36

1.3K 116 5
                                    

Langkah kakinya membawanya ke sebuah tempat dimana di sana banyak para pria hidung belang yang ingin mendapatkan kepuasannya.

Seorang gadis di paksa untuk menuruti keinginan Ayah tirinya, gadis itu tidak tahu apa-apa.

Dia ditinggalkan bersama Ayah tirinya oleh sang Ibu yang lebih memilih mengurus hal lain, memang selama ini Ayah tirinya itu terlihat sangat menyayanginya.

Tapi itu tidak bisa menjamin jika sang Ayah benar-benar menyayanginya kenyataannya gadis itu telah di jual olehnya kepada pria hidung belang.

Gadis itu berusaha melarikan diri dan upaya nya tidaklah sia-sia meski dia harus berakhir di rumah sakit, karena kecelakaan hebat yang dia alami selama pelariannya.

Saat itu dokter mengatakan sesuatu yang membuat setiap wanita akan merasa sedih, gadis itu begitu terpukul dan sangat menyesali semuanya.

Andai saja dia menolak untuk tinggal bersama Ayah tirinya maka semua itu tidak akan pernah terjadi padanya.

Tak lama setelah itu Ibunya datang menjenguknya, gadis itu begitu sangat kecewa terhadap ibunya, bagaimana bisa seorang Ibu mengabaikan anaknya hanya karena hal lain?

Dia membenci ibunya, karena dia lah gadis itu mengalami semuanya, trauma.

Setelah dia di perbolehkan untuk pulang, gadis itu lebih memilih pergi dari kehidupan sang ibu, bagaimana bisa dia tinggal bersama dengan orang yang begitu egois?

Dalam kepergiannya dia bertemu seorang pemuda dan tinggal bersamanya, pemuda itu sangatlah baik dia juga yang selalu menjaganya selama ini.

Berkali-kali Ibunya datang untuk menjemputnya tetap saja gadis itu menolaknya.

Kesedihan jelas terpancar di wajah sang ibu, Anaknya sendiri begitu membencinya.

"Maafkan Mama Nak," Rose mengusap fotonya dan sang anak lalu menghapus air matanya.

Bagaimana pun juga dia adalah seorang Ibu, dan rindunya terhadap sang anak kian membuncah setelah dia bertemu dengannya beberapa hari yang lalu.

***

Zia menatap sebuah foto di tangannya, sebetulnya dia tidak ingin hidup seperti ini tapi mau bagaimana lagi? Inilah hidup, kadang di atas kadang di bawah.

Kebencian, kesedihan dan kekecewaan membuatnya seperti ini, tidak ada yang mau hidup dalam amarah kebencian tapi orang itu telah membuat hatinya gelap mata dan melakukan semua ini.

Andai saja dulu dia tidak pernah melakukan kesalahan ini mungkin Zia akan hidup bahagia, dan hatinya tidak pernah di liputi api kemarahan.

"Aku akan melakukannya, kita lihat bagaimana kau bisa bertahan dari kehancuranmu?" Gumamnya dan menyimpan foto itu di laci.

Zia keluar dari dalam kamarnya dan melihat Azka tengah bermain bersama dengan Sonya di sana.

Dia menghampiri keduanya dan ikut bergabung bermain bersama Azka.

"Apa kau tidak ada niatan untuk pergi dari rumah ini?" Tanya Sonya sinis.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu, bukankah kau sudah menikah dan kenapa kau masih berada di rumah ini? Seharusnya kau hidup berdua dengan suamimu." Jawab Zia

"Aku tidak bisa pergi dari rumah ini."

"Kenapa? Apa kalau kau pergi kau tidak akan tahu keadaan disini?"

"Apa maksudmu?"

"sudahlah aku tahu segalanya tentangmu jadi jangan mengelak lagi."

Sonya terdiam, kenapa Zia bisa tahu tentang dirinya? Selama ini tidak ada yang tahu siapa dirinya termasuk Ali.

Dia harus segera menyingkirkan Zia dari rumah ini agar rahasia nya tidak terbongkar dan semua orang tidak membencinya.

Jika Zia di biarkan maka semuanya kan bertambah rumit, sekarang saja dia selalu ketakutan jika rahasia nya terbongkar apalagi sekarang Zia mengetahui sesuatu tentangnya.

Secepatnya dia harus menyingkirkan Zia sebelum gadis itu memberitahukan segalanya kepada semua orang di rumah ini.

"Azka, kau tunggu disini sebentar ya. Aku akan segera kembali." Azka hanya mengangguk dan kembali bermain bersama dengan Zia.

"Dasar wanita aneh, kau pikir akan mudah mengalahkan aku, sebelum kau bertindak maka aku akan bertindak terlebih dahulu." Gumam Zia.

"Azka, kau tahu uncle Ali mu sekarang sangat sibuk. Apa kau tahu kemana dia sekarang?" Tanya Zia

"Azka tidak tahu Tante, kata Aunty Prilly uncle Ali lagi ada kerjaan."

"Oh begitu. Sesuai janjiku aku akan mempertemukanmu dengan Ayahmu tapi kau harus izin dulu kepada Uncle dan Aunty mu itu ya."

"Beneran tante? Kapan kita bertemu Daddy?"

"Mmm, jangan sekarang Ayahmu itu sekarang sulit di hubungi mungkin sedang banyak pekerjaan."

"Oh ya Tante, tante kenal Daddy-ku darimana?"

"Tante mengenalnya karena dia dulu adalah senior tante di kampus."

Ya Zia tidaklah berbohong, bahkan dia tahu kisah cinta Antara Zeyn dan Amanda, yang saat itu Amanda adalah temannya.

Zia juga bahkan tahu bagaimana cara Zeyn melamar Amanda sungguh sangat manis dan membua iri orang lain saja.

Bahkan sampai pernikahan Mereka tiba Zia selalu ada di samping Amanda, dan setelah mereka menikah Zia tidak tahu lagi tentang keduanya karena Zia harus pindah saat itu.

Dan terakhir dia mendengar kabar jika Amanda meninggal karena kecelakaan, zia tidak bisa datang ke pemakamannya dan juga tidak pernah lagi bertemu dengan Zeyn.

Tapi beberapa hari yang lalu dia bertemu dengan pemuda itu, tidak banyak ada yang berubah dari Zeyn dia tetap setia kepada pasangannya meski sudah enam tahun Amanda meninggalkannya.

Jujur saja jika dulu Zeyn tidak menyukai Amanda mungkin saja, Zia akan menyukai pemuda itu.

Tapi sayang sahabatnya lebih dulu mencintai pemuda itu dan dia tidak punya kesempatan untuk mendekatinya.

Zia memukul kepalanya pelan sembari tersenyum karena memikirkan hal konyol seperti itu, sekarang bukan saatnya dia memikirkan itu tapi dia harus memikirkan hal lainnya.









.

Adakah yang Rindu dengan cerita Alianka Alaska ini?

Dan mungkin beberapa part lagi cerita ini akan segera TAMAT.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang