Sudah dua hari Ali tidak pulang, anak buahnya mengatakan ada penyerangan di markasnya sehingga mengharuskan Ali melihat situasi disana benar saja markasnya sudah dikepung oleh musuh bebuyutan Ali rupanya dia sudah berani menyerang Ali sekarang
Karena tanpa persiapan apapun akhirnya markas Ali tampak kacau untung saja Ali jago dan ahli dalam beladiri jadi dia bisa melumpuhkan musuhnya
"Katakan pada Bosmu kalau memang dia berani hadapi aku secara langsung" Ali mencengkram kerah baju anak buah musuhnya
"Dan bilang padanya dia adalah seorang pengecut" setelah itu Ali melepaskan orang itu dengan cepat orang itu melarikan diri
"Tuan kau terluka" Ujar Gery saat melihat lengan Ali mengeluarkan darah
Memang lengannya sempat tertembak tadi, Ali seakan tidak merasakan kesakitan apapun meskipun lengannya banyak mengeluarkan darah
"Mari aku obati Tuan" Ali hanya mengikuti Gery saja
Gery mempersiapkan semua alatnya untuk mencabut peluru yang bersarang di lengan Ali
Pertama Gery membersihkan luka Ali dengan alkohol dan antiseptik setelah itu Gery membedah lengan Ali dengan pisau kecil yang telah dia siapkan setelah peluru itu terlihat Gery mengambilnya dengan alat khusus
Setelah itu Gery kembali membersihkan luka Ali dengan alkohol juga antiseptik lalu dia mulai menjahit luka Ali setelah selesai dia membalut luka Ali dengan perban
"Sudah tuan" Ali bangkit dari duduknya dan pergi berlalu tanpa mengatakan apapun
Tidak ada ucapan kesakitan selama Gery mengoperasinya tadi wajahnya tampak biasa saja seolah luka itu hanya luka kecil biasa padahal jika orang biasa yang merasakannya pasti akan menahan sakit setengah mati
Bagi Ali luka itu tidak akan menyakitinya, lukanya telah lama kering setelah kepergian sang Ibu tidak ada lagi luka yang bisa membuat Ali merasakan sakit dia sudah kebal
Ali pulang kerumahnya dan disambut khawatir oleh Sonya karena melihat pakaian Ali berlumuran darah dan lengannya yang di balut perban
"Aku tidak apa" Kata Ali saat Sonya menanyakan keadaannya dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya
"Ternyata kau bisa terluka juga aku pikir Iblis sepertimu tidak pernah terluka" Ali menghentikan langkah kakinya mendengar penuturan Prilly
"Bahkan aku tidak merasa sakit sedikitpun" jawab Ali
"Oh ya? Ternyata kau sangat kuat aku kagum padamu" ejek Prilly, Ali membalikkan tubuhnya dan menatap Prilly tajam
"Jangan pernah mencoba memancing kemarahanku atau kau akan menyesal" Ujar Ali dingin mampu menusuk siapa saja yang mendengarnya
"Memang apa yang bisa kau lakukan saat marah? Membunuhku? Bahkan keahlianmu memang hanya membunuh orang yang tak bersalah"
"Diam kau atau aku akan melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan padamu" bentak Ali membuat Prilly diam baru pertama kali ini dia melihat Ali Marah dan itu sangat menyeramkan
Ali kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya dua hari ini dia tidak bisa beristirahat sama sekali
"Prilly, sebaiknya kamu jangan memancing kemarahan Ali"
"Kenapa? Aku tidak takut padanya"
"Bukan masalah takut atau tidak, Jika Ali sangat marah dia tidak akan berpikir lagi untuk menyakiti seseorang meskipun orang itu adalah orang yang dia sayangi, setelah itu dia akan sangat menyesal"
"Apa mungkin Monster seperti dia bisa merasakan kasih sayang? Aku rasa tidak" Prilly pun berlalu, entah kenapa orang-orang disini selalu membela Ali padahal sudah jelas Ali itu Monster.
"Kamu tidak tahu saja Prill kalau Ali sebenarnya sangat baik" gumam Sonya
Ali merebahkan tubuhnya dikasur bagaimana pun juga dia adalah manusia bisa merasakan sakit
Rasa nyeri dilengannya memang sedari tadi terus berdenyut tapi tidak Ali hiraukan ini sudah biasa baginya.
"Ali apa lukanya sangat sakit?"
"Tidak."
"Aku tahu ini pasti sangat sakit seharusnya aku tidak membiarkan kau pergi kemarin"
"Sudahlah Sonya, aku tidak mungkin membiarkan anak buahku mati sia-sia"
"Kau memang selalu seperti itu"
"Mereka punya keluarga yang menunggu mereka pulang, aku tidak mungkin membiarkan mereka celaka karena melindungiku"
"Baiklah, kau istirahat saja jika kau perlu apa-apa panggil aku saja"
Sonya meninggalkan kamar Ali, Ali memejamkan matanya tak lama dia tertidur.
Prilly tampak gelisah entah apa penyebabnya dalam benaknya dia bertanya apa kata katanya sudah sangat keterlaluan sehingga membuat Ali sangat marah? Tapi segera dia tepis pemikiran itu untuk apa dia memikirkan perasaan Orang yang telah menghabisi Ibunya
"Ck. Ayolah Prilly jangan pikirkan perasaannya kau sudah benar dengan mengatakan itu semua" gumam Prilly pada dirinya sendiri
Prilly berjalan kearah cermin besar yang ada dikamarnya yang memperlihatkan pantulan dirinya sendiri
"Lihatlah dirimu sekarang! Kau tidak punya siapa siapa lagi sekarang karena Monster itu kau tidak boleh merasa kasihan padanya kau harus bisa seperti dia"
"Tujuanmu sekarang hanyalah kehancuran 'Alianka Alaska'." Ujar Prilly pada bayangannya sendiri
"Semakin cepat dia melaksanakan rencananya semakin cepat pula Ali akan hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali
ActionDia bagaikan Malaikat berhati Iblis, dia tidak akan segan melakukan apapun untuk mendapatkan segala keinginannya. Jangan lupa Follow, Vote, Komen dan Share cerita ini