25

1.4K 131 1
                                    

Sudah hampir empat hari mereka disini, banyak kegiatan yang mereka lakukan baik Ali maupun Prilly keduanya merasa sangat bahagia seperti sekarang mereka tengah bersantai menikmati suasana pantai yang indah ini, Prilly seolah melupakan permasalahannya dengan Ibu nya Zeyn biarlah nanti setelah dia pulang dari sini dia akan membereskan semuanya meski Ali sudah berjanji akan menyelesaikannya tetap saja Prilly yang harus menyelesaikannya ini berawal karenanya dan harus berakhir karenanya juga.

"Aska" Prilly menoleh mendapati perempuan bernama Zia, Prilly mencebikkan bibirnya kesal selalu saja perempuan ini mengganggu kebersamaannya dengan Ali, ya sejak bertemu dengan Ali dua hari yang lalu Zia selalu berada di antara keduanya

"Ngapain kamu di sini?" Tanya Prilly ketus

"Mau ngajak Ali main Ski" Prilly menatap Zia garang bisa-bisanya dia mengajak suaminya bermain ski di depannya

"Ayok" Ali menyahuti dan berdiri terlihat dari tatapan senang Zia seakan mengejek Prilly

"Ayo Prill, kita main Ski biar Zia sama Ardan temen aku" Prilly tersenyum senang melihat ke arah Zia yang tampak kesal akan perkataan Ali.

Ardan, adalah salah satu anak buah Ali yang ikut sengaja Ali memperkenalkan Ardan sebagai temannya karena sejak pertemuannya dengan Zia gadis itu seakan tahu di mana Ali dan Prilly berada.

"Ihh aku kan mau nya sama kamu Ka" rengek Zia Prilly menatapnya malas, sudah tahu suami orang masih saja di deketin

"Aduh Zia, saya kan punya istri mending kamu sama Ardan aja dia kan jomblo" sanggah Ali

"Ish, pokoknya kalau enggak sama kamu aku gak mau" kekeh Zia

"Ya udah kalau kamu gak mau, yuk sayang" Ali menggandeng tangan Prilly mengabaikan Zia yang tampak kesal, sepertinya Ali tidak terpengaruh akan kehadiran Zia di sana

"Makanya kalau mau cari cowok jangan suami orang, di tolak sakit." Bisik Prilly saat melewati Zia, Prilly mengerlingkan matanya jahil

Zia mengepalkan tangannya melihat kepergian Ali dan Prilly, rasanya dia ingin menghempaskan pegangan tangan itu dan menyingkirkan Prilly dari kehidupan Ali

Seharusnya dia yang sekarang berada di sana jika saja waktu itu Ali tidak pernah menolak cintanya.

Ali dan Zia adalah teman satu kelas, mereka berdua memang terlihat dekat tapi bagi Ali Zia bukan lah siapa-siapa baginya, hatinya sudah memiliki tambatan hati lain sedangkan Zia dia selalu menampilkan cintanya di hadapan Ali, dia selalu perhatian dan selalu berada di dekat Ali.

Zia memang sudah lama menyukai Ali, dia sudah memendam rasa itu sejak memasuki masa Orientasi siswa dia selalu mencuri-curi pandang kepada Ali

Hingga pada suatu hari dia melihat Ali sedang berduaan dengan seorang perempuan dia cemburu dan menghampiri keduanya, Ali mengatakan jika perempuan itu adalah adik kelasnya yang sedang bertanya tentu saja Zia tidak percaya dia mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Ali jika selama ini dia sangat mencintai Ali di hadapan orang banyak tapi sayang, Ali menolaknya dengan alasan dia tidak pernah mencintai Zia dia hanya menganggap Zia sebagai teman tidak lebih semua orang menertawakannya karena penolakan Ali membuat nya malu dan setelah kelulusan Zia memutuskan untuk pindah meninggalkan Ali yang membuat hatinya terluka karena penolakannya dan juga rasa malu saat orang-orang menertawakannya semua itu terekam jelas di ingatannya.

"Gimana Zi? Kita jadi main Ski nya?" Tanya Ardan

"Enggak, lo aja sana main sendiri" tolak Zia ketus dan meninggalkan Ardan sendirian di sana.

Sedangkan Ali dan Prilly mereka tengah menikmati suasana pantai dengan menggunakan ski, berada di boncengan Ali membuat Prilly yang tadinya takut kini mulai menikmatinya, dia bahagia karena Ali tidak pernah tergoda akan rayuan Zia yang jelas-jelas ingin mendekati Ali

Prilly yakin Zia berniat buruk akan hubungannya dengan Ali tapi syukurlah Ali tidak pernah tergoda akan rayuan gadis itu

"Kenapa ngelamun?" Tanya Ali sedikit berteriak

"Enggak, aku rasa Zia mau deketin kamu deh"

"Biarin aja."

"Ishhh" Prilly mencubit pinggang Ali

"Eh jangan di cubit dong nanti kita jatuh" Prilly  menghentikan cubitannya dan memberenggut kesal

"Maksud aku biarin aja dia mau deketin aku yang penting aku kan gak tergoda sama dia lagian mana bisa aku berpaling dari istriku yang cantik ini" Ujar Ali membuat Prilly melambung tinggi, selalu saja Ali membuatnya merasakan melayang di udara.

"Jangan gombal"

"Aku enggak gombal, ini emang beneran dari hati aku yang paling dalam"

Prilly memeluk pinggang Ali erat, ternyata seperti inilah jatuh cinta selama ini dia tidak pernah merasakannya.

Ali dan Prilly sudah berada di pesisir pantai mereka sedang memesan es kelapa muda di sana cuaca yang terik memang membuat kerongkongannya terasa kering

Saat sedang asyik-asyiknya menikmati segarnya air kelapa muda tiba-tiba Zia datang dan duduk di antara Ali dan juga Prilly, dasar wanita tidak tahu malu. Pikir Prilly

"Aska, kamu inget gak waktu kita SMA kamu yang nyelametin aku waktu mau jatuh dari tangga?" Ujar Zia tanpa memperdulikan kehadiran Prilly istrinya

"Lupa" jawab Ali santai menyeruput air kelapanya

"Masa kamu gak inget sih? Dulu kita kan deket bangett"

"Itu udah lama, aku gak inget lagi" jawab Ali.

"Terus kamu inget gak waktu kita MOS? Kamu yang marahin senior waktu mereka marah-marah sama aku" Zia terus mengoceh membuat kuping Prilly panas

"Lupa"

"Masa kamu lupa lagi sih?" Rengek Zia membuat Prilly sebal

"Udah deh jangan nginget-nginget masa lalu, Ali juga gak inget." Kata Prilly sedikit menyindir Zia

"Sayang pergi yuk, disini banyak nyamuk ganggu banget" Prilly memanggil Ali dengan mesra membuat Zia mengepalkan tangannya

Ali yang melihat istrinya sudah kesal dia segera meraih genggaman tangan istrinya dan pergi meninggalkan Zia tanpa sepatah katapun.

"Bye-bye Zia, lain kali kalau mau jadi pelakor liat-liat dulu lakinya setia apa enggak" teriak Prilly mengundang tatapan orang-orang di sekitarnya yang menatap kearah Zia

Zia hanya tersenyum kikuk, saat orang-orang menatapnya "kurang ajar, awas aja nanti gue bales lo" gumam Zia.


.

AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang