31

1.4K 141 7
                                    

"Purtamu masih hidup Zeyn"

Zeyn diam mematung, benarkah Amanda meninggalkan buah cinta mereka? Kenapa selama ini dia tidak tahu?

"Kenapa kau baru sekarang memberitahuku?" Zeyn mencengkram kerah baju Ali

"Karena kau masih berada didalam cengkraman monster itu, aku tidak bisa membahayakan nyawa anak sahabatku." Bentak Ali, Zeyn melepaskan cengkramannya dan mengacak rambutnya frustasi.

"Seandainya aku mengetahui nya dari awal, aku pasti akan menjauhkan Amanda dari wanita itu." Zeyn menangis, ya menangis karena dia tidak pernah mendengarkan perkataan Amanda waktu itu padahal jelas sekali Amanda ingin memberitahukan semuanya padanya, tapi dia malah sibuk dengan pekerjaannya dan mengabaikan perkataan istrinya.

"Sekarang aku bertanya padamu, mau kah kau membantuku mengakhiri semua ini?" Ali menyodorkan tangannya, Zeyn menatap Ali.

"Jika aku membantumu apa yang akan aku dapatkan?"

"Anakmu dan juga kebebasanmu, karena jika kau masih ada dalam lingkungannya maka akan aku pastikan kau tidak akan pernah bertemu putramu." Zeyn terdiam.

"Ali, apa aku bisa melawan orang yang selama ini membesarkanku?"

"Dan apa kau tidak mau melihat ibu kandungmu sehat kembali?" Pertanyaan Ali cukup membuat Zeyn tercengang ada apa ini? Rahasia apa lagi yang belum dia ketahui?

"Ibu kandungku?"

"Ya, Rose membuat ibu kandungmu menjadi tidak berdaya."

"Apa yang tidak aku ketahui selama ini?"

"Jika kau memang ingin tahu maka bergabunglah dengan kami."

"Kami?"

"Ya."

"Baiklah, demi putraku aku akan melawan wanita itu." Pungkas Zeyn pada akhirnya.

***

"Bagaimana, apa kau sudah tahu dimana lokasi wanita itu berada?" Tanya Rose kepada seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam dan juga topengnya.

Orang itu menyodorkan beberapa foto, Rose mengambilnya dan melihat satu persatu foto tersebut.

"Owh, jadi kau menyembunyikannya disini?" Dia tersenyum bak iblis.

"Apa ada lagi informasi yang lain" orang itu mengangguk.

"Ali sudah membuat Zeyn bergabung dengannya." Ujar orang itu.

"Ck. Dasar bodoh, dia pikir aku tidak akan tahu rencananya? Kita lihat saja bagaimana aku akan mengembalikan keadaan."

"Sekarang apa tugasku?"

"Kau hanya tinggal memantau mereka semua" orang itu mengangguk dan segera pergi.

Rose menatap foto-foto itu tidak ada yang bisa menghentikannya, karena dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, Dan Ali tidak akan bisa menghentikannya.

"Aku tidak akan pernah mati sebelum mendapatkan apa yang aku inginkan." Gumamnya meninggalkan ruangan rahasia yang tidak pernah di ketahui orang lain dan orang barusan.

"Dari mana kau Zeyn?" Tanya Rose saat melihat Zeyn baru saja memasuki rumahnya.

"Bukan urusanmu." Jawabnya

"Owh, begitukah caramu berbicara kepada orang tua?" Zeyn menatap Rose, rasanya dia ingin mencekik wanita tua sialan ini sekarang juga.

"Maafkan aku bu, aku lelah." Zeyn berlalu, Rose hanya menatap punggung putra angkatnya itu. Permainan Ali sungguh mengesankan, dia dengan mudah bisa mengendalikan Zeyn.

Rose mengambil telepone pintarnya dan menghubungi seseorang.

"Pastikan semuanya aman dan bawa dia kemari, aku ingin lihat bagaimana kondisinya sekarang." Ujar nya kepada seseorang disana, Rose tersenyum licik. Ini akan segera di mulai.

**

Sonya diam termenung, dalam benaknya banyak sekali pertanyaan yang dia sendiri tidak bisa menemukan jawabannya. Ada banyak sekali beban yang dia pikirkan

"Jika Ali tahu bagaimana?" Gumam Sonya pada dirinya sendiri.

"Aku sudah mengkhianati kepercayaan Ali, apa aku masih bisa menatap Ali?"

Sonya menghela nafasnya, dia menatap sebuah foto di tangannya. Rasanya dia tidak ingin terlahir kedunia ini jika harus bernasib seperti ini, tapi dia tidak menolak takdir ini. Takdir yang selama ini dia hindari tapi takdir itu pula yang mendekatinya, dia membenci takdir hidupnya.

"Sonya, ada apa, apa yang kau pikirkan?" Tanya Gery, Sonya buru-buru menyembunyikan foto di tangannya dan menatap kearah Gery.

"Tidak ada."

"Jangan bohong! Akhir-akhir ini aku lihat kau seperti tengah mencemaskan sesuatu"

"Aku... aku mencemaskan Ali dan juga Prilly, perempuan bernama Rose itu terus saja mengganggu mereka."

"Dari mana kau tahu soal Rose?"

"Itu.. mm.. aku... aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka yang tengah membahas Rose, sebab itulah aku khawatir apalagi kesehatan Prilly kemarin sempat memburuk. Aku juga takut kau kenapa-napa jika sewaktu-waktu Rose menyerang kemari" jelas Sonya, terlihat sangat jelas sekali jika dia mengkhawatirkan suaminya, bagaimana pun juga dia tidak bisa melihat suaminya terluka.

Gery tersenyum, dan mendekati dia mengelus pipi istrinya dan mengecup keningnya singkat

"Kau jangan khawatir selama kau bersamaku aku tidak akan pernah mengalami kesulitan"

"Ger, berjanjilah jika sesuatu terjadi padaku nanti jangan selamatkan aku tapi pergilah dan bawa Prilly beserta Ali jauh dari sini"

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu." Gery memeluk istrinya, rasa khawatir Sonya sangatlah berlebihan menurut Gery tapi jika Gery tahu yang sebenarnya maka dapat dipastikan Gery akan kecewa dan juga membencinya.

"Sudah jangan pikirkan apapun lagi, sebaiknya kau istirahat wajahmu kelihatan pucat." Sonya mengangguk, tapi tetap saja pikirannya berkelana entah kemana.

Satu hal yang Sonya takutkan! Dia takut sesuatu yang buruk terjadi karenanya.
..



Selamat menjalankan ibadah puasa..

Capternya nanggung dulu yakk..

In sha Allah update selanjutnya double up..


...

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang