10

1.8K 140 4
                                    

Ali menatap jengah wanita didepannya ini sejak tadi dia terus saja mengoceh dan tidak memperdulikan Ali yang tengah sibuk meneliti berkas ditangannya

"Kau dengar tidak?" Tanya Prilly Ali hanya mengangguk saja

"Seharusnya kau itu membiarkan Gery dan Sonya menikah" oceh Prilly

"Kau itu terlalu egois sehingga tidak bisa melihat cinta mereka berdua" lanjutnya lagi

Ali hanya mendengarkannya saja tanpa berniat untuk menanggapinya

"Ishh kau dengar aku tidak?" Kesal Prilly karena terus saja diacuhkan Ali

"Aku mendengarnya, sebaiknya kau jangan ikut campur urusan mereka biarkan saja mereka seperti itu, lagi pula aku tidak pernah melarang mereka untuk menikah"

"Gimana bisa aku gak ikut campur? Mereka itu takut padamu makanya aku mencoba membantu mereka"

"Kau bukan membantu mereka tapi menambah masalah mereka, sudah aku akan pergi ada yang harus aku urus"

Ali meninggalkan Prilly yang kesal setengah mati padanya

Ali menghubungi pasukan intinya karena suatu urusan yang mendesak, kali ini dia harus menuntaskan semuanya

"Ayo kita pergi Ger, hari ini aku tidak akan memberikan mereka kesempatan lagi" Gery mengangguk patuh, keduanya masuk kedalam mobil dan melaju meninggalkan pekarangan rumah Ali.

Ali mempersiapkan dirinya, dengan berbekal pistol dan beberapa alat lainnya bahkan cincin ditangannya merupakan pisau lipat kecil yang cukup tajam

Gery menghentikan mobilnya di kejauhan sana ada sebuah gedung yang sudah tidak dipakai dan pastinya gedung itu merupakan sebuah gudang dari perusahaan yang sudah bangkrut

Ali turun dari mobil dan memperhatikan sekitarnya anak buahnya telah siap pada posisinya tinggal dia menyuruh mereka menyerang tapi sebelum itu dia harus memastikan terlebih dahulu dia hanya tidak mau anak buahnya mati sia-sia.

Ali melihat jam tangannya, dia menekan tombol di sampingnya dan keluarlah lebah yang sebenarnya itu adalah kamera pengintai Ali mengendalikan benda itu dan melihat jika memang didalam sana sudah banyak terpasang jebakan bahkan sebelum masuk kedalam gedung itupun banyak sekali perangkap dan itu jika diinjak maka akan memusnahkan sipenginjak

"Mereka memasang banyak perangkap kita harus berhati hati" kata Ali semuanya mengangguk, Kali ini dia harus berhasil membuka kedok dalang dibalik semua ini meski dia sudah mendapat perkiraan siapa yang melakukan ini tapi dia belum yakin jika itu dia.

"Tuan di belakang gedung ini ada banyak sekali penjagaan mungkin saja kita bisa masuk lewat sana" Lapor salah satu anak buahnya

"Jangan bodoh, bisa jadi itu sebuah perangkap jangan tertipu dengan yang kita lihat awasi semua dan gunakan kacamata tembus pandang" Ujar Gery semuanya serentak melakukan perkataan Gery memang benar sekeliling gedung itu banyak sekali perangkap yang sangat mematikan jika salah langkah maka nyawa taruhannya.

Ali terus memperhatikan sekitarnya hingga dia menemukan sesuatu yang mungkin saja itu jalan keluar mereka

Ali mendekati dinding di sebelah utara dengan hati-hati dia meraba dinding itu dan merasakan ada sesuatu disana, rupanya musuhnya itu sedikit ceroboh sehingga membiarkan lorong rahasia begitu saja tapi Ali tetaplah Ali dia tidak bisa di bohongi dengan mudah

Ali mengambil sebuah korek api dan melemparkannya kearah lorong tersebut seketika lorong tersebut terbakar, Ali tersenyum licik dia akan memanfaatkan perangkap lawan sebagai senjatanya.

"Ger ambilkan granat sekarang aku akan memaksa mereka keluar dengan sendirinya" Gery mengangguk patuh dan segera melaksanakan perintah Ali setelah itu terlihat kepulan asap dari gedung itu Ali hanya memperhatikannya tak berapa lama orang-orang yang berada digedung tersebut keluar dan kocar kacir melihat api yang begitu besar, memang orang orang didalam gedung itu sangat banyak dan satu persatu dari mereka terperangkap oleh perangkapnya sendiri

Hingga semuanya habis tak tersisa Ali menghampiri salah seorang dari mereka yang masih sadar meski kondisinya sangat buruk

"Katakan padaku siapa tuanmu?" Tanya Ali padanya

"R...r.. ro.."belum sempat orang itu mengatakannya dia sudah meregang nyawa, Ali menghentakkannya kesal dia segera masuk kedalam gedung yang sudah padam apinya karena dia hanya melemparkan bom asap pada mereka, dasar bodoh baru asap saja mereka sudah kocar kacir.

Ali berhenti disebuah ruangan seperti ruangan pengawas banyak sekali komputer disana bahkan perangkap diluar dikendalikan dari sini

Ali mengutak atik komputer tersebut tapi tidak menemukan apapun disana

"Ahh sial, siapa sebenarnya dalang di balik kekacauan ini?" Kesal Ali membanting komputer didepannya

Sedangkan dilayar komputer disana menampilkan Ali yang kesal, orang yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Ali dari layar komputer tersenyum

"Sampai kapanpun kau tidak akan pernah tahu siapa dalang dibalik semua ini" Gumamnya sambil terus memperhatikan Ali

***

Ali pulang kerumahnya dengan raut wajah yang sangat kesal, sudah hampir satu minggu dia menyelidiki siapa dalang dibalik mereka semua namun akhirnya hanya sia-sia yang dia dapatkan

Dering telepon Ali berbunyi Ali melihat layar ponselnya sebentar dan segera mengangkat panggilan tersebut

"Hallo"

"......"

"Aku tengah berusaha bersabarlah ini ternyata tidak semudah yang kita bayangkan"

"......."

"Aku mengerti kita harus segera menangkap ketuanya"

"......."

"Ya, aku berjanji akan melakukan sebaik mungkin tapi ingat jangan ikut campur" Ali mematikan sambungan teleponnya, rasanya ini sangat mustahil tapi sebisa mungkin Ali tetap akan melaksanakan tugasnya

Dia tidak akan membiarkan orang yang telah berbuat kekacauan bebas berkeliaran begitu saja lihat saja! Tidak lama lagi dia pasti akan menangkapnya dan segera mengakhiri semuanya.

"Ali" panggil Sonya, Ali menoleh sekilas dan kembali menghadap kesemula

"Mmm, aku tahu kau marah karena aku berhubungan dengan Gery tapi aku sudah memutuskan ingin terlepas darimu" Ali hanya diam menatap kosong kedepan sana

"Apa kau mengizinkan aku untuk menikah dengan Gery?" Sonya menunduk takut jika Ali akan marah padanya karena telah mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri

"Jika kau bahagia kenapa aku harus melarang?" Sonya mendongakkan wajahnya menatap punggung Ali yang menjauh apa ini artinya dia merestui?

Sonya perhatikan akhir-akhir ini Ali sedikit berubah semenjak kedatangan Prilly dia tidak lagi bersikap kasar dan dingin bahkan dia yang biasanya bukan orang yang pemaaf kini berubah dan Sonya merasakan perubahan itu

Sonya pun berpikir, siapa Ali sebenarnya? Kenapa dia berubah begitu cepat?.

.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang