Special Chapter : In Our Love Nest

716 20 7
                                    

Menjadi suami rumah tangga itu tidak mudah, selain mengurus pekerjaan rumah. Kamu juga harus mengurus anak-anak dan pekerjaan yang kamu miliki untuk membantu keuangan.

Belum lagi jika suamimu meminta jatah belaian di atas kasur, di mana ia akan menguras tenagamu hingga larut malam. Tak jarang membuatmu terjaga sepanjang malam untuk memuaskan nafsu birahi.

Menjadi seorang editor, istri dan suami rumah tangga, serta ibu secara bersamaan adalah peran yang Akaashi lakukan saat ini.

"Mmmmgggh~"

Akaashi memijit pelipisnya yang terasa berat, iris zamrud dengan lingkar hitam yang terlihat bengkak itu menatap layar laptop tanpa berkedip.

Beberapa halaman word yang diperkecil berjejer rapi dan membuat layar laptop itu seakan dipenuhi kertas note.

"Ugh~ leherku sakit!" Rengek Akaashi sambil mengangkat tangannya ke atas, merenggangkan punggungnya yang terasa ngilu.

KRAK. Pinggang Akaashi tes kriuk.

"......" Akaashi kembali ke posisi awal, meresapi sensasi ngilu yang menyerang pinggulnya.

Tak. Tak. Tak. Jari jemari Akaashi kembali bergerak di atas keyboard, menyimpan semua file pekerjaan yang tadinya memenuhi layar, lalu mematikan laptopnya.

Gratak. Akaashi beranjak dari kursinya, meninggalkan ruang kerjanya yang dipenuhi tumpukan kertas.

Langkah kakinya menuju ke arah kamar tidur, di mana seorang pria akhir 30 tahunan tengah bermain video game di atas kasur tidur.

"Kou, bisakah kamu memijat pinggangku?" Akaashi melepas kacamatanya, merangkak naik ke atas kasur

Tengkurap di samping tubuh suaminya.

"Aku lelah." Gumam Akaashi dengan wajah tenggelam pada bantal.

Bokuto mematikan handphonennya, mengusap puncak raven yang terlihat berantakan.

"Mau pakai minyak zaitun?"

"Tidak usah, aku tidak mau tubuhku lengket." Akaashi menoleh, menatap suaminya dengan sorot mata ikan mati.

"Ish, istriku sudah bekerja keras." Bokuto menyisir helai raven Akaashi dan mengecup kening istrinya.

Bokuto memposisikan tubuhnya di belakang Akaashi, bersiap untuk memijat.

"Sekarang aku akan membuatmu merasa lebih baik."

Bokuto meremas pinggul dan menekan kedua ibu jarinya pada pinggang Akaashi.

"Mmh~" Akaashi meremas bantal di wajahnya, baru disentuh tubuhnya seakan disengat.

Gyuuu~t! Bokuto semakin menekan pinggang Akaashi, membuat erangan lirih lolos dari bibir peach.

Kedua kaki Akaashi menegang kaku dengan betis yang mengambang di atas kasur, bokongnya terangkat ketika pinggang semakin ditekan oleh Bokuto.

"Mmn~" Akaashi meleleh, rasanya sangat nikmat.

Hingga Bokuto melepaskan cengkeramannya, membuat Akaashi menoleh dan bertanya kenapa suaminya berhenti.

"Sebentar, aku akan mencoba teknik yang pernah ku pelajari dari Iwaizumi."

Kedua kaki Bokuto berada di sisi tubuh Akaashi, ia membungkuk sambil memposisikan tangannya di atas pinggang Akaashi.

Jari jemarinya saling bertemu, membentuk seperti kristal.

"Hufff..." Bokuto menarik nafas, ia akan menyerang pinggang Akaashi dalam sekali hentakan.

Dengan kuda-kuda kokoh dan tenaga yang difokuskan pada otot lengan dan pundak, Bokuto...

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang