BAB XIII: Carl

14.2K 1K 14
                                    


CARL

“Selamat datang kakak” ucap Amon senang namun masih terlihat sopan.

Seseorang yang datang itu adalah Carl, dengan setelan lengkapnya seperti biasa. Carl tersenyum menanggapinya.

“Kau tidak mempersilahkanku masuk dan duduk?” tanya Carl sedikit bergurau.

“Tentu kak, maafkan saya. Silakan masuk” ucap Amon sedikit kelabakan lalu membuka pintu rumah lebar.

Carl masuk lalu menatap sekeliling rumah yang masih terlihat sama, hanya saja semua barang disana mulai merambat ke era modern. Carl berhenti sejenak lalu menoleh kearah Amon sambil tersenyum.

“Sepertinya kau merawat rumah ini dengan baik, rumah ini masih terlihat sama seperti dulu” puji Carl yang tiba tiba teringat kepada Ratunya.

“Tentu saja kak, ini adalah rumah sang Ratu. Saya akan menjaganya dan merawatnya dengan baik” jawab Amon.

Lagi lagi Carl dibuat terkesan dengan apa yang dikerjakan Amon. Setelah mendudukkan dirinya disebuah sofa, dia menatap Amon lembut.

“Bagaimana kabar nonamu? Aku ingat kau menjaga seorang Demon Blood” tanya Carl santai, namun Amon tampak terdiam mendengar pertanyaan itu.

Melihat kebisuan Amon, Carl mulai mengerutkan keningnya curiga. “Apa yang terjadi?” tanya Carl langsung ke intinya, dia sudah cukup berbasa basi kali ini.

Tiba tiba Amon menekuk lututnya lalu meminta maaf. “Maafkan saya, saya tidak bisa menjaganya dengan baik” ucap Amon ketakutan.

Carl sebenarnya tidak selembut penampilannya, sifat aslinya sangatlah kejam. Dan baginya tidak ada yang bisa diampuni jika melalaikan tugas.

Amon gemetar ketakutan, wajah pucatnya tampak semakin pucat. Namun semua itu terhenti saat merasakan sebuah tepukan dipundaknya, Amon mendongak menatap Carl yang sudah bangkit dari duduknya.

“Dimana dia?” tanya Carl dengan wajah dingin.

Dengan segera amon bangkit lalu menuntun Carl menuju kamar Erza. Beberapa kali juga Carl mengamati sekitar sedikit penasaran juga bingung.

Amon berhenti didepan salah satu pintu lalu membukanya, mempersilahkan Carl untuk masuk kedalam. Carl mendekati ranjang itu lalu menatap iba pada nasib Demon Blood yang satu ini.

Disikapnya selimut yang dipakai Erza oleh Carl perlahan, dan disitulah Carl semakin tidak suka. Dia menoleh kearah Amon yang menunduk, siap menerima kemarahannya yang ingin meletup.

“Menggenaskan!” komentar Carl menatap Amon tidak suka.

“Maafkan saya” ucap Amon tidak berani menatap Carl.

“Ku pikir kau bisa menjaganya, ternyata tidak. Gadis itu hampir hancur!” marah Carl sedikit berteriak.

Amon hanya diam tidak berani menjawab.

“Kapan kontrak ayahnya berakhir?” tanya Carl penuh amarah.

“Hari pertama golden moon” jawab Amon.

Carl seketika memijat pelipisnya. “Aku tidak mau tau, gadis itu harus sembuh total. Carikan dia tumbal lebih banyak, hubungi ayahnya agar orang itu ikut menyumbang”

Amon hanya mengangguk paham.

“Jangan biarkan gadis itu terluka lagi, aku akan mengirim Lina dan Albert kemari untuk membatumu menjaganya” ucap Carl.

“Baik kak, besok nona juga akan kembali pergi kesekolah” jelas Amon.

“Bagus, aku akan menghubungi tuan Glenn untuk menjaganya. Biar tuan Glenn yang mengurus penjagaan di sekolah, aku harap kau tidak mengulanginya dan bisa menjaganya dengan benar mulai sekarang” ucap Carl lalu berjalan menuju pintu.

Carl kembali menoleh, melupakan 1 hal yang membuatnya kebingungan sedari tadi. “Kenapa kau tidak menempatkannya dikamar Ratu?”

“Saya tidak berani merusak segala tatanan disana hanya untuk penghuni baru, saya ingin agar kamar itu tetap menjadi miliknya”

Mendengarnya Carl hanya mengangguk paham, dia tau Amon sangat terobsesi dengan segala hal tentang Ratunya.

“Aku pamit pergi, akan segera kukirim 2 orang itu kemari”

Carl melenggang pergi, tanpa harus susah susah berjalan dia langsung telport kedalam mobilnya. Sambil menyalakan mesin lalu melajukannya kedalam hutan lagi, dia memikirkan Amon.

Dia tau Amon tidak seperti dirinya yang langsung diciptakan oleh Raja terdahulu, justru dia yang menciptakannya. Namun alasan Carl memilih Amon untuk menjaga seorang Demon Blood bukanlah tanpa sebab.

Amon bisa dikatakan dapat dipercaya dan kuat, mungkin kelalaiannya dalam menjaga nonanya bukan salah Amon sepenuhnya. Mungkin dia bingung karena harus mengurus semua hal diwaktu yang bersamaan.

Sedangkan dirinya, Carl bahkan merasa ringan dan baik baik saja saat waktunya harus dibagi oleh bermacam macam hal. Antara Ratunya, nonanya, tumbalnya, juga semua perusahaan. Dia bisa membagi dirinya, mengirimnya ketempat lain sedangkan dirinya fokus pada Heronie.

“Hah, kenapa semua masalah ini mulai berdatangan lagi” protes Carl dengan wajah tertekuk.

“Aku harus merekrut demon guard lagi sekarang! Dunia semakin gila, menyewa para bodyguard padaku dengan imbalan nyawa” ucap Carl tertawa kecil.

“Heronie pasti senang melihat aku membawa banyak cemilan untuknya”

.
.
.

Tbc

Wkwkwk, yang pernah baca The Legend of Rose walau sekilas pasti tau nih siapa Carl😂

Entah kenapa aku ter php dengan tulisan sendiri😂 Aku kira bakalan bisa up 3 bab langsung, ternyata cuma 2😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah kenapa aku ter php dengan tulisan sendiri😂
Aku kira bakalan bisa up 3 bab langsung, ternyata cuma 2😂

#dasaraku

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang