Seseorang menepuk bahu Mira membuat cewek itu menoleh, "Iya sih udah cantik, tapi kalau hasil morotin si Mark, wah hebat juga ya lo?" katanya dengan muka yang julid lalu mengibaskan rambut panjangnya.
Mira menghela nafasnya berat, cewek itu menunduk takut sambil bilang permisi lalu mengambil langkah untuk pergi.
Lagi pusing mikirin Mark, tambah pusing pula ada yang berani terang-terangan nuduh dia kayak begitu.
Tapi si cewek rambut panjang barusan belum puas lalu bicara dengan suara yang nyaring sampai beberapa orang yang di sekitaran koridor melirik dirinya dan Mira.
"Main sampe mana nih Mir? Udah berapa kali? Hati-hati ntar bunting!"
Mira menghentikan langkahnya, mendengar itu membuat Mira jadi ingat masa lalunya. Kalau saja waktu dulu dia gak berusaha kabur, apa dia bakal hamil?
"Haram tau gitu-gituan cuma buat di bayar si Mark terus mempercantik diri," tambah lagi nyinyiran dari orang lain. Ah, bahkan banyak sekali yang bicara sekarang.
Tanpa sepengetahuan Mira, jauh di belakangnya Mark berjalan cepat menghampiri dan ingin melindungi gadisnya. Enak aja di katain gitu-gituan, Mark cium Mira di bukit waktu itu aja merasa bersalah sampai berhari-hari.
Lalu terdengar yang paling nyaring, "Punya orang tua nggak sih? Kok tingkahnya kayak nggak pernah di ajarin?"
Mark sama Mira jelas kaget di tempatnya masing-masing, keduanya jadi mikir sama yang di bicarakan orang itu. Kalau saja si Ayah tau, nasib dia gimana ya abis ngomong gitu depan orangnya?
Mark menatap sinis cowok yang barusan ngomongnya sambil bawa-bawa nama orang tua, mulutnya siap balas dengan kata-kata yang lebih pedas.
Di sudut lain, Dayana dan keempat temannya yang lagi nyari keberadaan Mira gak sengaja dengar keributan juga ikut marah dengar cowok tadi bicara yang gak sopan. Kelima cewek itu juga tanpa ragu melangkah cepat ingin melabrak si cowok kurang ajar itu.
Tapi ketika tinggal beberapa langkah lagi, mata Mark dan kelima temannya Mira itu melebar kecil melihat Mira sendiri yang menghampiri orang itu.
Gak hanya mereka, semua orang jadi diam melihat Mira mengambil tindakan.
"Biar di pastiin, kamu mau aku telpon Ayah aku terus tanyain aku suka di ajarin bertingkah seperti apa?" tanya Mira dengan wajah datar dan pembawaan yang sangat santai.
"Widiihhh, udah aku-kamu aja, lo mau jadiin gue korban juga selain Mark?" kata si cowok itu meledek membuat sebagian orang di sana tertawa bersamanya.
Mira tersenyum tipis, "Kok jadi bahas Mark? Kan aku lagi bahas soal orang tua, kamu yang mulai kan?" katanya terdengar sinis, si cowok kaget dengar ucapan Mira.
"Apaan sih lo?!!" sewot si cowok itu sambil mendorong bahu Mira agar cewek itu mundur, melihat itu Mark hampir saja mengambil langkah lagi kalau saja Mira gak maju lagi memasang wajah yang agak tengil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Boyfriend: Love On Campus
Fanfiction[completed] Tentang Mira dengan segala kesederhanaannya dan tentang Mark yang slalu berusaha menjadi pacar yang sempurna. ft. Mark Lee, Mina Kang ©eipayow, 2020