Seperti biasa, pagi-pagi Fira sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa dia juga membuat sarapan untuk Varo, karena semalam Varo meminta dimasakin bubur untuk sarapan.
Sarapan Varo sudah siap dan Fira langsung berjalan ke kamar, Varo masih tertidur pulas.
"Yang... Nanti kamu makan ya buburnya. Aku mau berangkat sekolah," ucap Fira sambil mengusap pipi Varo.
"Eughh... Iya, makasih sayang."
"Iya, yaudah aku berangkat ya. Assalamu'alaikum," Fora mengucapkan itu dan menyalimi tangan Varo dan mencium keningnya.
Varo yang merasa masih ngantuk pun kembali memejamkan matanya dan menahan nyeri saat dia membalikan tubuhkan menjadi miring.
***
Fira sudah sampai di sekolah, dia berangkat menggunakan mobil Varo. Karena Varo meminta Fira untuk berangkat menggunakan mobilnya.
Dia mengingat yang dibicarakan Varo semalam tentang pindah rumah.
Flashback on
Didalam kamar Varo dan Fira sedang membicarakan tentang pindahan rumah. Karena Varo ingin belajar mandiri dan tidak bergantung lagi sama orang tua.
"Yang... Gimana kalo kita pindah? Maksudnya kita beli rumah sendiri," ucap Varo yang sedang merebahkan tubuhnya dipaha Fira yang menjadikannya sebagai bantalan.
"Tapi kita kan masih sekolah, uangnya belum cukup juga kan," Fira berpikir mengapa suaminya tiba-tiba meminta untuk pindah rumah.
"Iya, tapi aku gak mau bergantung lagi sama mama papa. Aku pengen mandiri, berduaan sama kamu biar bebas gitu,"
Fira mengerutkan dahinya, "biar bebas kayak gimana? Aku gak ngerti."
"Biar bebas dan gak ada gangguan pas bikin dedek bayi," Varo menaik turunkan alisnya dan keningnya disentil oleh Fira.
"Aww... Sakit tau, kenapa? Malu ya cie," Varo menggodanya terus.
"Ih awas ah kamu nyebelin banget sih!" Fira kesal dan memajukan bibir bawahnya.
"Bilang aja deh gak usah kayak gitu bibirnya,"
"Varo! Kamu ngeselin banget!"
Varo terus tertawa dan seketika tertawanya berhenti karena dia merasakan nyeri di perutnya.
Flashback off
Dia terus berjalan ke kelasnya, dan saat berjalan dia bertemu dengan laki-laki yang ia mungkin kenal.
"Hai Ra, kamu masih inget aku kan?"
"Apa? Sorry gue gak tau, permisi," Fira meninggalkan laki-laki itu dan sialnya tangan dia ditahan oleh laki-laki itu.
"Ra maaf, aku bisa jelasin sama kamu."
"Jelasin apaan? Gaje banget jadi orang!"
Gian Mahesa Rayanda, dia adalah mantan Fira saat masih smp. Mereka menjalin hubungan dari kelas 8 dan saat kelas 9, Gian mengkhianati Fira dan menyelingkuhinya yang membuat Fira enggan berhubungan dengan Gian kembali.
"Kamu kenapa jadi kayak gini? Aku bisa jelasin semuanya asal kamu mau balikan sama aku," ujar Gian dan Fira melototkan matanya.
"Apa?! Jelasin semuanya? Balikan? Jangan harap!"
"Lho kenapa? Aku bisa lho memperbaiki hubungan kita," kekeuh Gian.
"Bodo amat! Lepasin, gue mau ke kelas."
Gian mengusap wajahnya saat Fira sudah menjauh darinya.
"Aku cinta kamu ra,"
Gian pun berjalan ke kantor kepala sekolah karena dia murid baru kelas 10.
.
.
.
Sampai dikelas, Fira menghentak-hentakkan kakinya dilantai. Dia menghela nafas ternyata Sinta belum datang, Fira pun menyimpan tas nya dan membuka hp nya lalu mengetikan pesan untuk Sinta.
"Kenapa sih dia dateng lagi," gerutu Fira, dia sudah eneg melihat wajah laki-laki itu.
"HELLO FIRA KU SAYANG," teriak Sinta heboh.
"Berisik lo! masih pagi juga" tegur Doni ketua kelas.
"Syirik lo! Ra lo kenapa kok kayak gak bergairah gitu hidup lo?!" Sinta mendudukan bokongnya di bangku sebelah Fira.
"Gapapa,"
"Jujur aja Ra, adalah masalah sama kak Varo?"
"Enggak, nanti gue pengen cerita," setelah mengatakan itu, guru pun datang dan semua murid memposisikan tempat duduknya.
***
Fira sungguh kaget karena laki-laki itu murid baru, apalagi sekelas dengannya.
"Oyy Ra! Jangan ngelamun nanti kesambet!" sentak Sinta.
"Iya-iya maaf,"
"Tadi lo mau cerita kan? Cerita sekarang! Terus kenapa pas tadi si Gian masuk ke kelas dan ngenalin diri, lo kaget?!"
"Oke gue mau cerita tentang si Gian, dia tuh mantan gue waktu smp. Kenapa gue kaget? Ya gue kira dia bukan murid baru atau sekelas sama gue," jelas Fira panjang lebar.
"Hah?! Seriusan si Gian mantan lo pas smp?" Sinta terkejut dengan pengakuan Fira.
"Iya nta,"
"Gila gak nyangka banget gue, tapi lo masih cinta sama dia?"
"Gak lah! Gila aja kalo gue masih cinta," Fira membantah.
"Iya deh iya, yang udah punya suami mah," goda Sinta dan Fira memutar bola matanya malas.
Mereka pun berbincang-bincang kembali, dan tak terasa sudah hampir masuk. Sinta dan Fira pun beranjak dari kantin untuk menuju ke kelas, tiba-tiba Gian datang dan menahan Fira supaya tidak pergi dari kantin.
"Lo apa-apaan sih! Lepas gak!" Fira memberontak dan Gian pun melepaskannya.
"Ra aku mohon, aku pengen ngejelasin semuanya dan memperbaiki hubungan kita lagi," Fira memutar bola matanya malas.
"Udah gue bilang, kalo kita udahan ya udahan! Paham?!"
"Iya aku paham, tapi aku masih cinta kamu Ra," Gian memohon
"Cih... Cinta, cinta!"
"Udahlah nta kita pergi dari sini," Fira menarik tangan Sinta dan Gian meneriaki namanya.
"Kita bakalan bersatu lagi sayang," senyum smrik tercetak dibibir Gian, dia pun meninggalkan kantin.
Aku pernah janji kalo akhir bulan bakalan update. Thanks 20k+ nya❤️
See you next part 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Husband [SELESAI]
Teen FictionIni murni pemikiran sendiri. No revisi! Bagaimana jika seorang junior menikah tiba-tiba dengan seniornya yang sering menghukumnya? Cover by: pinterest #1senior(19-04-2021) #2dijodohkan(19-04-2021) #2remajasma(19-04-2021) #3nikahsaatsma(19-04-2021 #...