"Mama, gak ada di mansion." Satu kalimat itu mampu membuat semua anggita keluarga terperanjat kaget, bukan hal mudah untuk mencapai mansion kalau pun iya, mereka yang ingin menculik Mama pasti akan berhadapan dengan anak buah Ali yang berjumlah ratusan itu.
Bagaimana bisa ini terjadi? Siapa yang menculik Mamanya? Kalaupun Rose dari mana dia tahu keberadaan mansion itu?
"Li, kita harus cari Mama, Aku khawatir." Ujar Prilly, meski dia belum bisa sepenuhnya percaya tapi perasaan batin antara ibu dan anak tidak bisa di bohongi bukan?.
Prilly yakin ini adalah ulah Rose, siapa lagi yang mengincar keluarganya kalau bukan dia? Entah apa yang di inginkan Rose terhadap keluarganya, jika memang dia menginginkan harta mereka maka dengan senang hati Prilly akan memberikan semuanya. Dia lebih baik hidup sederhana tapi bahagia daripada harus bergelimang harta tapi penuh tekanan seperti ini.
"Kamu tenang ya, aku bakalan cari Mama sampai ketemu kalau perlu aku akan mendatangi kediaman Rosela." Sahut Ali menenangkan istrinya.
Kalau boleh jujur Ali juga sangat khawatir, dia tahu tipe seperti apa Rose. Rose tidak akan segan melakukan apapun untuk mencapai semua keinginannya, tapi yang Ali tidak habis pikir kenapa wanita tua itu sebegitu haus akan harta sehingga dia melakukan segala cara.
Ali yakin ini bukan hanya persoalan harta kekayaan Raharja, pasti ada alasan lain kenapa Rose sampai nekat melakukan ini dan Ali harus mencari tahu itu.
Ali keluar dari rumah, dia sangat yakin jika Ibu mertuanya memang berada di tangan Rose.
Kali ini Ali harus lebih berhati-hati lagi jika akan bertindak, pasti di rumahnya ada seorang penghianat sehingga tahu apa saja yang di lakukan Ali.
Dan mungkin saja penghianat itu ada di sekitarnya, mengintainya, membuntutinya dan mendengarkan semua rencananya.
Tapi siapa yang menjadi penghianat disini, Zia? Tidak mungkin karena dia selalu terpantau berada di dalam rumah lewat CCTV saat Ali keluar dari rumah, jadi siapa yang berkhianat disini.
Ah, Ali pusing memikirkan ini. Sebaiknya dia fokus mencari Ibu mertuanya, Ali terlihat sibuk dengan ponselnya.
Tak lama sebuah panggilan masuk Ali segera menggeser icon hijau untuk mengangkat panggilan tersebut
"Apa kau mencari Ibu mertuamu?"
"Dimana Nyonya Linda?"
Rose terkekeh di seberang sana. "Tenang saja dia aman bersamaku, kau tidak usah cemas. Dia baik-baik saja dan terlihat bahagia bersamaku disini."
"Sejengkal saja kau menyentuhnya maka aku akan menghancurkanmu detik ini juga."
"Owh, aku takut. Apa kau ingin mendengar suara ibu mertuamu?"
"Ali tolong Mama, dia berniat jahat padaku dan juga keluargaku. Tolong selamatkan keluargaku." Suara Linda terdengar di seberang sana.
"Tenang saja, permainan akan sangat seru." Rose mematikan sambungan teleponnya.
Ali menggeram marah, Rose sudah selangkah maju darinya dan sekarang dia harus segera menyelesaikan ini semua.
Ali masuk kedalam mobil dan melajukannya dia harus segera mendapatkan Linda kembali dan membawanya dari perempuan sialan seperti Rose.
Ali menghentikan mobilnya di sebuah rumah, disana tidak ada siapapun. Tidak mungkin Rose membiarkan rumahnya tiada penjagaan pasti rumah itu telah kosong sejak lama.
Ali kembali melajukan mobilnya, didalam sana Rose terkekeh melihat Ali yang sepertinya terkecoh.
Kali ini Rose sudah sangat matang memikirkan segalanya, dia tidak akan pernah lagi tertipu oleh muslihat Ali.
Ah! Andai saja Ali itu tahu seperti apa perlakuan Linda kepadanya dulu, mungkin saja pemuda itu tidak mau membantunya.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Rose sebetulnya adalah orang yang sangat baik. Dia tidak pernah menyakiti orang lain tapi rasa sakit didalam hatinya, perlakuan Ibu tiri dan juga Ayah kandungnya membuat hatinya mati rasa belum lagi Linda yang sepertinya memanfaatkan situasi itu, terbukti jika dia hanya diam saja saat melihatnya dipukuli, dimarahi, bahkan dia tidak pernah menanyakan keadaannya setelah dia di marahi habis-habisan oleh orang tuanya.
Kenapa sekarang harus dia yang di salahkan dan kenapa dia yang harus di cap sebagai penjahat? Tidak ada salahnya kan membalaskan rasa sakit yang pernah dia dapatkan sebelumnya?.
Ali memukup setirnya kesal, sebetulnya dimana Rose menyembunyikan Ibu mertuanya?.
Dia tidak bisa pulang dengan tangan kosong, Prilly pasti akan mencemaskan Ibunya dan itu tidak baik untuk kondisinya sekarang.
Terpaksa Ali pulang kemarkasnya, selain untuk membuat rencana dia juga harus memastikan kalau Linda baik-baik saja.
Ali menepikan mobilnya di halaman markasnya, dan langsung saja dia masuk kesana. Ali di sambut beberapa pengawalnya yang berada disana untuk berjaga.
Ali mengotak atik komputernya melacak keberadaan Rose sekarang lewat nomor telepone yang menghubunginya.
Tapi lagi-lagi Ali harus menelan pil pahit karena Rose sudah menghilangkan jejaknya, sekarang dia harus mencari Rose secara manual.
Ali kembali melajukan mobilnya setelah keluar dari markasnya, dia kembali ke rumah Rose mungkin saja saat ini Rose ada disana dan sengaja tidak melakukan penjagaan di rumah itu untuk mengecohnya.
Langsung saja Ali masuk kedalam rumah besar itu, dia mencari sesuatu yang mungkin saja bisa dijadikan petunjuk.
Matanya menangkap sesuatu, disana ada potongan kain dan Ali mengenalinya.
Ali mengambil potongan kain itu, dan dugaannya memang benar, itu adalah potongan kain dari baju yang dikenakan Ibu mertuanya.
Meski dia tidak pernah mengawasi secara langsung di mansion tapi para pengawal dan pelayannya selalu mengirimnya foto dan memberikan setiap kabar tentang Linda.
Sebetulnya, kain itu sengaja di robek Linda sewaktu Rose menelepone Ali dengan harapan pemuda itu bisa menemukannya.
Ali mengedarkan pandangannya, setiap kamar dia datangi dan meneliti semuanya tapi hasilnya tetap sama tidak ada siapapun disana.
Sedangkan Rose tertawa melihat tingkah Ali di layar komputer, tidak tahu saja jika Rose ada di rumah itu hanya saja Ali tidak tahu kalau rumah itu di lengkapi dengan Ruangan bawah tanah dan Rose menyekap Linda disana.
"Ck. Ternyata kau bodoh." Gumam Rose.
"Renata" panggil Linda.
"Jangan memanggilku dengan nama itu, aku benci nama itu." Geram Rose
"Apa kamu sebenci itu padaku? Aku menyayangimu Ren."
"Menyayangiku? Lalu kemana saja kau selama ini? Saat aku pergi dari rumah apa pernah kau mencariku? Mencari kabar tentangku? Tidak. Saat itu kau hanya diam, tanpa melakukan apapun."
"Waktu itu kita masih sangat kecil, Mama mengatakan jika kau pergi ke rumah bibimu dan tinggal disana."
"Bibi? Bahkan Ayahku itu adalah anak tunggal bagaimana mungkin aku pergi ke rumah bibiku?"
Linda terdiam, ini memang salahnya harusnya dulu dia mencari keberadaan saudarinya.
Menyesal pun sudah terlambat, sekarang Renata sudah berubah menjadi seorang monster dan itu karena kesalahan di masalalunya.
Tuhan, jika mungkin Linda memohon supaya Rose tidak melukai kedua anaknya.
Cukup dia saja yang menderita, cukup dia saja yang merasakan kekecewaan Rose padanya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali
ActionDia bagaikan Malaikat berhati Iblis, dia tidak akan segan melakukan apapun untuk mendapatkan segala keinginannya. Jangan lupa Follow, Vote, Komen dan Share cerita ini