29

1.3K 128 3
                                    

Sahurr.... sahur...

Selamat menjalankan ibadah puasa..

Happy readings..



Tepat pada pukul 12 malam Prilly membuat kejutan untuk Ali, dia mengadakan pesta kecil-kecilan dan nanti sorenya dia akan mengadakan syukuran atas bertambahnya usia Ali dan juga hari jadi pernikahannya yang ke tiga bulan Ali tampak sangat bahagia di sana sudah terkumpul semua orang termasuk Zia yang mengucapkan selamat Ulang tahun untuknya dan memberikannya hadiah.

Anak buah Ali datang dengan bungkusan kado di tangannya dia meletakkan itu di atas meja

"Tadi ada yang mengirimkan ini dan menaruhnya di depan gerbang waktu saya mau liat siapa orang itu keburu lari dan pergi" ujar Anak buah Ali itu

"Yasudah terimakasih" Ali mendekati kotak kado itu dia menyentuhnya dan membuka isinya

Di dalam sana ada salinan hasil pemeriksaan Prilly tadi pagi, Ali tak membukanya dia melihat satu amplop kecil terselip dia membukanya dan membacanya

"Bagaimana jika ku beritahu pada semua orang jika istrimu tidak bisa hamil? Bagaimana reaksi mereka dan bagaimana terpukulnya Prilly saat aib nya di ketahui orang lain?"

Prilly menjatuhkan gelas di tangannya, dia tidak sengaja membaca tulisan itu sungguh hati perempuan mana yang tidak sakit saat dirinya tidak bisa memiliki Anak? Tidak ada yang mau seperti ini bahkan Prilly pun tidak mau jika boleh memilih dia ingin sekali memberikan Ali banyak sekali keturunan.

"Prilly" Ali menyentuh bahu istrinya yang berkaca-kaca

"Aku gak papah kok li, aku ke kamar ya kalian lanjutin aja" Prilly beranjak air matanya tidak bisa lagi dia bendung sebagai seorang istri dan wanita dia pasti sangat menginginkan anak dan memberikan keturunan tapi dia bukanlah perempuan yang sempurna dia cacat.

"Kenapa? Hiks, kenapa harus aku yang mengalami semua ini? Hiks apa salahku?" Prilly membenamkan wajahnya di antara bantal hatinya terluka apalagi dia membayangkan reaksi orang-orang yang tahu jika dirinya tidak bisa memberikan keturunan bagi orang besar seperti Alianka Alaska.

"Prilly" buru-buru Prilly menghapus air matanya saat Ali menghampirinya

"Iya, ada apa?" Prilly tersenyum meski hatinya sedang terluka setidaknya dia harus menyembunyikan luka itu hari ini.

"Ini" Ali menyodorkan sebuah amplop yang langsung di terima Prilly, seketika dia membulatkan matanya.

"Bagaimana ini mungkin?" Tanya Prilly tak percaya

"Mungkin saja, sayang mulai sekarang jangan bersedih lagi, nanti siang aku akan mengajakmu menemui Azka"

"Azka? Anak kecil yang di panti itu?"

"Iya, aku akan menjelaskan siapa Azka sebenarnya"

"Benarkah?"

"Ya, sudah saatnya kamu tahu segalanya." Prilly tersenyum kembali, setidaknya dia akan terobati dengan kehadirannya.

"Ali, apa kita bisa membawa Azka kemari?"

"Kenapa?"

"Aku pikir kalau Azka ada di sini aku tidak akan merasa bosan menunggu mu pulang, aku akan bermain bersama Azka sepanjang hari"

"Sebetulnya sangat beresiko membawa Azka keluar dari panti itu tapi demi dirimu aku akan melakukannya" Ali tersenyum manis

"Terimakasih ya Li, sekarang aku merasa lebih baik." Ali merangkul Prilly membawanya ke dalam pelukannya.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang