaranku muncul adalah wajah seseorang yang tengah menangis.

Air mata jatuh dari iris zamrudnya yang indah.

Ia menangis, entah arena apa. Dengan sudut bibirnya tertarik, tersenyum bahagia sambil menatapku.

Entah bagaimana hingga saat ini aku bisa mengingat kenangan itu.

Asal kau tahu, untuk seorang bayi dengan memori yang belum cukup kuat hal ini akan sulit terjadi.

Mungkin, ini pengecualian untukku.

Di tambah sosok besar berwajah bodoh dengan ingus yang mengalir jatuh berdiri di samping orang yang mendekapku.

Sekarang, aku baru tahu mereka adalah orang tua ku.

Seiring waktu berlalu aku tidak terlalu ingat bagaimana aku saat masih kecil, hanya saja... salah satu kenangan yang menurutku cukup aneh saat aku ingin menyusu dan mendapati aroma ayahku yang cukup kuat.

Aku sampai berulang kali melihat apakah ini mama atau ayah yang menggendongku.

Dan sekarang aku sadar itu memang mam--maksudku ibuku, hanya saja aroma alpha ayahku cukup menekan aroma omega ibuku.

*****

"Shouhei~ kamu lapar?"

Shouhei menoleh, melepas mainan bayi berbentuk onigiri yang ia gigit berulang kali.

"Tutuuu~"

Anak itu sudah cukup besar sekarang, usianya hampir 3 tahun jadi wajar jika ditanya ia bisa menjawab.

"Ehh?? 1 jam yang lalu kamu baru saja makan bubur pisang!"

Bokuto dari dapur melongokkan kepalanya ke arah ruang tengah, di mana Akaashi dan Shouhei berada.

Akaashi baru saja pulang dari kantor penerbitan, karena itu Bokuto yang mengurus Shouhei hari ini.

"Dia bayi, tidak ada salahnya makan kalau dia mau kan?"

Akaashi berjalan masuk sambil melepas pakaiannya dari pintu masuk menuju ke arah kamar mandi, lebih tepatnya keranjang kotor.

"Ish, kamu terlalu memanjakannya."

Bokuto membantu membawakan tas Akaashi menuju kamar mereka.

Hari ini cukup panas, karena itu Bokuto hanya memakai celana pendek di dalam rumah, bertelanjang dada.

"Dia seperti mu Kou, manja." Dan disahut dengan rengekan oleh suaminya.

Perhatian Shouhei kini tertuju pada Akaashi membuka kancing kemejanya.

"Tutu!"

Akaashi yang mendengar Shouhei memekik tentu menoleh, mendekat sambil tersenyum.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang