24

1.3K 118 0
                                    

Hati itu Prilly mendatangi kediaman Zeyn tanpa sepengetahuan Ali, memang hubungan keduanya sudah membaik tapi tetap saja Prilly masih ragu karena itu dia mendatangi kediaman Zeyn tapi nyatanya dia tidak menemukan Zeyn di sana hanya ada ibunya

Linda atau Rose itu telah menantikan kehadirannya sejak lama, dia tersenyum ke arah Prilly senyum yang tidak dapat di artikan

Seperti biasa Prilly bersikap kepada wanita tua itu tanpa merasa curiga karena memang sikap orang tua itu sangat baik selama dia mengenalnya

"Apa kau ingin bertemu dengan putraku?"

"Ya, aku ingin bercerita sedikit"

"Cerita apa? Ceritakan saja padaku siapa tahu aku bisa memberikan solusi" Prilly tampak ragu tapi dia menyingkirkan segala keraguan itu

"Aku mulai menyukai suamiku, bahkan mungkin aku sudah tertarik padanya apalagi cara dia memperlakukanku" ungkap Prilly, Rose tampak diam tak bergeming hingga akhirnya dia membuka suara

"Kau menyukai nya? Apa kau tidak waras? Dia itu adalah pembunuh ibumu"

"Aku tahu, tapi aku tidak bisa membendung perasaanku, aku sudah terlanjur mencintainya lagi pula Ibu pasti bahagia melihat aku bahagia"

"Kau salah nak, Ibu mu tidak akan pernah tenang sebelum kau membalaskan dendammu padanya, apa kau pikir dia akan bahagia melihat putrinya yang dia pikir akan membalaskan kematiannya justu mencintai pembunuhnya?" Prilly diam, haruskah dia membendung perasaan cintanya atau membangkitkan dendamnya

"Ingatlah bagaimana dia menghabisi ibumu persis di depan matamu, apa salahnya? Sehingga dia di habisi seperti itu bahkan kau sendiri yang bilang kalau kau tidak melihat jasad ibumu di kubur dengan layak atau tidak bagaimana jika Ali membuangnya menjadikannya sebagai makanan hewan buas? Apa kau pikirkan itu selama ini" Prilly masih diam tidak tahu apa yang harus dia perbuat hatinya bimbang antara cinta atau dendam?

"Jika kau masih dilema aku akan membantumu" Prilly menatap Ibunya Zeyn ada keraguan di hatinya mempercayai Wanita ini tapi...

"Aku akan membantumu membalaskan dendam kematian Ibumu"

"Bagaimana caranya?" Tanya Prilly sungguh dia ingin menolak segala cara untuk menghancurkan Ali suaminya, bagaimana pun juga dia adalah suaminya baik dan buruknya dia Prilly harus bisa menerimanya.

"Kau ikuti saja permainanku dan tanda tangani ini agar kau tidak bisa lari dari perjanjian ini suatu hari nanti" Seolah sudah menyiapkan segalanya wanita itu menyodorkan sebuah berkas ke hadapan Prilly

Prilly ragu, benarkah apa yang di lakukannya ini? Menyesalkah dia suatu saat nanti?

"Ini demi Ibumu, coba kau bayangkan lagi bagaimana Ibumu di habisi"

Bayang-bayang kematian Ibunya melintas di benaknya bagaimana Ali menembaknya dan bagaimana ibunya tiada di hadapannya dia teringat akan sumpah nya dulu, apa kah harus dia mengingkari sumpahnya?

Prilly memejamkan matanya, hatinya memang belum sepenuhnya mencintai Ali masih ada dendam dalam hatinya dan sekarang dendam itu menguasai hatinya

Hingga kesalahan itu terjadi, tanpa berpikir lagi Prily menandatangani berkas perjanjian itu tanpa membacanya terlebih dahulu dan sekarang dia menyesali semuanya.

Prilly menghela nafasnya untuk yang kesekian kalinya, rasanya sesak mengingat itu semua apalagi sekarang Ali terlihat sangat mencintainya bahkan dia rela menikah kembali dengannya hanya karena dulu pernikahan mereka di penuhi dendam.

Haruskah sekarang Prilly melibatkan Ali dalam permasalahannya dengan ibunya Zeyn yang menuntut isi perjanjian itu? Tidak. Ali tidak boleh tahu soal ini atau Ali akan berada dalam bahaya

Prilly tahu ibunya Zeyn bukanlah wanita biasa, ada sesuatu dalam dirinya yang tak bisa Prilly tebak tapi yang pasti Ibunya Zeyn menginginkan kekayaan yang tersimpan di ruang rahasia Ali

Entah wanita tua itu tahu dari mana jika Ali menyimpan harta sebanyak itu yang jelas di dalam perjanjian itu tertulis Prilly harus memberikan Harta itu padanya bagaimana pun caranya

Prilly merebahkan tubuhnya di samping Ali yang terlelap, kenapa baru saja dia ingin memulai hubungan dengan suaminya justru datang badai? Apakah ini pertanda jika dia dan Ali tidak bisa bersama? Tidak. Mereka berdua di takdirkan untuk terua bersama

Takdir itu sudah di tulis, dan jika memang takdir itu bisa di pilih maka Prilly akan memilih takdirnya untuk terus bersama suaminya apapun resikonya

Ya resiko yang harus di tanggung Prilly karena melanggar perjanjian itu, Prilly bingung jika dia melanggar perjanjian itu maka nyawa Ali jadi taruhannya tapi jika dia terus meneruskan ini maka Ali akan meninggalkannya

Jalan mana yang harus dia pilih? Di tinggal atau meninggalkan? Dia tidak bisa memilih di antara keduanya, Prilly sadar dia sudah jauh terjatuh kedalam cinta Ali sehingga tidak mudah untuknya keluar begitu saja.

Linda. Nama itu terus terngiang di pikiran Prilly, kenapa wanita itu begitu menginginkan kehancuran Ali? Karena Ali telah membunuh menantunya? Prilly rasa tidak! Zeyn saja yang sebagai suaminya tidak menuntut apapun kepada Ali apalagi sekarang kebenaran itu terungkap jika bukan Ali yang membunuh istrinya lantas apa hak mertua meminta keadilan menantunya kepada orang yang tidak bersalah?

"Kau belum tidur" suara Ali mengejutkannya, Prilly menatap kearah Ali yang masih memejamkan matanya

"Tidurlah ini sudah malam, jangan banyak pikiran aku tahu dari tadi kau merasa gelisah ada apa hmm?" Kali ini Ali membuka matanya menatap mata Prilly

"Aku tidak memikirkan apapun"

"Bohong"

"Aku tidak berbohong"

"Jujur saja padaku, aku tahu dari sorot matamu meyiratkan kebohongan"

"Aku..."

"Apa kau memikirkan perjanjianmu dengan Ibunya Zeyn?" Prilly terkejut, bagaimana bisa Ali mengetahuinya?

"Jangan terkejut, bagiku mengetahui itu semua mudah, dengarkan aku..." Ali menangkup pipi istrinya

"Jangan pernah dengarkan apa kata orang lain cukup dengarkan isi hatimu, soal ancamannya biar aku yang akan membereskan karena aku sudah berjanji selama kau bersamaku aku akan selalu menjagamu hingga nafas terakhirku"

"Aku harus mengatakan Apalagi soalmu? Kau suami yang baik bahkan yang terbaik, aku beruntung memiliki kamu dalam hidupku terimakasih untuk semuanya" Prilly berhambur kepelukan Ali bagaimana bisa Ali tidak marah padanya karena sudah melakukan kesalahan?

"Jangan berterimakasih aku melakukan ini karena aku mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu. Jangan pikirkan pikirkan soal ini lagi biar ini menjadi tugasku melindungi istriku" Ali membalas pelukan istrinya begitu erat menyalurkan rasa cintanya kepada istrinya.

Dalam hidupnya Ali akan selalu melindungi istrinya meski nyawa taruhannya dia tetap akan melindunginya, karena baginya Prilly adalah segala-galanya.

.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang