30

576 60 17
                                    

Mereka berjalan memasuki ruangan yang baru saja terbuka. Sejak pintu terbuka, senyum tak lepas dari bibir Lee Yerim. Ia sungguh bahagia mengetahui bagaimana Hoseok diam-diam memberikan tempat khusus di hatinya. Yerim tak pernah menyangka akan menjadi sosok yang membuat Hoseok bahagia dan sedih di waktu yang bersamaan. 

"Lengket banget seperti permen karet," cibir Sooyoung. Sesungguhnya ia cukup iri dengan Yerim yang dengan mudah bisa meluluhkan hati seorang Lee Hoseok. Selama tinggal satu atap mereka jarang bertegur sapa. Jika ada yang menegur, tentu Lee Sooyoung terlebih dahulu yang menegurnya dan akan mendapatkan jawaban yang cuek, ketus, dingin, menyebalkan.

Hoseok menarik sedikit sudut bibirnya. Ia merasa jika Sooyoung cemburu. Ia memang seseorang yang cuek tapi bukan berarti ia tak paham arti dari gelagat Lee Sooyoung. Jujur, hal yang membuat Hoseok tak begitu suka dengan Sooyoung maupun Seungwan tak lain dan tak bukan adalah karena bunda Lee. 

Taehyung yang melihat garis bibir Sooyoung melengkung ke bawah segera merapatkan padanya. Ia merasa sedih karena Sooyoung turut kena imbas akibat perbuatan ibu kandungnya. akan tetapi, ia bisa apa selain mensupport dan menguatkan?

"Apalagi ini," gumam Joohyun. Ia melihat tiga buah lemari yang memiliki layar yang berfungsi sebagai kunci. "Kado terbaik yang Yerim terima?"  Joohyun berbalik setelah membaca kalimat pertanyaan yang muncul di layar tersebut.

"Aku?" Yerim heran. Ia tak merasa mendapatkan kado terbaik. Bahkan ia jarang merayakan ulang tahunnya, kecuali kakak sepupunya yang suka iseng Kim Namjoon yang tiba-tiba membuatkan pudding sebagai pengganti kue.

"Apa kado lilin aromatherapy dari aku, Rimrimie?"

Yerim menatap horror ke arah Jungkook. Ya, tentu untuk urusan hadiah dan kado, lelaki itu lebih ahli dari Kim Namjoon. Tetapi, jujur saja. Yerim tak merasa kado-kado dari Jungkook itu terbaik.

"The worst bithday gift," komentar Yerim mampu membuat bibir Jungkook mengerucut karena kesal.

"Padahal aku selalu memberikan yang terbaik untuk Rimrimie."

"Bro," Jimin menepuk bahu Jungkook. "Salut sama mentalmu yang begitu kuat. Tertolak berkali-kali tapi tetap gigih."

Seulgi tertawa lirih. Ia juga menepuk bahu Jungkook yang lain. "Kalau aku yang di posisimu, jelas aku memilih untuk give up," Seulgi melirik Yerim yang terlihat dari sorot matanya ingin memprotes kalimat yang Seulgi keluarkan. "Sebagai saudaranya Yerim, hanya ingin memberikan saran. Jika akhirnya setelah dari pulau ini, hubungan kalian tidak begitu baik, mundur. Cari gadis lain yang better dari Yerim."

Hoseok mengeratkan rangkulannya pada Yerim. Ia tau jika adiknya itu tak suka dengan perkataan Seulgi. "Bukannya kalian akan melihat matahari tenggelam setelah ini? Lebih baik kalian bicarakan masalah itu nanti. Sekarang, kita fokus bagaimana caranya membuka lemari itu."

"Yerim pernah mendapatkan kado yang tak terduga?" tanya Seungwan.

"Coba diingat-ingat," pinta Seokjin.

"Tapi jangan dipaksa. Pelan-pelan saja," Joohyun menambahkan.

Yerim terdiam. Ia mengingat-ingat hari ulang tahunnya. Sebenarnya ia tak yakin jika ada kado ultah terbaik. Yerim bukan tipe yang suka dengan perayaan seperti itu. Bahkan bagi Yerim, kado ulang tahun terbaiknya adalah saat mommynya memilih di rumah. Ya, biasanya mommy suka pergi pagi pulang larut. Untuk hari ulang tahunnya, Jun Jihyun lebih memilih di rumah meski tidak melakukan apapun.

"Selain mommy tidak keluar dari rumah... aku rasa tidak ada kado yang terbaik, bahkan dari pap... tunggu."

"Papa memberimu kado ulang tahun?" Yoongi memastikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Problematic Family {{BangtanVelvet}}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang