Jam makan siang sudah hampir berlalu namun dua bayi besar di hadapanku terlihat tidak ingin menghentikan adu mulut yang sedang terjadi.
"Ka key punyaku! Jadi yang di suapi harus aku!"
"Tapi aku juga sakit!!"
"Kamu bahkan bisa berjalan! Perutku tertembak!!"
"Ya! Bahkan kamu bisa berteriak!"
Aku menghela nafasku berat. Saat ini aku sedang berada di atas sofa dengan dua bungkus bubur di hadapanku. Awalnya aku ingin memberikan dua bubur ini pada jaemin dan yangyang namun saat aku kembali yangyang memintaku menyuapinya. Yangyang memang sangat manja ketika sedikit saja bagian tubuhnya sakit. Wajar saja. Dan aku sama sekali tidak keberatan. Yang jadi masalah adalah jaemin yang ikut mengeluh dan ingin ku suapi juga. Membuat perdebatan yang saat ini masih terjadi. Sejak tadi aku ingin melerai keduanya namun suaraku bahkan kalah oleh teriakan yang saling bersahutan.
Lelah dengan keadaan ini aku beranjak menuju ranjang jaemin. Membuat kedua manusia itu terdiam melihat pergerakan ku.
Aku lalu menuntun jaemin turun dari tempat tidur dan berjalan menuju ranjang yangyang yang berada di hadapannya.
"Yangyang bisa duduk?"
"Gak!"
"Bohong! Waktu itu kamu bahkan bisa lari habis ketembak di pinggang!"
Suara jaemin membuatku menghela nafas berat. Mereka kemarin tampak seperti anak kembar yang saling menyayangi. Ini kenapa menjadi anak setan yang ingin saling membunuh??
"Yangie duduk ya. Kaka bantu biar sama sama makan"
Aku berusaha tabah dan mengusap kepala yangyang yang masih berbaring. Yangyang baru saja Sadar saat malam datang. Membuat semua orang bernafas lega termasuk jaemin yang akhirnya mau beristirahat setelah melihat mata yangyang terbuka. Dan lihatlah sekarang. Pria yang mirip kelinci ini sedang menatap yangyang dengan sinis.
Pada akhirnya yangyang mengalah karena sempat melihat jaemin tertunduk beberapa saat meski setelahnya pria itu kembali menatap yangyang sinis. Seperti jaemin sedang bersedih untuk sesuatu namun menutupinya. Aku memilih bungkam dan menghargai usahanya untuk tidak terlihat sedih. Yangyang bangkit perlahan dengan bantuanku dan jaemin kini dengan sigap meletakkan bantal untuk yangyang bersandar. Baru setelahnya pria itu duduk di tempat yang tersisa di ranjang yangyang.
Aku lalu berbalik dan mengambil dua bubur yang masih terpajang manis di atas meja. Saat akan kembali aku melihat yangyang yang sedang memegang lengan kiri jaemin dengan hati-hati
"Ini masih sakit?"
Jaemin menggeleng pelan lalu tersenyum. Membuat yangyang mengangguk lucu lalu melepaskan lengan jaemin dengan hati hati.
Aku tersenyum gemas melihat kedua manusia yang sudah tumbuh menjadi remaja itu berinteraksi dengan manis. Benar-benar dua bayi besar yang menggemaskan!!
Aku lalu duduk di kursi yang berada di dekat ranjang keduanya. Mata keduanya menatap bubur itu berbinar. Seperti manusia yang tidak menyantap makanan selama beberapa hari.
Aku membuka satu bungkus bubur dan mengambil sesendok. Aku melihat kedua manusia yang kini membuka mulutnya lebar. Membuatku menatap keduanya dengan bingung. Ini situasi macam apa huh??
"Yangie duluan!"
Lihat? Mode manja Liu yangyang sedang aktif membuatku menghela nafasku berat. Habis sudah aku akan menjadi pengasuh bayi hari ini.
"Nana duluan!!"
"Saya yang duluan. Setelah itu yangie lalu Nana. Yangie sudah mau mengalah karena duduk. Harusnya dia masih berbaring."
Suara dan penjelasan tiba-tiba dari yuta membuat kami bertiga menoleh ke arah pria yang kini sedang melepas jas nya dan melangkah menuju kursiku. Pria itu lalu melahap sesendok bubur yang berada di tanganku. Membuatku terkejut lalu tertawa ringan melihat raut kecewa dua bayi di hadapanku.
Aku lalu mulai menyuapi si kembar di hadapanku. Untungnya keduanya kini makan dengan damai dan lahap.
"Kamu sendiri?"
Aku menatap yuta yang kini tersenyum tipis melihat dua adik kesayangannya makan. Pria itu menatapku lalu mengangguk.
"Na, geser. Hyung ikut duduk di sana"
Yuta memberi perintah yang membuatku kebingungan. Jaemin hanya mengangguk lalu bergeser. Yangyang juga tampak tidak terganggu dan sudah kembali membuka mulutnya yang kosong membuatku kembali menyuapinya.
"Saya juga mau"
Suara yuta membuat kami bertiga menatap pria itu penuh tanda tanya.
"Saya juga mau di suapi"
Uhuk!!
Aku tersedak ludahku sendiri saat mendengar pria itu. Yang benar saja??? Ada? Apa dengan semua manusia saat ini?? Ap--
"Ka key! Giliran Nana! Aaa!"
Aku hanya menghela nafasku dan kembali menyuapi Nana. Setelahnya sesendok bubur memasuki mulut yuta membuatku menatapnya tidak mengerti. Apa apaan tuan Nakamoto yang menyeramkan dan dingin ini??
"Hyung manja!"
Hinaan yangyang membuat yuta menatapnya galak. Tapi. Tidak mengintimidasi. Apalagi mengancam. Tampak. Menggemaskan??? Hey! Aku pasti sudah gila menganggap yuta menggemaskan!
"Ngaca bocah!"
"Aku bukan bocah!"
"Yangyang benar! Hyung manja! Sudah tua tapi gak sadar umur"
Sial! Situasi apa lagi ini? Kini ketiga manusia di hadapanku ini menjadi bayi yang meributkan sesuatu yang sama sekali tidak penting.
"Oke kalian! Stop! Ayo makan lagi"
Pada akhirnya ketiga bayi besar itu makan dengan damai. Dua bungkus bubur membuat kedua bayi lainnya merasa puas. Sedangkan yuta yang jatah suapannya selalu ku berikan pada yangyang dan jaemin menekuk wajahnya kesal.
"Ayo makan di luar. Saya lapar"
Kalimat itu keluar dari bibir yuta yang menatapku
"Yang jaga yangyang sama Nana?"
Pertanyaan yangyang membuat yuta mendengus malas lalu menatap keduanya garang
"Kamu udah pernah di situasi ini dan cuma butuh dua hari untuk kembali lari Liu. Dan Nana bahkan ga di infus!"
Ini suara milik Kun yang baru saja masuk membuat kedua bayi besar di hadapanku mengerucutkan bibirnya.
Ah? Mereka terbiasa terluka ya?. Aku semakin merasa bersalah karena membiarkan yangyang berada di situasi seperti ini. Harusnya aku saja yang melindunginya.
"Ayo makan key!"
Yuta mengusap kepalaku pelan membuatku mengangkat kepalaku yang tanpa sadar tertunduk.
"Saya beliin ramen porsi besar! Ayo!"
Ah yuta memang mengerti kalimat apa yang ku butuhkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC
See you in next chapter ya!
Aku lagi suka adegan yang manis manis :) heheh
Abis manis terbitlah sakit gigi mwehehe :)Aku mau up tadi siang tapi ketiduran 😭
Nah thank you for reading 💚💚
Voment pweasee 💚🙂🔪🔪
Love you yang udah baca, lagi baca, dan mau baca💚💚💚💚✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fanfictionyuta bilang, cahayaku berpendar terang. menyelamatkan nya dari banyak hal terutama sesuatu di dalam gelap. tapi yuta salah. bukan aku yang menyelamatkan nya . ia yang membuatku berpendar. Romance - drama - crime