fix a heart

20 4 5
                                    

"key?"

Aku membuka mataku lalu menatap yuta yang kini sudah berada di atasku. Ah? Aku tertidur karena menunggu yuta bekerja. Tadi sore pria itu menyuruhku untuk pulang bersamanya. Aku hanya menurut. Namun ternyata ada beberapa masalah jadi yuta meninggalkanku di ruangannya membuatku bosan dan tidak sengaja tertidur.

Jam dinding sudah menunjukkan angka sepuluh. Ternyata yuta pergi selama itu. Dan aku tertidur sepulas itu. Aku lalu beranjak untuk duduk. Dapat ku lihat rambut yuta sedikit berantakan. Kancing kemejanya sudah ia buka dua. Dasinya sudah tidak terpasang. Lengannya sudah di gulung. Beberapa percikan darah tampak menodai kemeja putih itu.

"You okay?"

Suara serakku membuat yuta tersenyum lalu mengangguk. Bohong. Sudah jelas sorot matanya tampak lelah.

"Come here"

Aku merentangkan tanganku lebar. Menyuruhnya untuk masuk ke dalam pelukanku. Yuta segera menerjang ku. Menenggelamkan kepalanya di ceruk leherku. Sedangkan aku mengusap kepalanya lembut. Menelusupkan jemariku di helaian rambutnya.

"Kamu benar"

"Hm?"

"Semua orang berpotensi jadi penghianat"

Aku menghela nafasku berat. Pasti ada sesuatu yang terjadi kan?

"Mau memberi tahu saya sesuatu?"

Yuta bungkam sejenak. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

"I cant. Its hurt me so bad. I'll tell you later"

Suara lirih itu membuatku mengusap punggung rapuh yang biasanya beridiri tegap ini.

"Take your time"

Yuta melepaskan pelukannya lalu menatapku.

"Mau midnight drift lagi?"

Pertanyaan ku membuat yuta mengembangkan senyumnya lalu mengangguk semangat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul satu saat aku keluar dari kamar mandi. Dapat ku lihat Yuyu sudah tertidur di atas kasurku. Aku memang membawanya ke kamar tadi. Kasihan kucing besar itu jika harus tidur di kandang yang sempit dan dingin.

Aku lalu mengeringkan rambutku dan duduk di meja rias setelah mengenakan pakaianku. Mengingat bagaimana yuta menikmati angin kencang yang menghantam setiap inci wajahnya. Bagaimana pria itu tersenyum berdiri di atas kursi dengan kecepatan yang ku buat. Aku mulai berfikir apa yang mengganggunya. Apakah salah satu temannya berkhianat?

Selesai dengan rambutku aku berbalik dan menatap kasur.

"SHIT!"

Seruanku membuat yuta yang tadi berbaring di sisi Yuyu duduk. Menatapku tidak suka seraya mengelus kepala Yuyu yang sedikit tersentak akibat suaraku.

Bagaimana tidak kaget jika tiba-tiba yuta datang ke kasurku tanpa suara. Pria ini menyeramkan sekali. Aku berjalan ke arahnya seraya menatapnya tidak mengerti. Apa yang pria ini lakukan?

"Saya gak bisa tidur. Jadi saya kesini"

Aku mengerutkan dahiku heran. Bahkan kini yuta sudah merebahkan tubuhnya di sisi Yuyu yang sudah kembali tertidur lelap.

"Kamu butuh obat tidur?"

Yuta kembali duduk dan menghela nafasnya. Pria itu lalu menepuk pahanya membuatku semakin tidak mengerti.

"Sini"

Aku menggeleng kuat. Sedikit takut dengan perintah yuta. Jujur saja yuta terlihat seperti pedofil sekarang.

"Sini. Satu. Dua"

Aku segera berlari padahal yuta hanya berhitung dan tidak mengancam. Huh! Reflesku yang masih saja takut pada yuta terkadang menyebalkan.

Saat aku duduk di atas pahanya pria itu terkekeh gemas lalu memelukku erat. Meletakkan kepalanya di bahuku.

"Johnny Hyung. Dia menjebak saya"

Mataku membola. Apalagi sekarang? Bahkan urusan taeyong belum selesai!

"Dia membuat saya pergi ke pelabuhan. Lalu nyerang saya pakai pasukannya. Untung di sana ada winwin dan beberapa bodyguard"

"Darimana kamu tau itu Johnny?"

"Saya ngeliat dia berdiri di satu sudut. Melihat saya yang hampir kewalahan. Tanpa niat membantu"

Aku lalu bergerak untuk mengusap kepala yuta.

"He hurt me so bad."

Aku hanya diam dan membiarkan yuta memelukku semakin erat. Pasti berat sekali. Aku mengerti yuta sangat mencintai Johnny sebagai saudaranya. Lagipula selama ini Johnny terlihat selalu membela Yuta. Pria itu tampak begitu khawatir dengan kondisi yuta saat pertama kali aku bertemu dengannya.

Manusia selalu punya kepentingan dan rahasia. Siapa yang mampu menebak bagaimana bumi melukiskan alurnya? Manusia berubah begitu cepat. Entah karena posisinya, kepentingannya, hatinya, atau bagaimana caranya menatap. Manusia tidak pernah sederhana.

"Kamu gak akan pergi kan?"

Aku langsung saja menatap yuta terkejut. Aku lalu melepaskan pelukanku dengan lembut dan membuat wajahku sejajar dengannya. Menatap pria itu penuh kesungguhan

"No. I'll stay with you"

"Why?"

"Because Im fall for you. Mungkin saya ga bisa kembali. But i'll fix your heart. I'll take care of you if something hurt you. Saya ga bakal bilang kalau saya cinta sama kamu. Because love hurt sometimes. Jadi saya cuma bakal stay sama kamu. Menjaga kamu sebisa saya. Dan membuat kamu bahagia. Because na yuta. Im already yours"

Yuta tersenyum hangat. Tatapannya begitu teduh. Perlahan pria itu mendekatkan wajahnya. Menempelkan bibirnya pada bibirku. Cukup lama hingga akhirnya melumat bibirku lembut. Seperti takut melukaiku. Pria itu lalu mendorong pinggangku dan tengkukku lembut. Memperdalam ciumannya. Membuatku kewalahan mengimbanginya. Sial! Jantungku berdetak cepat sekali. Dan rasanya begitu menyenangkan. Nafasku mulai habis jadi aku memukul bahu yuta seraya berusaha melepaskan diri.

Yuta melepaskan pagutannya sedangkan aku berusaha mengatur nafasku yang memburu. Yuta kembali mendekat dan menempelkan hidungnya serta dahinya padaku.

"Im yours my queen"

Bisikan rendah dan lembut itu membuatku bungkam. Tidak lagi mampu mengatakan apapun selain tenggelam pada pesona kedua bola mata pekat itu.

"Im yours"

.
.
.
.
.
.
.

TBC

Huwaa deg degan ngetiknya njir 😭

Double up ya eheh

Voment pweasee 🙂🔪🔪

Thank you yang udah baca, lagi baca, dan mau baca💚💚💚💚💚💚✨✨

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang