23

382 65 21
                                    

Lee Joohyun sedang merapikan kamar yang digunakan oleh suaminya, Yoongi dan Hoseok. Ia berniat segera turun untuk menyiapkan makan malam.

Cklek

Hoseok terkejut mendapati Joohyun ada di sana. Bersamaan dengan itu ada Seokjin yang baru keluar dari kamar mandi. Satu-satunya kamar yang memiliki kamar mandi di dalamnya.

"Kenapa?" Tanya Hoseok yang berarti kenapa Lee Joohyun ada di sana.

"Bantu Seokjin. Cincinnya hilang. Jadi aku bantu dia mencari cincin itu," ucap Joohyun asal.

"Ketemu?"

Joohyun mengangguk. Ia menatap sebal ke arah sang suami.

'Katanya kamar sudah dikunci. Tapi nyatanya, Hoseok masuk tanpa mengetuk pintu.'

'Ya... Diomel sebentar karna lupa. Tak masalah. Yang penting semua sudah terlewati.'

"Dapat banyak?" Tanya Seokjin mengalihkan pembicaraan. Ia sibuk mengeringkan rambut yang kemudian handuk kecilnya berpindah tangan ke Joohyun.

"Duduk dad."

"Berdiri saja mom."

"Ck."

"Iya-iya," melihat ekspresi tidak ramah dari sang istri membuat Seokjin tidak berniat melanjutkan rencananya. Menggoda istrinya yang bertubuh mungil.

"Dapat dua bendera. Aku rasa bendera-bendera itu tidak menunjukkan bagian kita atau berapa banyak yang kita dapatkan. Bukan seperti itu."

Joohyun menoleh ke arah adik seayahnya itu sesaat. "Maksudmu?"

"Apa bisa kita mengumpulkan potongan lain lalu mendapatkan peta baru?"

Hoseok memperlihatkan temuannya. Diserahkan kertas yang membungkus stik bendera kecil itu pada Kim Seokjin.

"Mirip peta baru ya mom?" Ucap Seokjin.

Joohyun mengangguk. "Punya kita kosong ya dad?"

Kali ini Seokjin mengangguk.

"Nanti setelah makan malam, umumkan saja mom. Kita kerja sama buat menyusun peta utama ini. Nanti kalau sudah baru kita putuskan langkah selanjutnya."

"Kenapa makin rumit."

"Bagus. Nanti saat semua ditemukan, aku akan pertimbangkan bagian yang aku dapatkan," sahut Hoseok yang sudah merebahkan diri di sofa.

"Kau masih mau jadi nomor satu?" Tanya Joohyun.

Hoseok menggelengkan kepala. Ia lalu duduk dan menatap kedua kakaknya bergantian.

"Apa aku berhak bahagia?"

Gerakan tangan Joohyun terhenti. Seokjin juga otomatis menatap Hoseok. Tatapan mereka bertemu.

"Menjadi pengecut dan menyembunyikan fakta kematian mama Lee Young Ae.  Menjadi pengecut dan kurang ajar karena mencampakkan Rose. Meninggalkan dia yang sudah setia menemani aku bahkan ketika aku berada di titik terendah. Menjadi adik dan kakak yang buruk untuk Lee Sisters. Menjadi uncle yang buruk untuk Dohyun. Apa aku berhak bahagia?"

Seokjin tersenyum. Ia mengangguk tanpa ragu.

"Kau berhak bahagia. Sangat berhak. Semua orang berhak bahagia. Pengecut dan menyembunyikan fakta mengenai kejadian mamanya Seulgi, kau bisa memperbaikinya dengan sikap yang kooperatif saat semua ini terungkap. Kau juga bisa memberikan perhatian untuk Seulgi. Terlambat memang tapi itu lebih baik daripada tidak menyadari kesalahanmu sama sekali."

Hoseok terdiam. Begitu juga dengan Joohyun. Meski wanita itu begitu ketus, dingin dan suka marah-marah, bahkan, terkesan Seokjin begitu penurut pada istrinya, namun tetap saja. Bagi Joohyun, Seokjin yang bersikap serius adalah sosok yang tak bisa diabaikan perkataannya.

Problematic Family {{BangtanVelvet}}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang