alot of question

38 6 0
                                    

setelah makan siang dan perkenalan singkat tadi, kun segera mengantarku ke rumah utama yuta, tempatku akan tinggal nanti. aku tidak memiliki ekspetasi apapun soal rumah yuta. maka yang ku lakukan saat ini hanya duduk dengan tenang di sisi kun yang
Sedang menyetir mobil. Ah yuta tidak bisa mengantarku. Katanya ia ada urusan mendesak.

"Kun" panggilku untuk memecah keheningan yang beberapa menit terjadi

"Ge!" Seruan dari bibir Kun terdengar

Selalu seperti ini. Aku memutar bola mataku malas. Jika orang lain akan lebih suka hanya di panggil namanya maka Kun selaku suka ku panggil Gege. Yah dia berasal dari Cina jadi ia suka sekali di panggil Gege.

"Kun ge. Saya mau nanya. Kamu wajib jawab"

Aku menatap Kun yang tetap fokus pada jalanan di hadapan kami. Namun aku mengerti ia akan mendengarkan ku dengan baik. Hal itu di buktikan dengan anggukan kepalanya yang perlahan namun membuat rambut hijau lebat nya itu bergoyang pelan.

"Ge, yuta tuh siapa? Kerjaannya apa? Auranya dark banget. Saya takut"

Dapat ku lihat bibir Kun hendak terbuka untuk mengeluarkan suara namun kembali tertutup. Lalu setelahnya wajahnya tampak berfikir dengan keras.

" Yuta itu pengusaha. Kamu emang lebih aman kalau takut sama dia sih. Yang penting jaga tata Krama aja. Yuta gak suka orang yang lancang"

"Tapi ge, yuta nyuruh saya gak bertindak sopan. Saya jadi bingung"

Kun diam selama beberapa detik. Entahlah ia seperti sedang berfikir. Lalu sekilas ia menoleh ke arahku. Seolah memastikan sesuatu dalam kepalanya.

"Kamu ngapain sih sampai bisa berurusan sama yuta? "

" I save him"

"Gimana?"

"Dia ketembak di bar. Waktu itu saya mau mabuk, sendirian. Baru satu tegukan saya liat yuta turun terus ketembak di perutnya. Yaudah saya bantu. "

Kun kembali menunjukan wajah berfikir nya. Lalu saat lampu merah menyala ia berhenti dan menatapku dalam. Tangannya terulur mengusap kepalaku.

"Gege gak tau gimana kedepannya. Gak tau juga kamu bakal selamat atau enggak. Gege gak tau kenapa yuta mau ngejaga kamu. Banyak hal yang gak Gege tau. Tapi keyra. Gege tau dengan pasti, kamu bisa datang ke Gege kapanpun kamu butuh. Kedepannya bakal susah buat kamu. Tapi kamu punya Gege dan yangyang."

Kalimat Kun membuatku menatapnya dalam. Selain reynan, Kun adalah tempatku berkeluh kesah soal banyak hal. Kun adalah manusia yang mengenalku dengan baik.

Lampu berubah menjadi hijau. Kun kembali mengalihkan fokusnya pada jalanan. Sementara otakku berkeliling mencari jawaban. Siapa yuta? Mengapa Kun terdengar begitu khawatir soal keadaanku kedepannya? Apa yang akan ku lalui? Apa yuta begitu berbahaya? Ah bahkan aku sama sekali belum memulai pekerjaan ini. Namun kalimat Kun sukses membuatku lelah.
.
.
.
.
.

Jam sudah menujukkan jam makan malam. Kini aku sudah berada di meja makan di rumah mewah Yuta. Ah aku memang tidak memiliki ekspetasi namun aku sangat terkagum ketika memasuki rumah ah ralat maksudku manssion tuan Nakamoto ini.

Bayangkan saja untuk berjalan dari kamarku menuju kamar yangyang membutuhkan waktu sekitar lima menit. Lalu untuk menuju ruang makan membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit? Atau kurang? Entahlah.

Yangyang begitu bahagia ketika tinggal di manssion ini, pasalnya ia dapat bertemu dengan Nakamoto jaemin, teman kecilnya yang sempat terpisah. Tampaknya mereka sangat dekat hingga kini kedua manusia itu mengabaikan ku dan sibuk membicarakan game yang sama sekali tidak ku mengerti.

"Yuta Hyung!!"

Dengan tidak sopan yangyang berlari ke arah yuta yang sedang berjalan sendirian. Yangyang lalu memeluk yuta dengan semangat sedangkan jaemin tertawa ringan. Tentu saja aku panik bukan main. Hey! Kami bahkan baru saja pindah lalu bukankah memeluk orang seperti ini adalah tindakan yang tidak sopan? Sedangkan kata Kun, yuta benci orang yang tidak sopan.

Hey namun lihatlah pemandangan ini. Yuta tampak memeluk yangyang dengan erat meski wajahnya tidak banyak berubah. Wajahnya tidak datar namun tidak ada senyum di sana. Ah bagaimana aku menjelaskannya?

Kepalaku semakin di penuhi tanda tanya saat jaemin mengatakan sesuatu yang tertuju padaku.

"Selamat datang kembali kak key."

Segera ku tolehkan kepalaku. Ke arah jaemin namun adik Nakamoto yuta itu hanya tersenyum manis

"Kita pernah kenal? Saya pernah di sini?"

"Keyra"

Panggilan yuta mengalihkan atensiku. Segera ku tatap yuta yang kini sudah duduk di sisiku dan yangyang serta jaemin berada di hadapan kami.

"Ayo makan."

Ah!!!! Ku kira yuta ingin mengucapkan sesuatu yang penting?! Apa apaan ini?! Ingin bertanya namun aku takut. Jadi yang ku lakukan hanyalah diam dan memulai acara makanku dengan nafsu yang tipis.
.
.
.
.
.
.

See you next in chapter

Salam dari yangyang dan jaemin

Salam dari yangyang dan jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nakamoto jaemin

Nakamoto jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liu yangyang

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang