45

6.9K 221 10
                                    

Sejak kemarin, Fira tidak boleh mengerjakan perkerjaan rumah terlalu berat, karena kata dokter usia kandungannya sangat rentan untuk keguguran.

"Yang, aku pengen beli sate," ucap Fira dan Varo terkekeh.

"Kamu ngidam hem?" tanya Varo dan Fira mengangguk semangat.

"Yaudah aku keluar beli sate dulu ya,"

"Iya hati-hati,"

Fira mengelus-elus perutnya dan tersenyum bahagia, orang tua Fira dan Varo sudah mengetahui kehamilan Fira. Bahkan teman-teman Varo dan Fira juga sudah diberitahu.

Sekarang dia tidak bersekolah seperti biasa, karena keinginan Varo. Jadi Fira sekarang home schooling agar tidak terlalu capek.

"Dedek, sehat-sehat ya sayang," ucap Fira sambil mengelus-elus perutnya.

Setiap pagi dia mengalami morning sickness.
.
.
.

Varo sudah sampai dirumahnya, dia menenteng plastik yang berisi sate dan langsung diberikan kepada Fira.

"Nih sayang satenya," ucap Varo sambil memberikan sate itu.

"Makasih ya, kamu kamu?" tanya Fira dan Varo menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu aja sama dedek, oh iya temen-temen katanya nanti sore mau kesini," Fira mengangguk dan menikmati kembali sate itu.

"Jam berapa emangnya?"

"Sekitar jam 4 kayaknya,"

Fira pun mengangguk, sembari menunggu teman-temannya dia sambil memakan sate itu sampai habis, Varo yang melihatnya pun menggelengkan kepalanya karena sekarang porsi Fira bertambah. Mungkin karena dedek bayi nya.

"Kenyang yang?" tanya Varo dan Fira mengangguk.

"Alhamdulillah, yang aku pengen ke taman," ujar Fira sambil mengelus-elus perutnya.

"Iya ayo, dedek pengen ke taman heem," Varo mengelus perut Fira bahkan menciumnya.

"Iya papa," ucap Fira menirukan suara anak kecil.

"Ngeri juga ya kalo ngejawab haha," Varo tertawa Fira pun ikut tertawa.

"Udah ih, kapan kita ke tamannya?"

"Ayo sekarang,"

Varo menggandeng tangan Fira, mereka berdua ke taman dekat rumah mereka, karena jika terlalu jauh kasihan juga dengan bumil satu ini. Mereka berdua duduk dibangku taman dan suasana nya sangat sejuk.

"Sejuk ya," ucao Varo dan Fira pun mengangguk.

"Assalamu'alaikum, dedek lagi ngapain hem disana? Baik-baik ya sayang," Varo mengecup perut Fira.

Mereka pun menikmati sejuknya di taman itu, Fira tersenyum saat melihat anak kecil yang sedang bermain bola. Dia tidak sabar menanti anaknya lahir.
.
.
.

Setengah jam berlalu, Fira dan Varo kembali kerumah. Mereka berdua akan menyiapkan makanan dan minuman untuk teman-teman nya, karena mereka tahu perut teman-temannya itu seperti karet.

"Sayang, kamu duduk aja. Biar aku yang nyiapin nya," ujar Varo menyuruh Fira untuk tidak membantunya.

"Tapi aku pengen bantuin kamu tau," mata Fira sudah berkaca-kaca, akhir-akhir ini dia sangay sensitif.

"Huft... Iya-iya kamu boleh bantuin aku kok," ucap Varo pasrah saat melihat Fira hampir menangis.

"Makasih sayang," Fira pun langsung membantu Varo menyiapkan makanannya.

Setelah semuanya siap, mereka tinggal menunggu kedatangan teman-temannya, Fira mengotak-atik remotenya memindah-mindahkan channel-nya.

Ting tong...

Suara bel berbunyi, Varo segera keluar untuk membukakan pintu. Dan ternyata teman mereka berdua lah yang datang, sekarang Galub ada gandengannya.

"Assalamu'alaikum calon papa muda," ucap mereka bersamaan.

"Waalaikumsalam, wah gaya lu Luh sekarang udab ada gandengan," ucap Varo dan Galuh memasang wajah yang menjijikan.

"Woiyaa dong, dikira gue bakalan jomblo selamanya gitu,"

"Iya-iya serah lo dah, eh ayo semuanya masuk-masuk udah ada Fira disdalam."

Varo mempersilahkan mereka berempat masuk, disana sudah ada Fira dan makanan yang tadi mereka berdua siapkan.

"Wihh banyak makanan gratis nih," ucap Galuh dan mata berbinar saat melihat banyak makanan.

"Dih, gratisan mulu hidupnya," sindir Sinta dan dibalas juluran lidah oleh Gakuh.

"Bido amat, yang penting perut kenyang," Galuh langsung menyambar ayam goreng dan jus jeruk.

"Ck ck ck, bukan temen gue," Satya tidak habis pikir mengapa mempunyai teman seperti itu.

"Udah gapapa, ayo kalian makan juga dong," ujar Fira sambil menyodorkan makanan dan minumannya.

"Iya, makasih bumil. Eh kandungan lo unur berapa sih?" tanya Sinta.

"Baru 2 minggu, doa'in ya semoga sehat selalu,"

"Pasti! Kita pasti do'a in lo sama janin lo," ucap Sinta dan semuanya mengangguk.

Mereka pun berbincang-bincang dan ada yang memakan cemilan, makan nasi atau yang lainnya. Fira senang Galuh sudah mempunyai gandengan, agar dia tidaj di ejek jomblo terus oleh yang lain.

Skip

Seorang wanita berbaju hitam dan memakai masker serta kacamata berwarna hitam, sedang mengintai rumah Varo yang baru. Dia tersenyum miring lalu berjalan menjauh dari rumah Varo.

Sesampainya dimarkas wantia utu, dia langsung menyuruh anak buahnya ubtuk menghampirinya.

"Ada apa ya bos?" tanya anak buahnya.

"Gue punya tugas buat lo, gue pengen lo bikin celaka yang namanya Fira," ucap wanita itu sambil mengasah pisau yang tajam.

"Gi-gimana caranya bos? Ditabrak kah?"

"Iya, lo harus tabrak orang itu, kalau bisa sampai mati!"

"Tapi bos, saya tidak tahu rumah dia."

Wanita itu langsung menunjukkan rumah Varo dan foto Fira, anak buah nya itu pun mengangguk paham dan izin pamit keluar.

"Hai Fira, sebentar lagi lo akan mati!"
.
.
.

Teman-teman Fira sudah pulang sejak setengah jam yang lalu, perasaan Fira sungguh tidak enak. Tetapi dia tidak menghiraukannya, mungkin karena efek kecapean.

"Hey, kamu kenapa malah ngelamun hem?" tanya Varo saat sudah membereskan piring dan gelas.

"Eh, aku gapapa kok. Besok kita belanja bahan dapur ya," ucap Fira mebgalihkan pembicaraan.

"Iya ayo, mau jam berapa?"

"Jam 10 aja," ucap Fira sambil mengeleus perutnya.

"Oke bumil," Fira tertawa dan Varo oun sama.

Fira menghela nafas, perasaannua sungguh tidak enak. Tetapi dia tidak boleh banyak pikiran sama sekali, karena takut akan terjadi yang tidak-tidak pada janinnya.















Hai, aing kambekkk. Gimana? Puasanya lancar gak? Awas jangan ada ngegodin.

Detik-detik menuju ending, tapi malah mentok hadehhh. Jadi susah mikirin endingnya kayak gimana;v

Mungkin sekitar 2 part lagi akan ending, tapi bisa berubah kalo gak mentok.

See you next part 🖤

My Senior Is My Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang