Joohyun sedang menggunakan rangkaian produk perawatan wajah sebelum tidur. Hari yang tidak begitu melelahkan bagi Joohyun. Ya, tidak melelahkan hanya saja sedikit menjengkelkan. Bagaimana bisa papa meminta seluruh anaknya untuk pergi ke suatu tempat bersama? Apa itu hukuman? Sial.
Tak
Joohyun meletakkan produk serum wajah itu dengan sedikit keras. Cukup menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. Kesal tingkat tinggi.
Seokjin menutup sebuah pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar puteranya. Melihat sikap sang istri membuatnya menggelengkan kepala. "Mom, kenapa lagi?" Seokjin berjalan menghampiri Joohyun yang sedang menepuk-nepuk wajahnya.
"Papa sudah tua banyak mau!"
Seokjin terkekeh. "Ikuti saja. bukannya papa memang sulit dibantah jika sudah memutuskan sesuatu?"
"Dad, pekerjaan kita banyak. Waktu luang kita juga untuk Dohyun. Kita tidak ada waktu untuk bermain-main seperti ini."
Seokjin paham maksud Joohyun. Ia juga sebenarnya berat mengikuti rencana papa. Tapi jika rencana ini bisa membuat enam bersaudara yang selalu bersaing itu akur, pasti papa akan senang. Apa mungkin itu tujuan lain dari rencana papa?
"Ya sudah. Tak apa. Biasanya papa juga tidak banyak mau. Ikuti saja."
"Tapi, dad, kita tidak bisa meninggalkan Dohyun. Kenapa papa tidak memikirkan nasib cucunya?!"
"Pasti sudah dipikirkan, mom. Ada mama Kim, ada papa. Jangan khawatir."
"Salah satu dari kita biasanya melakukan pillow talk dengan Dohyun. Apa mama bisa? Apa papa mau? Satu bulan lho, dad."
Seokjin menepuk bahu Joohyun. "Kita bisa minta tolong mama Kim. Jika istriku ini masih khawatir, kita bawa Dohyun ke rumah orang tuaku. Di sana suasana juga lebih tenang, mama dan papaku juga pasti senang jika Dohyun di sana."
"Baiklah. Besok kita bawa Dohyun ke sana. Kau urus semua keperluan ya, dad? Aku harus mengejar banyak design sebelum aku tinggal."
"Pasti. Sekarang, ayo istirahat."
*PROBLEMATIC FAMILY*
Hari telah berganti menuju hari dimana keluarga besar Lee akan melakukan perjalanan panjang. Hidup di tempat asing bersama untuk mencari hal yang berkaitan dengan warisan. Mereka semua memang menginginkan bagian lebih, namun tidak dengan acara konyol seperti ini. Dengan menggunakan yacht, mereka menyeberang menuju sebuah pulau yang tidak begitu besar. Seperti sebuah pulau yang terisolasi. Tak ada bangunan maupun orang.
"Apa-apaan ini? apa kita dibuang?!" kesal Joohyun.
"Lebih tepatnya menyelesaaikan misi, mom."
"Misi sialan!" umpat Joohyun.
Memang diantara yang lain, Joohyun paling berani untuk mengumpat secara terang-terangan. Seungwan yang terkenal lembut tidak pernah mengumpat. Hoseok biasanya hanya mendesis kesal. Sooyoung terlalu banyak bicara jadi ketika mengumpat tak seperti Joohyun yang bisa memberikan efek 'seram'. Seulgi bisa dan sangat ahli mengumpat tapi ia tak menggunakan kesempatan bicara yang dimiliki untuk mengatakan hal yang tak penting, sementara Yerim, sebagai yang termuda ia masih malu-malu. Tetapi jika berada diantara lingkungan sang mommy, Yerim tak ragu untuk mengumpat. Jungkook, Namjoon bahkan mommynya sendiri juga sering mendapatkan ujaran kasar tersebut.
Yacth yang membawa enam pasangan itu menepi di sebuah bibir pantai. Setelah menghabiskan waktu tiga jam, mereka akhirnya sampai di sebuah pulau yang tidak begitu besar namun dianggap sangat kecil juga tidak. Saat yacth itu menepi, hari mulai gelap. Mereka menurunkan barang-barang yang dibawa lalu setelahnya yacth meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Family {{BangtanVelvet}}
FanfictionBerebut harta milik orang tua bukanlah hal yang tabu lagi di kalangan orang kelas atas. Meski orang tua masih ada, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang nomor satu dan mendapatkan harta yang paling banyak. Namun, apakah hal tersebut berlaku bagi...