SOMETHING HAPPEN
Dengan suasana sunyi dalam sebuah ruangan, gadis itu terlihat masih terjaga walau malam kian larut. Menatap lurus kelangit langit ruangan sambil beberapa kali mengerutkan dahi tidak mengerti. Sedetik kemudian arah tatapannya jatuh pada dua orang anak kembar yang sudah tertidur pulas disampingnya sedaritadi.
Membenarkan selimut mereka yang turun, Erza mengubah posisi tidurnya lalu memeluk mereka bersamaan. Menatap wajah damai mereka yang membuat gadis itu semakin tidak tenang, entah kenapa dia merasa gelisah tanpa sebab hari ini. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi esok hari, dan dia tidak tau apa itu.
Erza menghela nafas pelan, kegelisahannya benar benar menyita waktunya untuk tidur. "Apapun yang terjadi, aku akan melindungi kalian" guman gadis itu mulai memejamkan matanya.
.
.
.
Langit cerah sudah terbentang dan seisi pack sudah memulai aktifitasnya seperti biasa. Namun tampaknya tidak ada 1 orang pun yang berani mengganggu tidur gadis itu, beberapa omega yang berdiri disana bahkan saling menatap kebingungan harus melakukan apa saat melihat Erza masih tertidur pulas, tidak seperti biasanya.
Namun saat melihat Erza mulai menggeliat sambil meraba raba samping tempat tidurnya, gadis itu terbangun secara tiba tiba dan serentak ikut mengagetkan semua omega yang menunggunya bangun.
"Luna, anda mencari siapa?" tanya seorang omega tergagap, terlihat dari wajahnya dia masih terkejut.
"Celin, Celina. Dimana mereka?" jawab Erza setelah itu menanyakan keberadaan sikembar yang tidak berada disampingnya.
Semua omega itu tersenyum lega seketika, bahkan beberapa dari mereka tertawa dengan pertanyaan Erza. "Luna, matahari sudah tinggi dilangit sana" sontak membuat gadis itu menoleh kearah jendela, terlihat langit memang sudah terang dan matahari sudah cukup jauh diatas sana.
"Aku kesiangan" panik gadis itu langsung loncat dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Sebenarnya dia ada janji dengan Daniel untuk membantu pria itu lagi bersama sikembar, dan tampaknya sikembar meninggalkannya bahkan tidak membangunkannya.
Beberapa menit kemudian Erza keluar dari kamar mandi dan langsung disambut dengan beberapa omega yang membawa kemeja berwarna putih tulang penuh renda juga atribut lainnya, mendengus gadis itu mau tidak mau harus memakainya. Dia benar benar tidak punya waktu untuk menolak juga mengajak mereka berdepat karena sudah kesiangan.
Sambil memandangi dirinya yang pasrah lewat sebuah cermin, Erza menatap omega itu satu persatu bingung. "Kenapa kalian tidak membangunkanku?" tanyanya.
Menundukkan kepalanya, mereka menjawab. "Maafkan kami Luna, tidak tega rasanya membangunkan anda yang masih tertidur pulas. Jadi kami menunggu anda sampai bangun" ucap omega itu membuat Erza mencebikkan bibirnya.
Seharusnya dia tau kalau mereka tidak akan membangunkannya. Lagipula ini semua juga salahnya, Erza tidur sangat larut kemarin malam. 'Daniel pasti menungguku' pikirnya dengan gelisah.
Setelah selesai berurusan dengan penampilannya yang terbilang cukup mewah untuk didalam rumah saja, Erza segera pergi menuju ruang kerja Alex untuk menemui Daniel. Melewatkan sarapannya juga beberapa omega yang mengejar langkahnya, dia lebih takut dengan Daniel yang menunggunya.
Walaupun sebenarnya dia tidak tahan dengan suara perutnya yang sedari tadi berbunyi, melontarkan sebuah protes saat dirinya melewatkan sarapan.
Mengetuk pintunya, Erza masuk begitu saja setelahnya. Namun tidak ada siapapun didalam ruang kerja milik Alex, membuat gadis itu menautkan alisnya bingung. Tidak mau hanya berdiri kebingungan seperti orang bodoh, Erza berkeliling didalam ruangan yang cukup luas tersebut sambil membuka pintunya satu persatu.
Erza benar benar tidak menemukan Daniel ataupun sikembar didalam ruangan ini, membuat gadis itu semakin kebingungan dengan kepergian 3 orang tersebut.
Dddrrttt
Menoleh, Erza berjalan mendekati meja kerja milik Alex setelah mendengar sesuatu. Disana terdapat sebuah ponsel yang menampilkan sebuah pesan, namun Erza tidak membacanya dan membiarkannya begitu saja, merasa membaca pesan orang lain bukanlah haknya. Terdiam sejenak, terbesit suatu hal melihat dirinya sendirian didalam ruangan ini.
Erza ingat dengan ponsel dan barang barangnya yang sempat dia bawa sebelum berakhir ditempat ini, Erza mulai membuka buka laci meja kerja Alex tanpa permisi setelahnya, dan benar saja dia menemukan ponselnya dalam keadaan mati disana. Namun bukan hanya itu yang ditemukannya, didalam laci itu penuh dengan foto dirinya.
"Pria itu benar benar gila!" cecar Erza menautkan alisnya setelah mengambil beberapa foto miliknya, terlihat sangat jelas jikalau foto itu diambil tanpa sepengetahuannya.
Namun perhatiannya teralihkan kepada sebuah pistol MAGNUM 30 dan setangkai bunga aster kering yang berada diskat belakang laci. Tiba tiba kepalanya menjadi sangat sakit tanpa alasan, seketika Erza berpikir bagaimana bisa salah satu pistol kembarnya berada disini. Ukiran namanya yang ada digagang pistol itu, dia sendiri yang mengukirnya, jadi Erza tidak mungkin salah mengenali pistolnya.
"Apa aku pernah kesini sebelumnya?" bingung gadis itu membuat kepalnya terasa semakin sakit.
Kapan dan kenapa dirinya berada disini, kenapa semua ini terasa mulai membingungkan baginya. Jika dirinya pernah kesini, kenapa dia tidak mengingat apapun. Memejamkan matanya sambil mengabaikan rasa sakit itu, Erza mengingat ingat kapan dirinya kehilangan pistol itu.
"Nona, saat berburu kemarin anda tenggelam. Saat itu saya sedang mencari anda dihutan karena tidak kunjung pulang, saya tidak tau kemana pistol kembar itu. Mungkin ikut tenggelam"
Tiba tiba perkataan Amon melintas dibenaknya. "Apa mungkin yang tenggelam waktu itu, lalu Alex mengambilnya?" guman Erza lalu mengambil pistol itu untuk memastikan, peluru pistol itu masih utuh dan bubuk mesiu didalam pelurunya terlihat baik baik saja.
"Jika saat itu aku berburu lalu tenggelam, kenapa pelurunya masih utuh dan masih bisa digunakan?" banyak sekali pertanyaan dibenak Erza sekarang, dan dia harus menanyakan semua itu kepada Alex juga Amon saat dirinya pulang nanti. Erza tidak tau kenapa, tapi Amon sudah berbohong kepadanya.
.
.
.
Tbc
😔sebenarnya aku sedang mencari salah satu komentar yang belum sempat aku balas. Amazing, dia bisa menebak alur novel ini dengan benar. Tetapi karena babnya sungguh banyak, aku tidak menemukannya. It's okey...
But, aku berharap kamu juga bisa menebak plot twist cerita ini dimulai dari kata AMON🤣 (Because semua masalah ini dimulai dari dia, tapi konfliknya dimainkan Alex)
Happy reading and stay healthy🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Sniper Mate: Demon Blood
WerewolfUpdate setiap hari - RANDOM- ON REVISI! Alex adalah seorang werewolf, dan Alpha adalah nama panggilan dari gelarnya. Memiliki kehidupan yang dipenuhi oleh kesempurnaan membuat Alex memiliki sifat arogan, sadis, kejam, dan terobsesi dengan kata sempu...