Keyra POV
aku menggeliat dan perlahan membuka mataku. Berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Dan pemandangan pertama yang ku lihat adalah Yuta yang kini masih terlelap. Aku lalu mengusap kepalanya pelan. Terkekeh gemas karena yuta menampilkan raut tidak nyaman namun enggan membuka mata.
Ini adalah hari ketiga kami setelah menikah. Berada di pulau pribadi milik keluarga Nakamoto hanya dengan si tuan besar ini membuatku cukup kesepian. Namun tetap saja menyenangkan.
"Morning"
Suara serak yuta menyapaku. Namun pria itu tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Bahkan matanya masih terpejam.
"Morning too. Ayo bangun! Mandi terus saya buatkan sarapan"
Yuta mengeram malas lalu memelukku erat. Enggan beranjak dari tempat tidur meski jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
"Gausah sarapan di bawah. Sarapan di kamar aja"
Aku mengerutkan dahiku samar. Masalahnya yuta tidak mengizinkan maid untuk ikut. Hanya ada bodyguard nya itupun berjaga di luar villa. Siapa yang akan membuatkan sarapan.
"Yaudah kita makan di kamar tapi saya masak dulu"
"Gausah masak. Kan udah Mateng"
Aku semakin mengerutkan dahiku tidak mengerti. Dan dengan secepat kilat Yuta berada di atasku dengan smrik andalannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Sini saya gendong"
"No! Stay away from me!"
Aku melangkahkan kakiku cepat meski agak terpincang-pincang menjau dari yuta. Pria itu memasang raut wajah khawatirnya.
"Tapi.."
"NO!"
Aku mendengus malas dan kembali menjauhi yuta. Seharusnya hari ini aku bisa berlarian di pantai dengan senang hati tapi si gila Nakamoto itu meruntuhkan harapanku.
Tatapanku terpaku pada seekor anak kepiting. Sangat kecil dan imut. Aku lalu mengikuti langkah yang kepiting itu ambil. Namun saat aku hendak menangkapnya si kepiting justru masuk ke dalam lubang yang berada di pasir pantai ini.
"Yuta!"
"Ya?"
Yuta dengan semangat berlari ke arahku lalu menatapku penuh binar bahagia.
"Mau saya maafin?"
Pria itu mengangguk antusias.
"Saya mau kepiting kecil di dalam lubang itu. Baby kepiting. Ambilin"
"Yes my queen"
Kebetulan sekali saat yuta hendak membongkar lubang kecil itu si kepiting justru keluar lubang. Membuat yuta dengan perlahan berusaha menangkap kepiting kecil itu. Namun terus gagal dan gagal.
Kini pemimpin klan Nakamoto yang di kenal sangat tegas dan menakutkan itu tampak seperti anak kecil yang sedang menemukan mainan baru. Aku terkekeh gemas menatap punggung tegap yang kini menunduk berusaha menangkap seekor kepiting kecil untukku.
Dengan sigap aku memotret pria itu. Punggung menggemaskan yang biasanya tampak tegap dan tidak terkalahkan.
"Berhasil!"
Yuta segera berlari ke arahku lalu menyerahkan kepiting kecil di tangannya ke arahku. Aku segera saja mengambilnya lalu menatap kepiting kecil itu.
"Halo cutie!"
Sapaanku sepertinya membuat yuta terkekeh. Aku mengabaikan itu dan terus menatap kepiting kecil yang entah mengapa kini menjadi tenang. Tampaknya kepiting itu lelah berlari karena yuta.
"Sunset nya udah mulai muncul"
Perkataan yuta membuat atensiku beralih. Aku lalu melepaskan kepiting kecil di telapak tanganku. Membiarkannya pergi menjauh dan berlari di antara luasnya pasir.
Aku lalu menyusul yuta yang kini menatap mata hari terbenam. Aku memeluk pria itu dari belakang.
Yuta mengusap lenganku lembut lalu membawa tubuhku ke sisinya dan memeluk pinggangku.
"Terimakasih sudah menetap. Jadi cahaya di dunia saya yang gelap dan suram ini"
Aku menatap dia di hadapanku. Menatap setiap inci wajahnya lalu menggeleng pelan.
"Kamu yang menyelamatkan saya yuta. Kalau saya gak ketemu kamu, mungkin saya bakal terus hidup dalam kebohongan tanpa tau apapun"
"Tapi malam itu, kamu yang memutuskan untuk menolong saya"
Aku mengangguk lalu berjinjit untuk mengecup rahang tegas pria itu.
"Dan siang itu kamu memutuskan untuk membawa saya dari semua kebohongan itu"
Yuta tersenyum hangat sekali. Lalu mengecup pelan dahiku. Kini pusat perhatianku adalah matahari yang hampir terbenam.
Jika kalian ingin tahu, satu tahun sudah berlalu sejak aku di culik. Yangyang kini semakin sibuk begitu pula dengan Nana. Yuyu sudah semakin besar namun tetap saja menggemaskan meski kini yang ku dengar sudah Auman sedikit buas.
Tidak banyak yang berubah. Aku dan yuta tetap menggunakan "saya dan kamu" lebih nyaman seperti itu. Entahlah. Mungkin karena kami terbiasa maka sulit menggantinya. Lagipula menunjukan sebuah perasaan penuh cinta tidak selalu melalui panggilan atau ucapan. Yang lebih penting adalah tindakan Benar?.
Soal winwin pria itu sempat hampir mati di pukuli yuta namun pada akhirnya winwin menjadi kepala penelitian di klan Nakamoto. Taeyong tetap menjadi sekertaris yuta. Meski harus melalu perdebatan panjang dan makian serta drama ingin saling membunuh, kedua manusia yang tampak seperti anak kembar itu pada akhirnya saling memaafkan.
Soal Johnny, pria itu kehilangan kekasihnya. Wanita cantik pilihan Johnny meninggal karena melahirkan putra mereka. Karena Johnny sering kali sibuk, shotaro sering di titipkan padaku dan yuta.
Ah shotaro adalah nama anak Johnny.
Semuanya berjalan dengan baik untuk saat ini. Meski beberapa kali mansion di serang, meski beberapa kali di ancam, aku mulai terbiasa dan tetap bahagia berada di sisi yuta.
Pada akhirnya aku mengerti, mengapa malam itu aku memutuskan membantu manusia yang asing begitu banyak. Ternyata karena mungkin ingatanku pudar, namun perasaan ku tidak. Naluri ku tetap mengatakan bahwa yuta adalah seseorang yang penting.
"Ayo masuk. Nanti kamu kedinginan"
Suara yuta mengalihkan atensiku. Aku lalu mengangguk. Dan tanpa aba-aba yuta menggendongku seperti koala. Aku tertawa ringan lalu memeluk lehernya erat.
"Saya berat?"
Pertanyaanku di hadiahi anggukan oleh yuta yang kini mulai berjalan meninggalkan pantai.
Aku lalu mengigit hidung tinggi yuta. Hingga pria itu terkejut namun terkekeh.
Entah apa yang akan kami hadapi di masa depan. Namun apapun itu aku tetap ingin berada di sisi yuta.
.
.
.
.
.
.Reall end✨
See u in other story' 💚
Maaf dan terimakasih sekali lagi💚✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fanfictionyuta bilang, cahayaku berpendar terang. menyelamatkan nya dari banyak hal terutama sesuatu di dalam gelap. tapi yuta salah. bukan aku yang menyelamatkan nya . ia yang membuatku berpendar. Romance - drama - crime