Extra Part

1.3K 108 0
                                    

Langkah mungilnya membawanya ke sebuah taman penuh bunga, dia melihat kupu-kupu yang berterbangan di sana. Dia segera berlari menghampiri kupu-kupu itu yang segera terbang saat melihat kedatangannya.

Dia terus saja berlari berusaha menggapai kupu-kupu yang sudah terbang jauh, dia menghentakkan kakinya kesal karena tidak bisa menggapai kupu-kupu itu.

"Alina, jangan jauh-jauh main nya." Mama nya memperingati.

"Iya Ma."

Alina Alaska, gadis kecil yang sangat manis juga sangat ketus jika sedang dalam mood tidak baik. Anak pasangan Alianka Alaska dan Prilly Latuconsina.

Dia tumbuh menjadi anak yang mandiri, tangguh dan juga berani. Dia juga mewarisi sifat Mama dan Papa nya.

Wajahnya mirip sekali dengan Ali, jika saja Alina adalah anak laki-laki mungkin saja Ali akan melihat dia dalam versi mudanya.

"Alina kesel Ma, pengen kupu-kupu gak dapet-dapet." Alina memberenggut.

"Jangan manyun gitu, kupu-kupu juga kan makhluk hidup pengen terbang bebas."

"Tapi Ma.."

"Udah, sebentar lagi Papa pulang."

Tak lama deru mesin mobil terdengar di halaman rumah mereka, Alina segera menghampiri mobil Papanya yang baru saja sampai.

"Papaa." Alina berteriak, Ali yang baru saja keluar dari dalam mobil langsung menggendong putri kecilnya.

"Kenapa cemberut hmm?"

"Alina kan pengen kupu-kupu tapi gak dapet."

"Dari pada kamu cemberut, mendingan kamu buka hadiah dari Papa."

Ali menurunkan putrinya, Alina segera pergi setelah menerima hadiah dari Papa nya, Prilly hanya menggelengkan kepalanya melihat Ali yang selalu membawa hadiah setiap pulang bekerja.

"Jangan terlalu di manja Pa,"

"Gak Papah Ma, lagiankan itu buat anak kita juga."

Sudah delapan tahun sejak kejadian itu, Ali sekarang hanya mengurus perusahaan milik istrinya itu.

Ibu Linda telah tiada menyusul Rose yang lebih dulu kembali kepangkuan sang Ilahi tiga tahun silam.

Kejadian itu masih sangat membekas di dalam ingatan semuanya, Gery sudah tidak tinggal bersama Ali. Dia memutuskan untuk hidup jauh dari kota.

Ali dan Prilly juga sudah pindah rumah ke tempat yang agak jauh dari perkotaan, mereka hanya ingin hidup tenang dan damai meskipun mereka tahu Rose sudah tiada dan bertaubat.

Sejak kelahiran Alina, Ali dan Prilly menjauh dari dunia yang dulu, dia tidak ingin anaknya mengalami hal yang sama dengan mereka.

"Papa, makasih ya boneka kucing nya Alin seneng banget, kalau bisa kucing beneran dong Pa."

"Iya nanti Papa belikan, asal Alin belajar yang rajin dan buat Papa sama Mama bangga. Oke."

"Oke Pa."

Alina kembali kedalam kamarnya, Prilly masuk kedapur dan membuatkan suaminya secangkir kopi.

"Pa, besok pagi antar aku ke rumah sakit."

"Kamu sakit sayang?."

"Gak tahu tapi badan aku rasanya sakit semua."

"Yaudah besok kita periksa."

.

Gery menatap sendu makam istrinya, sudah delapan tahun berlalu dia masih setia datang ke kuburan istrinya hanya untuk sekedar melepas rindu ataupun membersihkan area kuburan.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang