BAB X: Bored

17.5K 1.3K 26
                                    


Ternyata ditaman tidak semenyenangkan yang Erza bayangkan.

Erza duduk dengan senang didalam mobil kesayangannya yang sedang dikendarai Amon. Mereka menuju ke Choco cafe milik sahabatnya, Vano. Sudah beberapa hari Erza tidak melihatnya berkunjung kerumah atau mengabarinya, dan penyebabnya adalah Amon.

Amon mengatakan jika beberapa hari yang lalu saat dirinya baru siuman dari insiden tenggelam, Vano berkunjung kerumah dan Amon mengatakan kepada Vano jika dirinya tidak bisa dijenguk atau diganggu. Maka dari itu tak ada kabar sama sekali dari sahabatnya itu, bahkan membuatnya sempat kesal dengan Amon.

Mobil hitam itu berhenti lalu disambut oleh ucapan Amon yang membuatnya sedikit terkejut dari lamunannya. "Nona, sudah sampai" ucapnya singkat lalu keluar dari mobil dan berjalan memutar.

Amon membukakan pintu untuk Erza lalu kembali menutupnya saat gadis itu sudah keluar. Mereka berjalan menuju pintu cafe itu beriringan lalu disambut oleh Vano yang entah sejak kapan tau jika Erza akan datang ke cafenya.

Vano membuka pintu cafenya dengan cepat sebelum dibuka oleh Erza, dia memeluk gadis itu erat dengan wajah mendramatis.

"Erza... Kau baik baik saja bukan? Kau sudah sembuh? Aku menghawatirkanmu" ucapnya dalam satu tarikan nafas.

Tak lama semua pegawai cafe keluar, ikut menyambut Erza yang datang. Apalagi Mia terlihat sedang menangis diujung sana.

Erza tidak mengerti dengan semua ini, bahkan Amon hanya terlihat diam dan dingin seperti biasanya. Pelayannya itu tidak bermaksud menjelaskan apapun tentang semua ini.

Gadis itu memukul kepala Vano sedikit keras, mencoba membuat suasana aneh ini berubah. "Van, kenapa sih?" tanya Erza tidak paham.

"Kenapa? Kau tanya kenapa, Za? Kau baru bangun dari koma tanya kenapa?" ucap Vano heboh sendiri membuat Erza semakin tidak mengerti, wajahnya terlihat bodoh sekarang.

"Koma?" ulang Erza menaikkan sebelah alisnya lalu melirik Amon sekilas.

Terlihat Amon mengalihkan pandangan darinya dan seketika membuatnya kesal. Amon terlalu melebih lebihkan acara pingsannya hingga mengatakan dirinya koma. Yang benar saja dia koma hanya karena tenggelam di danau, itu adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah didengarnya.

Lagipula bagaimana mereka semua bisa percaya dengan penyataan sekonyol itu.

"Tunggu, tunggu. Kalian salah paham-" Erza mencoba menjelaskan semuanya, namun dia sudah ditarik secara bersamaan masuk kedalam cafe lalu didudukkan di salah satu sofa disana.

Erza hanya bisa bungkam, setelah didudukkan disana dirinya diberi selimut dan disuguhi banyak makanan dan minuman serba coklat.

"Kau harus tetap disini Erza, jangan ikut kegiatan apapun dan sekecil apapun, okey?" pesan Vano terlihat memaksa.

Erza hanya bisa diam, sungguh sungguh diam. Ingin sebenarnya dia memberontak, namun semua makanan menggiurkan itu tampak menunggunya untuk dimakan. Pada akhirnya Erza hanya mengangguk sambil memakan semua cemilan itu.

.
.
.

Sudah hampir 5 jam Erza duduk disana kebosanan, bahkan semua camilan itu terlihat membosankan sekarang. Dia melirik ke arah Amon yang berdiri 5 jam di sampingnya tanpa mau duduk atau berbicara sedikitpun.

Erza heran, bagaimana Amon bisa tahan dengan hanya berdiri seperti itu. Tidak pegal kah kakiknya, atau bosan seperti dirinya.

"Amon, kau tidak bosan?" tanya Erza.

Amon menoleh lalu membungkuk, memberi hormat seperti biasa. "Tidak, nona. Saya sudah terbiasa seperti ini. Jika anda bosan katakan kepada saya, saya akan meminta izin kepada tuan Vano"

"Amon, aku bosan sekarang. Makanan ini, suasana ini, semuanya. Ayo ketaman bermain..." ucap Erza lalu mengusulkan sesuatu yang terlihat menyenangkan.

"Baik nona, saya akan meminta izin tuan Vano sekarang" Amon segera saja pergi menemui Vano, sedangkan Erza sudah mulai bangkit lalu berjalan keluar dari cafe.

.
.
.

Setelah meminta izin Vano pergi dari cafe ini, Amon kembali. Namun Erza sudah tidak ada disana, gadis itu sudah menghilang dari tempatnya.

Amon mengedarkan pandangannya kekanan dan kiri mencari keberadaan gadis itu, namun sejengkal pun tak terlihat oleh pandangannya. Dan saat itu juga dia mencium bau asing yang membuatnya hampir berubah dalam wujud asli.

Langsung saja Amon melesat keluar cafe dan menemukan titik masalahnya.

Amon seketika menyembunyikan gadis itu dibalik punggungnya, sempat matanya berubah menjadi merah sebelum kembali normal ke warna dark blue karena Erza memanggilnya.

Segera saja dia menoleh lalu membungkuk meminta maaf kepada Erza, hanya kepada gadis itu.

"Amon, kau mengejutkanku. Kenapa kau bersikap seperti itu, dia hanya ingin berkenalan denganku" kesal Erza.

"Sekali lagi maaf nona, anda harus pulang sekarang" paksa Amon lalu menarik Erza dan memasukkannya kedalam mobil.

Tidak tunggu lama pun mobil itu segera lepas landas kejalanan meninggalkan pemuda itu sendirian. Bahkan sebelum mengucapkan 1 kata, namun dia terlihat menyeringai kecil.

"Sekarang aku tau kenapa kau begitu kuat dan berani, kau diasuh oleh seorang iblis. Menarik sekali, Erza" ucap Reon tertarik dengan Amon, bagaimana bisa manusia seperti Erza di asuh oleh seorang iblis.

.
.
.

Tbc

Wkwkwkwk😂
Aku memang pelupa mau up ini. Dengan judul aneh pula😂
Maap okey😄

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang