BAB XIV: New Person

14.3K 961 72
                                    


NEW PERSON

Seperti apa yang dijanjikan oleh Carl tadi malam, Albert adik dari Carl juga Lina pelayan kepercayaan Raja datang pukul 3 pagi.

Saat datang mereka berdua langsung tersenyum kearah Amon. Berbeda dengan Albert yang langsung akrab dengannya, Lina tampak sedikit kaku namun sifatnya yang berkelas membuat Amon kagum.

Pagi mulai datang menjemput, menyadarkan 3 orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Lina yang membuat banyak makanan, Amon yang membersihkan rumah, dan Albert yang membersihkan halaman.

Setelah siap dengan semua hidangan, Lina melepas apronnya. Melipatnya lalu melihat kearah jam besar yang menunjukkan 05:30, dia sudah biasa membanggunkan Heronie dipukul sekarang.

Tok tok tok

Lina mengetuk pintu sebelum masuk kedalam kamar nonanya yang baru, dilihatnya gumpalan selimut itu sedikit tersenyum. Teringat dengan kegiatan lamanya.

Segera Lina hampiri ranjang itu lalu menarik selimutnya, sampil melipatnya dia membangunkan Erza.

“Nona, sudah pagi. Waktunya bangun sekarang” ucap Lina meskipun sedikit terkejut dengan keadaan gadis itu.

Tubuh terkoyak penuh darah, hampir menampakkan tulang putihnya.

Erza menggeliat merasakan hawa dingin menerpanya, apalagi dengan suara asing seseorang yang mengusik tidurnya.

Perlahan gadis itu membuka matanya, menatap kebingungan pada wanita yang membangunkannya. Dia menoleh kekanan dan kiri mencari keberadaan Amon.

“Dimana Amon?” tanya Erza masih terlihat linglung.

Lina hanya tersenyum menanggapinya.

“Nona” Amon tiba tiba datang lalu membungkuk.

“Siapa wanita ini Amon? Kenapa membangunkanku?” tanya Erza bingung.

Lina membungkuk sopan setelah menaaruh selimut itu diujung tempat tidur. “Saya Lina, nona. Mulai sekarang saya adalah pelayan anda” ucap Lina memperkenalkan diri tanpa diminta.

Erza hanya mangut mangut walau sebenarnya masih belum paham, ingin bibirnya menanyakan suatu hal namun hidungnya yang tajam bisa mencium bau harum masakan dibawah.

Tanpa memperdulikan penampilannya yang masih acak acakan erza langsung melompat turun dan berlari menuju dapur.

“Maaf, Erza memang punya selera makan yang banyak” ucap Amon.

Lina memakluminya. “Sungguh? Kalau begitu sangat berguna aku dipekerjakan disini” ucapnya santai lalu mulai merapikan tempat tidur Erza.

Amon pergi dari sana, dia menghampiri Erza yang ternyata sudah menghabiskan setengah makanan dimeja. Sekarang Amon tau kenapa Lina mengatakan dirinya berguna, dia memasak makanan sangat banyak dalam waktu singkat.

Dengan mulut penuh daging Erza memanggil Amon kesenangan. “Tumben sekali kau masak sebanyak ini, bahkan semua ini sangat enak!” ucap Erza sedikit terputus putus karena mulutnya penuh.

“Maaf nona, bukan saya yang membuatnya” jawab Amon membuat makan Erza berhenti, gadis itu langsung menatap Amon sambil menghentikan kunyahannya.

“Lalu siapa?” bingung gadis itu sambil menatapi semua makanan yang berada diatas meja makannya.

“Saya nona” ucap Lina sambil membungkuk sopan.

Erza menatap Lina berbinar, kagum dengan caranya membungkuk dan kagum dengan masakannya yang bisa se enak Amon. “Baiklah, kau boleh kerja disini!” ucapnya antusias.

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang