BAB XXX: Amon 3

7.1K 615 111
                                    


Amon


Berlari menembus hutan, menabrak setiap rumput ilalang yang tumbuh semaunya. Membuat angin bersembuh mengikuti arahnya hingga membuat pohon melambai terkejut dengan kedatangannya. Alex dalam wujud serigala hitam itu memimpin beberapa serigala lain yang ikut berlari tepat dibelakangnya.

Kabur, tentu saja itu yang dia lakukan sekarang. Tapi mungkin kata itu terlalu kasar untuk menyebutkan dirinya, jadi dia menyebutnya kembali ke rumah.

Dalam hati ia tersenyum puas melihat bagaimana Erza tidak mampu untuk melawannya walau tak ada kata menyerah atau memohon yang terucap sedikit saja dari bibirnya. Sekarang dirinya tau bagaimana caranya membuat agar gadis itu dapat melihat batasan dirinya sendiri, melihat jika dirinya tidak sekuat apa yang ia banyangkan selama ini walau hanya sejenak.

'Alex, sepertinya ada yang mengikuti kita' mindlink Daniel terlihat waspada.

Alex tidak menjawabnya, sambil berlari matanya menatap kesekitar hutan ikut waspada. Lagipula dia sudah menerka jika ini semua akan terjadi nantinya.

Bugh!

Alex mengibas ngibaskan kepalanya setelah terpental dan menabrak pohon lalu menggeram, serangan berupa tendangan itu mengejutkannya.

Amon berdiri disana sambil menatapnya dingin dengan matanya yang merah, jangan lupakan dengan aura hitamnya yang seperti asap itu benar benar terlihat dengan jelas keluar dari tubuhnya. Tidak mengidahkan posisi yang sedang dikepung oleh warrior warriornya.

Pria itu menatap jam tangannya sebentar lalu mengeluarkan sapu tangan putih, tampak membersihkan tangannya dulu sebelum kembali menatapnya dengan tatapan datar yang tak dapat dibaca. Bahkan matanya yang semula merah kembali normal.

"Bisa jelaskan apa yang kau lakukan kepada nonaku?" tanya Amon tanpa emosi atau penekanan, terlihat santai.

Menyeringai, ia mempermainkan pertanyaan Amon yang terlihat sangat sepele. 'Serang pria itu!' mindlink Alex kepada semua warriornya. Setelahnya secara tiba tiba mereka menyerang Amon secara bersamaan, membuat pria itu harus menghindar kesegala arah hingga melompat ke pohon dan pergi menjauh.

Alex tertawa melihatnya, andai saja sedari awal dirinya tau kalau Amon akan sepengecut itu. Ia tidak akan segan segan membalas dan bahkan tidak perlu merasa terintimidasi dengan auranya saat pertama kali bertemu. "Apa demon guard sepengecut itu? Aku kecewa sekarang" ucap Alex angkuh.

"Tentu saja tidak"

Secara reflek, seketika ia menoleh kebelakang. Menatap Amon yang dengan santai berdiri tepat dibelakangnya, bersandar pada pohon yang sempat terhantam tubuhnya sambil menatap kearah jam tangannya lagi.

'Apa!' batin Alex menggeram sambil menjaga jarak dari iblis itu. Apa dirinya terlalu menganggap remeh Amon yang mungkin saja tidak setara dengannya.

Amon mendongak. "Aku datang menemuimu dan bertanya dengan baik, tapi jawabanmu sungguh terbalik"

"Sungguh mencerminkan sifatmu yang buruk, jadi aku sarankan tutup mulutmu rapat rapat" Amon tersenyum setelah mengakhiri kalimatnya, ia menunjukkan sebagian wujud iblisnya sekarang.

Amon tak dapat berpikir jernih, bingung harus melakukan apa untuk melawan Amon.

Senang melihat bagaimana kawanannya meninggalkan sang pemimpin karena merasa takut dengannya. Dan yang selanjutnya adalah, Amon mengulurkan tangannya yang hitam dan besar untuk mencengkram tubuh Alex dalam betuk serigala lalu melemparnya jauh. Menabrak beberapa pohon hingga tumbang dan membuat kegaduhan lainnya.

Tidak sampai disitu saja, Amon mengikuti dimana area jatuh anjing besar itu berada. Ditatapnya sejenak Alex yang berubah dalam bentuk manusia sambil terbatuk memuntahkan darah, tak ada sedikit saja tatapan iba terpampang diwajahnya selain senyum mengerikkan khas dirinya.

"Sudah kubilang tutup mulutmu" ucap Amon mencekik Alex erat erat hingga wajahnya memucat.

Ggggrrhh!

Tanpa melihatnya Amon menepis beberapa warrior Alex yang hendak menyerangnya hingga terpental. Amon sedikit mengendorkan cengkramannya, membiarkan Alex bernafas hingga dapat mendengar apa yang dikatakannya.

"Tidak adil, nonaku berjuang sendirian sampai dititik terakhirnya tanpa adanya bantuan. Kenapa kau meminta bantuan dari mereka" ucap Amon yang hanya dianggap ocehan tidak jelas bagi Alex.

Alex tidak dapat memproses semua ucapan Amon tentang apapun itu. Ia hanya mencoba melepaskan diri dari tangan hitam nan besar Amon yang sepertinya ingin mematahkan lehernya.

Menatap Alex yang tidak merespon apapun dengan apa yang dikatakannya membuat Amon menatap langit. "Waktuku hampir habis sekarang, mungkin ini tidak akan selama kau menyiksa nonaku disana"

Jleb!

"Akh!" Alex melirik kebawah, mulutnya tak dapat berhenti mengucurkan darah segar saat rasa sakit luar biasa itu seakan memutus tubuhnya menjadi dua.

"Tapi mungkin ini akan lebih menyakitkan dari apa yang kau lakukan kepada nonaku" ucap Amon tersenyum senang sambil terus mendorong tangannya yang menancap pada perut Alex, mendorong tangannya hingga tembus kepunggung.

Amon menarik tangannya lalu melepas cekikannya, membiarkan Alex jatuh tergeletak diatas tanah dengan sungai darah. Dia meraih beberapa daun yang ia tau dapat membatu regenerasi werewolf seperti Alex, tanpa repot repot meraciknya ia langsung menjejalkannya pada mulut Alex.

"Kau tidak bisa mati sekarang" ucapnya lalu pergi, membiarkan Alex tetap dengan keadaannya yang menggenaskan seperti itu.

Dalam benaknya, ia berpikir akan memutar ulang vidio rekaman cctv yang sempat ia ambil dari pusat kendali. Itulah alasan dibalik dirinya mengerti bagaimana Alex tanpa ampunya menyiksa Erza sambil duduk tenang dikursi tanpa khawatir diketahui. Tapi mungkin ia akan mencarikan makanan untuk Erza terlebih dahulu sebelum melakukan itu, nonanya itu akan membutuhkan banyak makanan untuk pemulihannya sekarang.

Padahal sebelumnya ia cukup senang menatap wajah juga tubuh utuh nonanya yang terlihat begitu manis. 

.

.

.

Tbc 

😂😂padahal baru kemarin aku membahas soal kepala bocor, tapi sekarang didepan rumah ada korban tabrak lari yang kepalanya juga bocor. Mungkin sedikit tidak berempati, maaf. Tapi entah kenapa aku bener bener nahan tawa disaat orang bingung mencari kendaraan menuju rumah sakit. 

Aku harap kalian tidak sepertiku:)

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang