10 | Boyfriend

966 143 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Mira menguap sambil menutup mulut dengan tangan kirinya, cewek itu menyandarkan kepalanya ke tiang halte dan memeluknya dengan kedua tangannya lalu menutup kedua matanya.

Duduk sendirian di halte dengan posisi mengantuk dan seluruh tubuhnya yang pegal-pegal entah karena apa, belum lagi ini jam lima sore dan nggak ada angkutan umum yang lewat.

Mira mau nangis aja rasanya.

Walaupun memang masih banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berkeliaran, tapi kan itu pada di dalam dan dari gerbang ke luar kan sepi. Serem nggak sih kalau tiba-tiba ada preman terus malak Mira? Haduh, jangan deh kalau boleh, Mira bukan dari kalangan orang-orang yang masuk ke dalam list orang kaya turunan. Ayah cuma buka toko baju dan Bunda cuma sebagai ibu rumah tangga.

Lalu terlintas wajah seseorang di benak Mira, wajah Mark tiba-tiba lewat dengan senyum manisnya menawarkan tumpangan tanpa imbalan seperti biasanya dengan embel-embel label 'pacar' biar Mira nggak bisa nolak.

Entah kenapa itu yang menjadi harapan Mira sekarang.

Mira membuka kedua matanya, baru ingin meraih hape dalam tas tapi tiba-tiba lagi Mira jadi merasa nggak enak. Cewek itu cemberut manyun.

"Telpon nggak ya? Dia lagi sibuk nggak ya? Dia lagi istirahat nggak ya? Nanti ganggu gak ya? Lagian juga ini udah ke sorean, pasti capek sih dia kan dapet dua matkul kayak aku. Belum mungkin kesibukan lainnya kan? Ngumpul sama temen-temen misalnya." rengek kecil Mira dengan ekspresi menahan tangisnya.

"Tapi kan Mark pernah bilang kalo apa-apa boleh telpon terus minta tolong," lanjutnya kembali ingat memori saat Mark ngambek karena Mira nggak mau diantar pulang sama dia. "Tapi kan nggak enak juga kalo minta tolong sekarang, gimana kalo dia lagi sama temen-temennya??? Ish malu banget kalo entar diledekin sama temen-temennya, apalagi ada si Geri kan dikumpulan dia tuh." kata Mira lagi jadi ngomel sendiri.

Lalu Mira menegakkan tubuhnya, wajahnya jadi berseri mendadak. "Iya juga, bisa minta Geri aja kan??" katanya lalu cepat-cepat meraih hapenya yang di dalam tas.

Nggak tunggu lama lagi dan tanpa ragu sedikitpun Mira langsung menghubungi Geri, beruntung langsung di angkat.

"Kenapa?" tanya Geri spontan ketika mengangkat telpon dari Mira.

"Kamu dimana?" tanya balik Mira.

"Warung belakang kampus, ngopi nih sama anak-anak. Kenapa? Mau ngopi? Kan lagi diet?" ucap Geri langsung bawel.

Mira berdecak sebal, "Apa sih ngopi-ngopi!!! Mending kamu ke gerbang utama sama motor vespa kamu, terus berhenti depan halte, terus---

"Cowok kamu aja sih, ada juga nih disini. Aku kasih ya telponnya??"

"HEEHHH!!!" Mira teriak secara otomatis, lalu terdengar tawa dari sebrang sana memperjelas Geri sedang meledeknya.

"Kenapa sih masih gengsi segala? Dia juga lagi mainin hapenya tuh-- BANG NUNGGU DI CHAT SI MIRA YA??"

[1] Boyfriend: Love On CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang