BAB VIII: Secret

20.7K 1.4K 51
                                    

Jangan terlalu diresapi, nanti efeknya jijik dan jadi marah marah sendiri😂.

SECRET

Erza berlari tunggang langgang sendirian, sesekali dia menengok kebelakang untuk memastikan apa serigala besar itu mengejarnya.

Gadis itu berhenti kembali, nafasnya tampak memburu seakan hampir putus. Jika saja pintol kembarnya itu ada, sudah pasti Erza tidak akan kabur seperti ini.

Dia tidak punya senjata sekarang, yang dibawanya hanya belati bahkan didalam rompinya juga ada belati lagi. Erza tidak mahir menggunakan benda tajam, dan itu masalah baginya.

Dia melepas kaosnya, menyisahkan rompi hitam tanpa lengannya. Erza melempar kaosnya keatas dahan pohon lalu dirinya sendiri berjalan menuju kesebuah danau. Erza berendap disana sebentar, berharap kepanikannya menurun dan baunya tidak tercium oleh serigala besar tersebut.

Erza kembali naik keatas sambil menggenggam belatinya kuat kuat. “Kau meremehkanku, meremehkan Erza!” gumannya kesal bukan tidak main.

Gadis itu kembali berlari sekuat tenaga, dia harus segera sampai dimobilnya.

Deg!

“Akh!” dia jatuh tersungkur, gadis itu menatapi tangannya yang sempat digigit serigala tadi.

Luka itu perlahan hilang seperti biasa, seperti kata Amon yang mengatakan jika dirinya spesial. Tapi rasa sakit itu bukan hal yang biasa baginya, separah apapun dia terluka Erza tak akan pernah merasakan sakitnya.

Namun kali ini tampaknya berbeda, sangat sakit bahkan sakit itu menjalar sampai kemana mana. Bahkan lehernya juga terasa seperti tercekik, Erza menangis saat merasakan tubuhnya seperti hancur perkeping keping.

“Amon! Tolo...”

Tap

Tap

Tap

Amon membungkuk memberi hormat lalu berlutut disamping Erza. “Nona, sudah saya katakan. Jangan sampai anda terluka lagi bukan tadi malam?” ucapnya dingin.

“Hiks, hiks, hiks. Sakit Amon...” adu Erza tak bisa menggerakkan tubuhnya sekecil apapun.

Amon tampak menghela nafas, lalu tersenyum singkat. Dia kembali menegakkan tubuhnya dengan santai dan tetap membiarkan Erza berbaring ditanah.

“Tutup mata anda Nona, jangan buka mata anda jika bukan saya yang memerintahnya. Hiraukan semua yang anda dengar, anda hanya perlu menutup mata” intruksi Amon dan segera Erza turuti.

Yang dia tau Amon tidak akan pernah berbohong meskipun apa yang dikatakannya sedikit tidak masuk akal.

Cukup lama dia menutup mata sambil terdiam disana.

“Lepaskan aku!”

“WAAAAaarghk!”

Cretak!

“Buka mulut anda Nona, telan sampai habis” ucap Amon.

Erza membuka mulutnya, dan dirasakannya suatu cairan masuk kesana. Tanpa bertanya lagi dia langsung menelannya.

“Sakitnya sudah hilang?” tanya Amon.

“Sedikit” jawab Erza saat merasakan sakitnya mulai mereda.

“Tetaplah menutup mata, saya akan pindahkan anda dirumah”

Erza tidak tau, dia tidak merasakan apapun. Tapi tempatnya berbaring sekarang terasa berbeda dari yang sebelumnya, bahkan bajunya yang tadinya terasa basah sekarang terasa kering.

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang