12

1.6K 144 3
                                    

Tinggalkan jejak kalian, jangan jadi pembaca gelap.

Jangan Lupa Vote, Komen dan Share


Jangan lupa juga Follow😆😉

Satu vote kalian menambah semangatku..

Happy readings guys....












Prilly terus saja memikirkan perkataan Sonya tadi, dia merebahkan tubuhnya dikasur setelah tadi dia selesai mandi dia masih berpikir apakah dia harus memanfaatkan cinta Ali? Atau dia harus mencoba membuka hatinya untuk Ali? Tidak. Tidak bagaimana dia bisa berpikir seperti itu? Bagaimana dia bisa mencintai pembunuh Ibunya? Itu tidak boleh terjadi bahkan dalam mimpi sekalipun.

"Aku harus tahu pasti apakah Ali benar mencintaiku? Setelah itu aku harus memberi tahu Zeyn agar bisa mendapatkan solusi" gumam Prilly

Dia bangkit dari tidurnya dan keluar dari kamarnya dia berjalan menuju kamar Ali, perlahan dia membuka pintu kamar Ali tapi disana gelap Prilly mencari saklar lamou kamar Ali setelah ketemu dia menghidupkannya

Prilly menatap sekeliling tapi tidak ada siapapun disana apa Ali belum pulang? Prilly melirik jam didinding kamar Ali menunjukkan angka 10 malam kemana Ali?

Prilly mengamati kamar Ali, tidak ada yang aneh seperti kamar biasa pada umumnya hingga matanya menangkap sesuatu yang janggal dia mendekati rak buku di kamar Ali sejak kapan ada rak buku disini? Terakhir dia kekamar Ali tidak ada rak buku seperti ini

Prilly menyusuri setiap buku dan membaca judulnya hingga tangannya tak sengaja menekan sesuatu disamping rak itu, perlahan rak buku itu terbuka menampakkan ruang rahasia disana.

"Sejak kapan ada ruang rahasia?" Pikir Prilly tidak mau membuang waktu dia segera masuk kesana dan tak lupa menutupnya kembali

Prilly cukup terkesima melihat didalam ruangan itu bagaimana tidak? Disana terdapat banyak sekali barang-barang mewah yang Prilly yakini itu bukan barang biasa bahkan harganya itu begitu fantastis

Matanya terus menelisik isi ruangan itu hingga pandangannya tertuju kepada sebuah peti dia mendekati itu dan membukanya, Prilly terkejut dan tercengang melihat isinya logam emas mulia yang nilai harganya bisa ber-M-M apakah Ali sekaya itu sehingga memiliki kekayaan yang sangat fantastis ini?

"Sedang apa kau disini?" Tanya seseorang membuat Prilly terkejut dan menutuo kembali peti itu

"A..a..Ali, a.. aku" Prilly tergagap karena ketahuan masuk ruangan rahasia Ali tanpa izin

"Aku tanya sedang apa kau disini?" Tanya Ali sekali lagi

"Aku, aku sedang mencarimu tapi tidak sengaja membuka pintu rahasiamu, aku hanya penasaran" ujar Prilly

"Keluar"

"Apa?"

"Keluar" Titah Ali sekali lagi, Prilly mengerucutkan bibirnya dia ragu jika Ali mencintainya melihat sikap dinginnya pada Prilly.

"Ingat jangan pernah memberitahukan ini kepada siapapun termasuk teman barumu Zeyn atau kau akan menyesal karena kehilangan segalanya" ucap Ali yang tidak dimengerti Prilly sebelum dia pergi

Bagaimana Ali tahu dia dekat dengan Zeyn? Apa selama ini Ali menguntitnya

"Jangan berpikir aku penguntit, aku tahu kau berteman dengan Zeyn dan sering pergi kerumahnya, apa kau pikir aku bodoh membiarkanmu berkeliaran di luar sana tanpa pengawasan?" Prilly terkejut tapi tidak berkata apa-apa dia segera keluar dari ruang rahasia Ali dengan kesal tapi sedetik kemudian dia tersenyum

"Apa Ali cemburu? Hingga memberikan aku pengawasan?" Tanya Prilly pada dirinya sendiri

Prilly mengibaskan tangannya didepan wajahnya, mengusir pemikiran barusan tapi sebuah ide muncul di benaknya dia segera keluar dari dalam kamar Ali.

Cukup lama Ali berada di ruangan rahasianya, banyak sekali berkas disana yang harus dia urus, berkas kepemilikan harta itu.

Sebenarnya harta itu bukanlah miliknya itu hanya titipan dari orang dan akan segera dia berikan kepada pemilik sebenarnya.

Setelah selesai, Ali keluar dari ruangan rahasianya dan melihat Prilly masih berada didalam kamarnya membereskan baju-bajunya kedalam lemari pakaian Ali, tunggu!

"Sedang apa kau? kenapa kau membereskan barang-barangmu di kamarku?"

"Kita itu suami istri tidak baik tidur terpisah jadi aku memutuskan untuk tinggal dikamarmu" Jawab Prilly

"Kau ingin memata mataiku?"

"Ck. Bisa tidak kau sekali saja tidak mencurigaiku? Aku tidak berniat seperti itu"

"Lalu angin darimana kau mau tidur sekamar denganku?"

"Sudahlah jangan banyak bicara, dan percaya saja padaku" Ali tak menjawab dia hanya masuk kedalam kamar mandi

Tak berapa lama Ali sudah keluar dari dalam kamar mandi dia melihat dikasurnya sudah ada pakaian tidur untuknya

"Pakai itu"

"Sejak kapan kau menjadi istri yang baik? Bukankah kau membenciku?"

"Aku sudah tidak membencimu"

"Benarkah?"

"Iya, cepat sana pakai pakaianmu" Ali hanya menurut saja dan memakai pakaian yang sudah Prilly siapkan.

"Jangan menatapku seperti itu, aku tahu aku cantik"

"Cih. Kau percaya diri sekali"

"Karena aku memang cantik bahkan sangat cantik."

Ali tak menanggapi dia merebahkan dirinya dikasur disamping Prilly, tak lama dia memejamkan matanya dan tertidur Prilly yang melihat itu memperhatikan Ali

"Tampan" pujinya tapi sedetik kemudian dia menepuk bibirnya

"Ingat Prilly jangan jatuh hati padanya" Prilly menepuk pipinya beberapa kali dan segera menyusul Ali terlelap tidur

Ali membuka matanya dan tersenyum melihat Prilly yang sudah terlelap disampingnya.

'Aku mencintaimu bahkan sangat mencintaimu dari pertama kali aku melihatmu'.



.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang