39

5.4K 218 2
                                    

Ini lanjutan yang semalam

Bel sudah berbunyi dan menandakan pelajaran akan dimulai, guru sudah masuk dan pelajaran dimulai beberapa menit lagi.
.
.
.

Kring...

Sekarang sudah waktunya istirahat, Fira memilih tidak ke kantin karena sangat malas. Gian melihat Fira yang tidak ke kantin pun menjadikan kesempatan untuk berdekatan dengan Fira.

"Hai Ra, kok kamu gak ke kantin?" tanya Gian dan duduk disebelah Fira.

Fira yang kaget karena Gian duduk disebelah nya pun langsung berdiri, namun tangannya dicekal dan membuat Fira duduk kembali.

"Kok kamu malah berdiri sih?" Gian bertanya dan Fira hanya memutar bola matanya malas.

"Jangan terlalu deket sama gue!" tegas Fira membuat Gian mengerutkan dahinya.

"Lho? Emangnya bakalan ada yang marah kalo aku deketin kamu?!" ujar Gian lembut.

"Iya! Nanti ada yang marah!"

"Siapa emangnya? Baru pacaran aja sok sok'an bakalan marah. Cih," Gian berdecih dan Fora mendelik.

"Terserah gue! Udahlah sana lo ke kantin, nanti malah salah paham kalo berduaan dikelas," Fira mengusirnya tetapi Gian kekeuh tidak mau keluar dari kelas.

Plis, Fira tidak mau jika Varo salah paham lagi, dia tidak sanggup jika Varo marah dan mencuekinya bahkan mendiaminya.

"Arghhh... Gue takut Varo salah paham lagi," batin Fira.

"Ra, kok kamu malah ngelamun sih?" Gian memegang pundak Fira, dan Fira langsung menepisnya.

Fira memilih keluar dari kelas daripada nanti jadi salah paham.

***

Varo melirik ke sebelah meja yang sering ditempati oleh Fora dan sahabatnya itu, tetapi aneh sekarang dia tidak melihat Fira berada di kantin.

"Bro lo kenapa?" tanya Satya.

"Kok Fora gak ada di kantin ya? Tumben?!" ucap Varo sambil menyedot teh manis.

"Yaelah kirain kenapa, palingan dia dikelas sama Sinta,"

"Tapi Sinta ada di kantin, yang gak ada cuma Fira lho."

Varo gemas kepada Galuh, jelas-jelas Fira tidak ada dikantin. Hanya ada Sinta saja.

"Lah iya ya? Coba lo tanya sana!" titah Galuh.

Varo pun menghampiri Sinta dan bertanya mengapa tidak ada Fira, dia hanya ber'oh' ria mendapat jawaban dari Sinta, ternyata Fira malas toh ke kantin.

Dia pun langsung menuju kelas Fora dan meninggalkan dua dugongnya dikantin, mereka tidak menyadari bahwa Varo tidak kembali lagi ke tempatnya.
.
.
.
Fira berjalan ke kantin dan merasa ada yang mengikutinya, dia pun melihat ke belakan dan melihat Gian mengikutinya.

"Lo ngapain sih ngikutin gue?!" ucap Fira tak santai.

"Jangan marah-marah Ra, ntar cepat tua," Gian malah terkekeh tetapi Fira malas menanggapinya.

"Kamu mau ke kantin kan? Bareng aja sama aku biar sekalian," ucap Gian sambil tersenyum.

"Gue bisa sendiri, lo gak usah ikutin gue lagi!" Fira melangkah pergi, Gian hanya bisa mendesah pelan.

"Gagal mulu gue," Gian pun memilih untuk ke kantin.

Fira berjalan terburu-buru dan tidak sengaja menabrak dada bidang seseorang, saat dia mendongkak ternyata yang ia tabrak adalah suakinya sendiri.

"Hati-hati sayang," Varo mengusap kening Fira.

"Hehe maaf, kok kamu gak ke kantin?" tanya Fira dan mereka sudah duduk dibangku.

"Aku ke kantin kok, tapi pas aku liat kamu gak ada dikantin makanya aku mau susul kamu ke kelas," Fira membulatkan matanya saat mendengar jawaban dari Varo.

"Untung aja gue udah keluar dari kelas," batin Fira sambil menghela nafas.

"Yaudah, kamu mau ke kantin kan? Bareng yuk," Fira mengangguk dan mereka berdua pun berjalan ke kantin.

Mereka sudah sampai dikantin dan tiba-tiba ada seorang perempuan menghampiri meja mereka, memberikan bunga entah dari siapa tetapi itu untuk Fira.

"Maaf, ini ada titipan buat Fira," perempuan itu memberikan bunga.

"Hah? Titipan? Dari siapa?" tanya Fira bingung, pasalnya dia tidak mempunyai fans.

"Gak tau, yaudah gue kesana ya."

Perempuan itu pun pergi meninggalkan mereka berlima kebingungan, Fira bingung siapa yang menitipkan bunga itu untuk dia.

"Itu dari siapa?" tanya Varo dingin dan mukanya datar.

"Aku gak tau, mungkin iseng. Bodo amat lah," Fira membuang bungan itu ke tong sampah.

Mereka melanjutkan mengobrol nya dan makan, tak disadari ada yang sedang menatap nya tajam dan mengepalkan tangannya saat melihat bunga itu dibuang.

Fira menoleh ke arah kiri karena merasa diperhatikan sejak dari awal datang ke kantin, ternyata disitu ada Gian. Apakah bunga itu dari Gian? Atau siapa? Sungguh Fira bingung tetapi tidak memperdulikannya.






Gak nyambung bodo amat lah, yang penting update;v

See you next part 🖤

My Senior Is My Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang