35

6.2K 281 10
                                    

Hari kelima dirumah sakit, Varo belum melewati masa kritisnya. Sepulang sekolah Fira kadang langsung ke rumah sakit, entah sendirian atau ditemani oleh teman-temannya dan orang tuanya.

"Sayang... aku kangen," Fira menggenggam erat tangan Varo.

"Kamu cepat bangun ya sayang," tak disadari air mata mulai menetes membasahi pipinya.

"Aku kesepian gak ada kamu, kamu tega ngebiarin aku sendirian?" Fira terkekeh lalu mencium kening Varo.

Cklek

"Assalamu'alaikum," ucap teman-teman Fira dan Varo

"Waalaikumussalam, kirain kalian gak bakalan datang."

"Yakali Ra kita gak datang, kita kan sahabat masa iya kita gak datang," Fira terkekeh dan mempersilahkan teman-temannya untuk duduk.

"Emm... Ra gimana perkembangannya Varo?" tanya Satya dan Fira menggeleng lemah.

"Ra, gue mau ngomong penting banget," Fira langsung menatap satya dengan lekat.

"Jadi gini, waktu itu pas gue ngambil motornya Varo dijalan itu. Gue nemuin gelang ukir huruf 'B'," jelas Satya.

"Gelang ukir huruf 'B'? 

"Siapa ya? lo kenal Ra?" Fira menggeleng.

"Sat, lo bawa gelang itu?" tanya Galuh dan diangguki oleh Satya.

Satya membuka tas nya dan mengeluarkan gelang ukir itu dan diberikan kepada Fira.

"Lo simpan gelang ini dulu Ra," Fira menerima gelang itu dan mengangguk.

.

.

.

.

Pukul 16.00

Teman-teman Fira dan Varo sudah pulang, kini hanya Fira yang menemani Varo.

Tok... Tok... Tok...

Cklek

"Assalamu'alaikum nak," ucap mamah Varo.

"Waalaikumsalam mah,"

"Sayang, kamu udah makan?" tanya mamah Varo dan dibalas gelengan oleh Fira.

"Ya Allah nak, makan dulu yuk nanti kamu sakit."

"Fira gak nafsu makan mah," lirih Fira.

"Harus dipaksain sayang, nanti kamu sakit lho. Makan yuk," Fira pun mengangguk dan mulai memakan nasi goreng yang dibuat oleh mama mertuanya.

Setelah beberapa menit memakan nasi goreng itu, tiba-tiba Fira melihat jari-jari Varo bergerak dan bergegas memanggil dokter.

Dia menangis dan berharap bahwa Varo akan siuman hari ini dan melewati masa kritisnya.

"Alhamdulillah, Varo sudah melewati masa kritisnya. Saya tinggal dulu ya kalau ada apa-apa kalian langsung datang keruangan saya saja."

"Iya terima kasih dok," Dokter iti pun keluar.

"Alhamdulillah ya Allah," ucap syukur Fira.

"Sayang..." panggil Varo dengan suara lemas.

"I-iya, ini aku. Aku kangen banget sama kamu," Fira langsung memeluk Varo dan menangis.

"Aku juga kangen sama kamu,"

Mereka berdua berpelukan, serta orang tuanya Varo pun ikutan. Fira tidak mau kejadian initerjadi kembali, dia harus menyelidiki siapa yang sudah membuat Varo seperti ini.

Dia mengingat gelang ukir huruf 'B'. Tetapi dia menunggu kabar dari teman-temannya Varo.

***

Varo merengek seperti anak kecil karena ingin cepat pulang kerumah, tetapi kata dokter dia akan pulang 2 hari lagi.

"Sayang... Aku pengen pulang sekarang, pengen manja-manjaan bareng kamu," rengek Varo dan Fira terkekeh.

"Ih kayak anak kecil aja, iya 2 hari lagi kamu pulang."

"Tau ah, aku ngambek sama kamu," fiks Varo benar-benar merajuk.

"Yaudah terserah mau ngambek juga," Fira mengerjainya, dia aneh mengapa sikap Varo sekarang seperti anak kecil.

"Ya jangan lah,"

Tiba-tiba hp Fira berbunyi dan ternyata Sinta yang video call, dia pun mengangkatnya dan terlihat lah 3 orang dilayar hp itu. Mereka langsung menanyakan keadaan Varo dan menanyakan yang lain-lainnya, semua 3 manusia itu tertawa saat Fira bercerita tentang Varo merengek seperti anak kecil yang ingin pulang hari ini.

"Kok kamu malah dibilinagi sih, malu tau."

"Maaf sayang aku cuma bercanda," tiba-tiba Fira langsung memeluk Varo.

"Aku kangen banget sama kamu," Varo tersenyum dan mengecup puncak kepala Fira.

"Sama aku juga, jadi... kapan kita bikin dede bayi," Fira melotot saat mendengar ucapan Varo terakhir.

"Aww... kok dicubit sih," ringis Varo saat lengannya di cubit.

"Jangan ngomongin itu dulu," lirih Fira.

"Iya-ita, tapi bakalan bikin kan," 

"Iya-iya terserah kamu deh, lulus sekolah dulu. Jangan mikirin bikin mulu," Varo tertawa geli melihat Fira memanyunkan bibirnya.

"Iya sayang," Varo langsung membawa Fira kedalam dekapannya.

Varo sebenarnya hanya bercanda, dia pun masih ingin menyelesaikan sekolahnya. Dan akan merasa kasihan jika Fira hamil saat dia masih duduk dibangku kelas 10, tapi kalo Fira hamil ya di syukuri saja.

***

Pukul 08.00 pagi...

Hari ini kepulangan Varo kerumahnya, Fira sedang membereskan baju dan perlengkapan lainnya. Sedangkan Varo hanya memperhatikannya karena luka diperut nya belum kering dan akan terasa sakit jika mengangkat yang berat-berat.

"Kalo jalan sakit gak?" tanya Fira.

"Sedikit, tapi gapapa kok," Varo menampilkan senyum manisnya.

Varo pun keluar dibantu oleh ayahnya, mereka dijemput oleh orang tuanya Varo. Mereka berempat sedang berada diperjalanan menuju rumah, orang tua Fira sedang berada di luar kota karena menemani papa nya Fira. Jadi mereka berdua tidak bisa datang menjemput atau menjenguk Varo.

Skip

Mobil mereka sudah sampai dihalaman rumah mamanya, Varo pun dibantu oleh papa nya untuk turun. Dia merasakan ngilu dibagian perutnya karena tergesek oleh sikut papa Varo, setelah itu dia masuk ke kamar dibawah. Karena sementara ini kamar Varo dan Fira pindah kebawah supaya Varo tidak naik turun tangga.

Setelah berada dikamar, Fira menyimpan tas yang berisi baju dan merbahkan tubuhnya disamping Varo.

"Yang... besok kamu sekolah?" tanya Varo dan diangguki oleh Fira.

"Kenapa emangnya?"

"Besok kamu jangan sekolah dulu ya, aku pengen berduaan dulu sama kamu," mohon Varo dengan wajah memelas.

"Besok aku ulangan sayang, mana mungkin aku gak berangkat sekolah," Fira terkekeh dan mengusap rambut Varo.

"Tapi kamu langsung pulang, aku gak mau kejadian waktu itu keulang kembali," 

"Iya sayang," tiba-tiba Fira tersentak kaget saat Varo memajukan wajahnya dan menampilkan senyuman manisnya.

"I love you sayang," 

"I love you too sayang."





Aku mau minta maaf sebesar-besarnya karena jarang update dan telat update, jadi gini aku udah bingung ngelanjutin cerita ini karena kurang ide. Ini juga sebenarnya dari sabtu kemarin tapi gak aku lanjutin, makanya aku baru bisa update hari ini. Jadi maaf banget kalo aku lama updatenya.

Update selanjutnya akhir bulan maret, tapi bisa berubah kalo aku lagi sibuk hehe.

See you next part 🖤

My Senior Is My Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang