8

548 68 6
                                    

18 Maret 2021

Ckiittt

Suara gesekan ban motor dengan aspal terdengar begitu jelas. Jimin melirik wanitanya yang baru saja berhenti. Gerakan membuka helm tak luput dari matanya. Seulgi baru saja tiba di garis finish selang beberapa detik dari Park Jimin.

"Kau kalah," ucap Jimin.

Seulgi menghela nafas pasrah. Ia tau jika akan kalah. Dilihatnya teman-teman mereka mulai berkerumun mendekat guna mengucapkan kata selamat.

"Ya ya ya... aku kalah. Aku turuti maumu."

"Ahhh," Jimin menghela nafas. Ia tak bergairah untuk menyambut kemenangan. "Aku tak berminat. Kau curang. Kau sengaja kalah."

Seulgi terkekeh. Ia menarik bibir Jimin yang sedang mengerucut sebal. "Aku tak sengaja kalah. Aku sudah lama tidak main. Tangan kakiku agak kaku. Kau pemenang malam ini."

Jimin mengangguk. Apapun itu, Seulgi tetap akan pulang. Dalam hati, Park Jimin meyakini jika nurani Seuli juga menginginkan pulang ke rumah papa. Kan tetapi, ego masih menguasai. Rasa gengsi juga harga diri masih dijunjung tinggi.

"Woah!!! Lee Seul! Tak ku sangka. Kau takluk pada Jimin. Hanya Jimin yang bisa mengalahkanmu. Ku kira, Jimin lemah."

"Shit," umpat Jimin. "Kalian pergi sana. Aku mau bicara dengan Seulgi."

"Ehem ehem... kemenangan pertama. Apa yang akan mereka lakukan?" Ujar ssalah satu wanita berpakaian sexy.

Seulgi terkekeh. "Malam ini cukup. Aku pulang dengan Jimin. Ada yang mau bawa motorku?"

"Aku Seul!!! Akan aku pakai. Siapa tau aku bisa menang."

"Call," sahut Seulgi. Ia segera turun dari motornya dan berpindah ke motor Jimin. "Kak Naeun, besok pagi saja kalau mau dikembalikan. Jangan lupa kasih minum."

Wanita yang dipanggil Naeun mengangguk.

Seulgi kembali memakai helm miliknya. "Gass..."

Jimin mengangguk. Motor melaju dengan cepat diiringi sorakan dari anak motor yang sedang berkumpul. Meski Jimin dan Seulgi menjadi pasangan kekasih sejak lama, mereka semua jarang sekali mendapatkan pemandangan seperti itu. Seulgi dan Jimin berduaan di depan umum itu adalah hal yang langka. Karena itu masih banyak yang ragu jika keduanya adalah sepasang kekasih.

"Mau packing?!" Tanya Jimin.

Seulgi membuka kaca helm. "Barangku tidak banyak. Untuk apa aku packing. Lagipula, aku tidak akan meninggalkan bengkel!"

Jimin memelankan laju motornya. Ia tersenyum mendengar jawaban dari Seulgi. Kekasihnya itu mau pulang. Tapi sesekali akan menginap di bengkel. Selama tak ada Seulgi, Jimin akan tidur di bengkel.

"Jim, kau tak apa tidur di bengkel?!"

Jimin menggelengkan kepala. "Aku bisa tidur dimana saja. Jangan khawatir!"

"Jual saja apartemenmu!"

"Eh?! Tidak. Aku tak akan menjualnya!"

"Percuma punya unit apartemen kalau tidak ditinggali. Lebih baik jual atau disewakan. Lumayan dapat uang. Lagipula kau aneh. Kenapa hobi sekali tidur di tempat teman-teman? Digilir pula!"

Meski angin berhembus cukup kuat yang sedikit menyamarkan suara keduanya, tapi kalimat panjang yang Seulgi keluarkan mampu didengar dengan baik.

"Di apartemen sepi, Seul. Kalau kau mau menemani, aku akan tidur di sana."

Bugh

"Awh!"

"Ayo beli makan terus dibawa ke bengkel!" Ajak Seulgi mengalihkan pembicaraan.

Problematic Family {{BangtanVelvet}}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang