Hari-hari berlalu tak terasa sudah dua bulan Ali dan Prilly menjalani pernikahan setiap harinya ada saja yang membuat Prilly merasa perempuan paling bahagia karena ulah Ali dan selama itu pula sesuai janjinya Zia tidak pernah mendekati Ali lagi, mereka memang tinggal bersama tali Zia seolah menghindar setiap berpapasan dengan Ali dan juga Prilly.
Hueekk... Hueekk
Prilly terus memuntahkan isi perutnya karena rasa mual yang melanda sudah tiga hari Prilly merasa mual dan pusing membuat Ali khawatir
"Kita ke Rumah Sakit ya" Prilly menggeleng lemah, dia membersihkan mulutnya dan kembali berbaring di kasur
"Aku khawatir sama kamu takut kamu kenapa-napa"
"Aku enggak kenapa-kenapa Li, aku cuman butuh istirahat"
"Tapi muka kamu pucet banget"
"Aku baik-baik aja udah sana kamu kerja aja"
"Aku gak bisa ninggalin kamu"
"Kamu tenang ya, di sini kan Ada Sonya yang nemenin aku" Ali tampak berpikir
"Baiklah, aku tinggal tapi ingat kalau ada apa-apa cepat hubungi aku" pesan Ali Prilly hanya mengangguk.
"Sonya jaga Prilly baik-baik dan selalu kabari aku"
"Iya, aku akan mengabarimu terus" Jawab Sonya
Ali menghela nafasnya, Dengan berat hati dia meninggalkan Prilly kalau saja tidak ada yang sangat penting di kantor Ali pastikan dia akan tetap menemani Prilly dan memaksa istrinya untuk di periksa dokter
"Prilly, apa bulan ini kau sudah datang bulan?" Tanya Sonya tiba-tiba, Prilly melihat tanggal dan benar saja Prilly sudah telat hampir dua minggu dan dia tidak menyadari itu, apa dia sedang mengandung sekarang?
"Coba kita cek ke dokter siapa tahu positif" Prilly nampak berpikir
"Bagaimana kalau hasilnya tidak sesuai?"
"Kita coba saja dulu"
"Baiklah, semoga saja hasilnya seperti yang aku inginkan dan ini bisa jadi kado terindah untuk Ali karena sebentar lagi dia Ulang Tahun" Prilly tersenyum manis, membayangkan bagaimana bahagianya Ali saat Prilly benar-benar hamil.
"Sekarang cepat bersiaplah" Prilly mengagguk
Sonya berjalan keluar kamar Prilly dan mendapati Zia sedang berdiri di sana
"Sedang apa kau?" Tanya Sonya
"Aku... Sebenarnya aku ingin melihat keadaan Prilly karena sedari kemarin Prilly terus menerus muntah"
"Dia baik-baik saja jadi kau tidak perlu melihatnya lebih baik kau pergi"
Zia berlalu, Sonya kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Sonya dan Prilly sudah sampai di rumah sakit, setelah tadi mendaftar dan sekarang dia sedang menunggu antrian.
Tak lama nama Prilly di panggil, Prilly dan Sonya masuk ke dalam ruangan dokter kandungan dan duduk di hadapan dokter, dokter itu tersenyum kearah keduanya.
"Ada keluhan?" Tanya dokter itu
"Begini dok, selama tiga hari ini saya sering sekali mual dan pusing dan pas saya lihat jadwal menstruasi saya ternyata sudah terlambat dua minggu" terang Prilly
"Apa Ibu belum cek dengan testpack?" Prilly menggeleng.
"Ya sudah sekarang Ibu coba cek pakai ini dulu" Dokter itu menyodorkan teatpack dengan segera Prilly mengambil alat tes kehamilan itu dan segera masuk kedalam kamar mandi
Cukup lama Prilly menunggu belum sempat dia melihat hasil nya sebuah Alarm peringatan kebakaran berbunyi Prilly segera keluar dari kamar mandi tanpa membawa testpack nya dia, Sonya dan dokter itu keluar dari ruangan itu tapi seorang satpam mengintruksikan jika Alarm kebakaran tersebut ternyata salah tidak ada kebakaran sama sekali.
Prilly, Sonya dan Dokter yang bernama Diana itu kembali ke ruangannya.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Sonya, Prilly memberikan hasil testpack itu yang menunjukkan garis satu
"Kok bisa?" Heran Sonya
"Itu bisa saja terjadi Bu, kalau memang Ibu masih yakin mengandung mari kita lakukan USG"
Dokter itu pun mempersiapkan alat USG nya, Prilly berbaring diranjang dan menuangkan Gel di perut Prilly, tampak di layar USG tidak ada janin sama sekali.
"Maaf Ibu, Ibu tidak hamil"
"Tapi dok saya sudah terlambat datang bulan selama dua minggu"
"Itu bisa saja terjadi, banyak faktor yang menyebabkan terlambatnya datang bulan"
"Tapi dok, saya juga mengalami gejala mual dan pusing"
"Itu mungkin saja Ibu hanya masuk angin" jelas dokter itu
"Jadi saya gak hamil dok?"
"Mohon maaf Ibu" Prilly tampak lesu, bagaimana bisa dia tidak hamil?.
"Aduhh" Prilly memegangi perutnya yang terasa nyeri
"Prilly kenapa?"
"Sakit banget"
"Dokter ini bagaimana?"
"Sebaiknya Bu Prilly segera di periksa lebih lanjut dan kita akan melihat hasilnya nanti"
Dokter itu pun memeriksa Prilly, mengambil sampel darahnya dan juga serangkaian pemeriksaan lainnya.
Prilly tengah menunggu hasilnya, dia berharap semuanya baik-baik saja, setelah tadi dia kembali di USG semoga kali ini hasilnya lebih baik dan sesuai harapan
Dokter itu kembali dengan berkas di tangannya atas nama Prilly Latuconsina.
"Bagaimana dok hasilnya?"
"Begini Bu, ovarium ibu mengalami penyempitan dan itu mengakibatkan Ibu akan kesulitan memiliki anak" jelas dokter itu
"Enggak mungkin dok"
"Sabar ya bu, kemungkinan Ibu bisa hamil itu sekitar 30-40 persen"
Prilly sudah tidak sanggup lagi mendengarkan penjelasan dokter dia memutuskan untuk pergi saja sebelum dokter itu selesai menjelaskan semuanya
Air matanya sudah luruh sedari tadi, sungguh kenyataan ini membuat Prilly merasa sangat terpukul dia tidak sempurna, dia tidak akan bisa memberikan keturunan untuk Ali
"Prilly" dia menoleh dan mendapati Sonya
"Aku gak bisa kasih Ali anak So"
"Enggak Prilly, masih ada harapan kamu dengerkan dokter bilang apa kamu masih bisa hamil"
"Tapi kemungkinannya itu kecil Son"
"Prilly liat aku, aku selamanya gak akan bisa punya anak" Prilly menatap Sonya seolah menanyakan kenapa?
"Rahimku sudah di angkat karena kecelakaan dan aku tidak akan bisa memberikam Gery keturunan"
"Kamu serius?"
"Aku sangat serius, dan rencananya aku ingin mengadopsi seorang anak dari panti Asuhan kau beruntung masih memiliki harapan sedang kan aku, aku tidak mempunyai harapan itu."
"Tapi bagaimana jika Ali tidak menerimaku?"
"Percayalah Prilly, Ali akan menerima semua kekurangan dan kelebihan kamu dia sangat mencintaimu dan aku yakin Ali tidak akan menuntut apapun dari mu"
"Sonya, tolong jangan katakan kepada Ali kondisiku, biar aku saja yang mengatakan padanya setelah aku siap"
"Aku tidak akan mengatakan apapun"
Kedua nya pergi meninggalkan rumah sakit, seseorang yang mengikutinya sedari tadi tampak tersenyum puas di balik tudung jaket hitamnya
"Ini baru awalnya saja, lihat saja nanti bagaimana aku akan menghancurkan kebahagianmu satu persatu" gumamnya dan pergi.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali
ActionDia bagaikan Malaikat berhati Iblis, dia tidak akan segan melakukan apapun untuk mendapatkan segala keinginannya. Jangan lupa Follow, Vote, Komen dan Share cerita ini