Lee Hoseok berada di dapur bersama dengan Rose. Mereka menyiapkan bahan untuk membuat makan siang sementara Joohyun melihat keadaan Seulgi.
"Rosie..."
Spontan saja, Rose menoleh karena panggilan itu. Hoseok tersenyum tipis. Sekeras apapun Rose berusaha menampil kehadirannya, faktanya wanita itu sama seperti dirinya. Saling ingat dan tak belum bisa berpaling.
"Jangan banyak bicara. Potong saja bawang bombainya. Lalu, siapkan minyak di atas penggorengan. Kita mulai goreng tonkatsu yang tadi sudah dibuat kak Joohyun."
Hoseok mengangguk. "Tenang saja. Aku akan buatkan ini."
Rose melirik pergerakan tangan Hoseok. Pria itu sedang membersihkan jamur.
"Kau tak makan bawang bombay. Aku ganti dengan jamur."
Haruskah Rose merasa tersentuh?
"Ck. Yang penting makanan untuk yang lain segera siap. Mungkin satu jam lagi mereka pulang."
Hoseok kembali mengangguk.
"Rosi..."
Rose mendengarkan tanpa perlu menoleh.
"Aku minta maaf."
"Apa kau akan berlutut seperti cara minta maafmu pada Seulgi tadi?"
"Kau ingin aku berlutut?"
Rose menggelengkan kepala. Tentu ia tidak mau. Ia ingin Hoseok meminta maaf dan menyesal, memang. Tapi tidak untuk berlutut.
"Kau melakukannya dengan baik," Rose menoleh dan tersenyum. "Kau hebat Lee Hoseok," ucap Rose lalu kembali fokus dengan bahan makanan di depannya.
Jantung Hoseok berdegub kencang. "Kenapa kau mengatakan itu?"
"Karena kau sudah melakukan pekerjaan yang benar. Kau hebat. Menekan semua rasa egois dan gengsimu, kau mau mengakui kesalahanmu. Itu hal yang sulit. Tapi kau melakukannya dengan baik. Apa ada kata lain yang bisa menggambarkan itu kecuali... Kau hebat?"
Hoseok mematikan kompor yang sempat ia nyalakan. Ia berjalan cepat ke arah Rose dan memeluk wanita itu dari belakang. Rose cukup terkejut dengan aksi Hoseok yang tiba-tiba. Tapi ia membiarkannya. Tanpa menoleh, bibir Rose mengukir senyum yang manis.
"Aku ingin memperbaiki semuanya Rosi..."
Rose menggenggam tangan Hoseok yang memeluknya dari belakang.
"Apa yang ingin kau perbaiki?"
"Semuanya termasuk hubungan kita."
"It's been a while. Terlambat. Kalau aku mengatakan itu, bagaimana menurutmu?"
"Ayolah Lee Hoseok. Jangan lemah. Kau pasti bisa. Ingat, tak ada kata terlambat."
Rose terdiam mendengar ucapan Hoseok. Kalimat yang Hoseok ucapkan adalah kalimat yang dulu ia ucapkan pada Hoseok ketika pria itu merasa gagal dan ingin menyerah.
"Sudah ingat kalimat itu? Tak ada kata terlambat. Aku ingin memperbaiki semuanya. Selagi hatimu masih untukku, tak ada kata terlambat. Bukan begitu?"
Rose menunduk. Bibirnya sedikit tertarik memberikan senyuman tipis. Matanya berkaca-kaca.
"Kau sangat yakin akan hal itu. Mari kita jalani saja Lee Hoseok. Jangan terburu-buru untuk menyatakan cinta karna aku juga butuh waktu untuk menata hatiku lagi. Selama ini, hatiku diisi oleh rasa sakit karenamu juga mamamu."
"Aku tak akan mendesakmu. Aku akan memperjuangkanmu. Tetap di sisiku Roseanne Park..."
'Aku benar-benar ingin kau perjuangkan Hoseok... Aku akan lihat sejauh mana usahamu untukku.'
![](https://img.wattpad.com/cover/254047925-288-k873403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Family {{BangtanVelvet}}
FanfictionBerebut harta milik orang tua bukanlah hal yang tabu lagi di kalangan orang kelas atas. Meski orang tua masih ada, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang nomor satu dan mendapatkan harta yang paling banyak. Namun, apakah hal tersebut berlaku bagi...