clear

17 5 0
                                    

Ini sudah seminggu dan keyra belum membuka matanya. Yuta hanya mampu menatap gadis itu dengan pandangan kosongnya.

"Yuta"

Panggilan winwin membuat yuta menatap pria itu. Winwin datang dengan pistol di tangannya. Lalu berlutut di hadapan yuta yang sedang duduk di kuris di sisi ranjang keyra.

Winwin memberikan pistol itu ke tangan yuta membuat yuta menaikan alisnya bingung.

"Saya mau buat pengakuan"

"Kamu tau kan? Keluarga dong itu ilmuan. Dan yuta. Yang membuat ingatan keyra hilang adalah saya."

Yuta berdiri. Segera mendongkan pistol itu ke kepala winwin

Cklik

"Yuta"

Suara lemah yang begitu yuta rindukan membuat nya terhenti. Segera yuta berbalik menatap keyra. Lalu menatap winwin. Winwin segera berdiri dan mengecek keadaan gadis itu.

Sedangkan keyra hanya menggenggam jemari yuta dengan jemari kecilnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keyra kini menatap winwin yang menunduk di sisi kanannya sedangkan jemarinya berada di genggaman yuta yang berada di sebelah kirinya. Keyra sengaja memisahkan keduanya. Ini bahkan baru hari ke dua keyra sadar namun gadis itu sudah di pusingkan dengan yuta dan winwin

"Jadi?"

Kalimat dari bibir keyra membuat winwin mengangkat kepalanya lalu menunduk lagi.

"Saya ilmuan. Ayah angkat yuta menyuruh saya membuat obat untuk menghilangkan ingatan keyra setelah kecelakaan itu dan saya setuju. Saya kira benar-benar untuk kebaikan keyra. Ternyata tidak. Ternyata tuan besar hanya ingin mengambil alih klan Liu. Namun karena yangyang sudah cukup mampu, kaln Liu kembali jatuh pada yangyang."

"Soal kecelakaan itu juga sabotase. Tuan besar menyuruh orang untuk menembak ban mobil keluarga kalian. Mungkin karena tuan besar dan klan Liu bersahabat maka tuan Liu gak curiga ketika tau mobil dari klan Nakamoto mengikuti kalian."

Keyra tertegun sejenak. Ingatannya mengenai taeyong yang berada dalam kecelakaan itu kembali terlintas.

"Taeyong?"

Pertanyaan itu muncul dari bibir keyra. Membuat yuta menatap winwin seolah meminta penjelasan.

"Taeyong tentu saja terlibat. Alasannya saya tidak tau. Tapi yang saya tau, taeyong menyayangi yuta sebagai teman, hanya saja taeyong terhasut untuk menghancurkan klan Liu."

Keyra menghela nafasnya berat. Kepalanya sakit mendengar fakta yang winwin keluarkan. Siapa yang menyangka hampir seluruh manusia di sisinya adalah penghianat. Meski beberapa terpaksa namun tetap saja.

Cup

Yuta mengecup punggung tangan keyra singkat membuat gadis itu terkejut. Sedangkan winwin hampir memekik kesal.

"Kamu boleh pergi"

Winwin hanya mengangguk lalu pergi dari ruangan itu. Yuta lalu duduk di tepi ranjang keyra. Menatap gadis itu penuh pemujaan.

"Semuanya udah selesai. Kamu ga perlu khawatir lagi. Klan Nakamoto sudah jadi milik saya seutuhnya. Klan Liu sudah punya yangyang seutuhnya."

Keyra tersenyum lembut. Lalu tanpa sengaja memikirkan yangyang yang sedang mengadakan pesta untuk merayakan pelantikan dirinya hari ini. Sebenarnya bocah itu tidak ingin karena ia masih merindukan kakaknya.  namun yuta dengan tegas memaksanya. Menurut yuta hal itu harus dilakukan. Klan lain tidak boleh mengerti yangyang memiliki kelemahan yaitu keyra.

Sedangkan jaemin kini resmi menjadi sekertaris pribadi yangyang. Yah kedua manusia itu memang tidak bisa di pisahkan sama sekali.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kaka!!!"

Seruan di pagi hari itu membuat keyra yang baru saja hendak memakan buburnya tersentak terkejut. Gadis itu menatap yangyang kesal sedangkan si adik hanya tersenyum cerah. Segera yangyang menghampiri keyra sedangkan jaemin memilih untuk duduk di sofa dan mengendurkan dasinya.

Mereka baru saja pulang dari pesta pelantikan.

Yuta yang awalnya menyuapi keyra kini menatap yangyang kesal. Pasalnya pria itu membuatnya cukup terkejut tadi.

"Hihi yangie seneng Kaka udah bangun"

Pemuda Liu itu lalu memeluk keyra yang kini sedang berusaha menerima suapan dari yuta. Gadis itu tampak tidak peduli dengan yangyang.

"Awas! Badan Kaka masih sakit!"

"Gak mau!"

"Yangyang awas! Kaka kamu mau makan!"

Perintah yuta itu segera yangyang lakukan.

"Hyung harus kerja. Sini aku aja yang nyiapin Kaka"

Yuta tampak berfikir sejenak lalu mengangguk. Pria Nakamoto itu tanpa kata mengecup puncak kepala keyra lalu melangkah keluar dari sana. Sedangkan yangyang kini beralih duduk di tempat yuta tadi dan mulai menyuapi keyra.

"Masih sakit?"

Tangan keyra meraba luka di pelipis yangyang lalu turun ke pipinya mengusap luka di hidungnya dan menatap bibir adiknya. Tatapan khawatir keyra begitu kentara. Hatinya marah melihat adiknya mendapat luka seperti ini.

"Udah ga sakit. Aku udah biasa. Aku lebih sakit kalau lihat Kaka luka."

Keyra tertegun lalu menatap adiknya itu lekat. Perlahan bibirnya tersenyum manis.

"Makasih yangie. Udah jagain Kaka. Kamu hebat"

Yangyang mengangguk mantap. Lalu tanpa mereka berdua predikisi jaemin kini memeluk keyra erat sekali sampai si gadis meringis.

"Nana mau jadi adik Kaka juga"

"Ga boleh! Ini Kaka yangie!"

Keyra menghela nafasnya berat. Sepertinya keributan akan segera di mulai.
.
.
.
.
.
.

End

First of all. Aku mau minta maaf karena terlalu lama ngetik ending yang kurang gereget dan kurang memuaskan ini. I hope you like it. Jujur aja aku buntu. Minat nulisku juga berkurang banget. Maaf untuk itu.

Maaf juga ada kesalahan penulisan, kekurangan dalam cerita, atau kalimat yang menyinggung.

Terimakasih udah mau baca sampai sejauh ini.  Terimakasih udah meluangkan waktunya untuk sekedar mampir di cerita yang sangat banyak kurangnya ini. Semoga hari kalian berjalan dengan baik✨💚

Aku mau nulis extra part nya juga. Tapi mungkin nanti. Makasih sekali lagi💚✨

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang