BAB?: Give and Take 3

2K 194 19
                                    


Give and Take

Criss maupun Adam hanya ingin mereka merasakan rasa sakit yang sama, sama seperti yang adik adik mereka rasakan.

.

.

.

Didalam hutan yang gelap gulita, terlihat seorang gadis berlari dengan wajah pucat penuh luka membawa seorang anak dipunggungnya. Menghiraukan darahnya yang terus menetes jatuh, memperburuk luka luka ditubuhnya karena tidak segera mendapatkan perawatan.

Tepat dibelakangnya, dua ekor serigala berbulu putih kecil berlari menyusul setiap hentakan kakinya. Mereka adalah Celin dan Celina, namun entah mengapa Erza merasa sedikit aneh dengan raut wajah keduanya.

Raut wajah mereka datar dan matanya tampak kosong seperti orang yang sedang melamunkan sesuatu, dan itu terjadi sejak awal mereka bertemu didapur.

Dimana saat itu Erza melihat semua omega didalam pack dan beberapa warrior terikat dalam satu tempat dengan wajah ketakutan meminta pertolongannya untuk segera dilepaskan. Celin dan Celina dengan santainya duduk diatas kursi dihadapan mereka, menatap kehadirannya dengan mata kosong juga raut datar yang tidak mengisyaratkan setitik rasa takut.

Walaupun begitu Erza tetap membawa mereka pergi setelah melepaskan beberapa warrior agar membantunya menerobos jalan, tentu dia tidak mengatakan jika dirinya akan memanfaatkan penyerangan ini untuk melarikan diri.

'Apa yang terjadi kepada mereka?' pikirnya disepanjang perjalanan, banyak sekali opsi yang Erza pikirkan dengan keadaan sikembar.

'Apakah mereka sudah dimanipulasi? Tapi jika itu benar kenapa mereka tidak menolak bahkan melawan saat kuajak pergi' pikirnya lagi kebingungan sebelum memutuskan untuk kembali fokus menatap jalanan hutan yang gelap gulita.

Mengeratkan gendongannya, selain kebingungan disepanjang perjalanan dia juga merasa iba dengan keadaan Criss saat ini. Saat Erza tiba dirumah kecil itu semua sudah terlihat berantakan dan hancur, dia bisa melihat mayat bergeletakan disana.

Dan saat Erza menemukan Criss, dia tidak bisa mengatakan apapun selain merasakan sakit setelah melihat mayat anak anak kecil itu ditumpuk dengan keadaan yang menggenaskan. Disitulah Erza menemukan Criss dalam keadaan pingsan disamping mayat adik adiknya.

Menghela nafas menenagkan dirinya Erza melirik kekanan juga kiri dengan tatapan waspada, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk berlarut larut dalam rasa sedih kehilangan. Sekarang adalah waktunya untuk mereka keluar dari tempat ini secepat mungkin.

Kesempatan ini tidak akan datang untuk kali kedua ataupun menunggunya, maka dari itu dia harus fokus untuk segera pergi dari tempat ini.

Tidak bisa Erza pungkiri jika dia merasa ada yang aneh dengan tempat ini, peperangan jelas masih terjadi di Red Mood Pack.Tapi bagaimana bisa dia tidak mendengarkan apapun, saat Erza masih berada disana telinganya terasa ingin pecah mendengar suara gaduh yang luar biasa keras.

Dan saat dia sampai ditempat ini, Erza tidak mendengarkan apapun selain suara serangga dimalam hari.

Seperti tidak ada apapun yang terjadi didalam hutan ini. Selain itu Erza merasa jika dirinya hanya berputar putar diarea yang sama selama beberapa jam setelah pergi dari tempat Criss.

Menggigit bibirnya, Erza memejan mata sejenak saat kembali merasakan perutnya yang meronta kelaparan, membuat kepalanya terasa begitu sakit disaat yang bersamaan. Melihat jari tangan kirinya yang mulai menghitam, dia sudah berada pada batasnya.

Ia ingat dimana letak barrier itu berada, dan Erza tau jika dirinya masih jauh dengan tempat itu sekarang. Dia bahkan belum menemukan pondok yang biasa digunakannya membaca pada sore hari,

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang