BAB XIX: Fight

11K 824 17
                                    


FIGHT

Semangat Erza turun dari kamarnya dan berjalan menuju dapur, aroma wangi itu sudah tercium olehnya. Membuatnya seketika berlari dengan cepat.

“Eh, nona” pekik Lina terkejut karena Erza hampir saja menabraknya yang sedang membawa sepanci sup.

“Hehehe, maafkan aku maid Lina. Aku kelaparan sekarang” ucapnya dengan wajah tak berdosa.

Lina tersenyum maklum lalu melanjutkan jalannya menuju ruang makan diikuti Erza. “Apa yang maid Lina masak hari ini?” tanya gadis itu terlihat antusias menatap sup yang dibawa Lina.

“Sup daging, meat nachos, spageti, meat tacos, dan daging panggang medium” ucap Lina hampir membuat liur Erza menetes.

“Tutup mulut anda nona, anda bisa ke ruang makan lebih dulu” imbuh Lina saat melirik Erza yang tampak tidak sabaran.

“Aku kesana dulu maid Lina” sahut Erza lalu kembali berlari meninggakan Lina.

Menggeleng geleng, Lina sampai berpikir. ‘Kuharap mereka akan mencari banyak makanan setiap hari’

.
.
.

Dengan cepat dan rapi Amon memisahkan antara daging yang akan dijadikan makanan dan organ dalamnya. Melempar tulang tulang dan organ dalam yang tak dibutuhkan kepada anjing hitam besar itu.

Ddddrrrrttttt

Berhenti dari aktifitasnya, pria itu menoleh kearah dimana anjing itu berdiri. “Jangan makan yang ini, ini untuk nona” ucap Amon lalu sedikit menjauh untuk menerima telfon.

“Hallo?”

“Tuan, ada masalah disini. Tn. Alex dari perusahaan Al’s Crop tiba tiba datang, dan marah meminta untuk bertemu dengan nyonya”

“Suruh pergi” ucap Amon tampak tidak suka.

“Sudah, tapi tuan tn. Alex marah hingga merusak peralatan kantor, kami sudah memanggil scurity tapi tidak ada hasil-“

“Baik, aku akan kesana” potong Amon lalu menutup telfon.

Dia kembali memasukkan kuku hitam panjangnya lalu mengangkat baskon penuh daging itu dan telport langsung ke atas.

Meletakkan baskom itu di dapur, Amon berjalan menuju dapur kering untuk mendatangi Erza. Dilihatnya gadis itu yang hampir saja memasukkan daging kedalam mulut, namun dipanggilnya.

“Nona!”

Erza menoleh kearah Amon sedikit kesal. “Ada apa?”

“Anda harus ke perusahaan sekarang, perusahaan sedang kacau” jawab Amon membuat wajah Erza tertekuk.

“Nanti saja Amon, aku mau makan”

“Tapi perusahaan membutuhkan anda” sahut Amon membuat Erza semakin kesal.

Tanpa berganti baju atau sekedar menguncir rambutnya yang tergerai, Erza langsung menyahut kunci mobil sportnya yang tergantung di etalase. Dengan cepat berjalan keluar dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Lain lagi dengan Albert yang baru saja pulang dan masuk dari pintu belakang, tampak 2 orang wanita disetiap pundaknya. “Kemana nona?” tanyanya pada Amon yang berdiri dekat meja makan penuh makanan.

“Ganti bajumu, ayo kita susul nona ke perusahaan” ucap Amon singkat lalu meninggalkan Albert.

“Apa? Aku baru saja pulang!” protes Albert sambil menjatuhkan wanita yang ada dipundaknya.

“Tidak ada alasan dan protes” teriak Amon membuat Albert terbelak.

“Kejam sekali menyuruhku berangkat saat aku baru saja pulang!” gumannya.

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang