Part 10 : Masakan Istri

6K 532 9
                                    

Brisia pikir Dimas sudah tidak akan berada di sampingnya ketika dia bangun pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brisia pikir Dimas sudah tidak akan berada di sampingnya ketika dia bangun pagi ini. Karena selama ini selalu seperti itu. Suaminya itu selalu pergi kerja sebelum pukul tujuh pagi. Entah memang jam masuk kerjanya sepagi itu atau dia sengaja menghindari istrinya.

Namun, pagi ini punggung Dimas menjadi objek pertama yang Brisia lihat waktu membuka mata. Satu hal sederhana yang membuat senyum di bibirnya terkembang sempurna.

Brisia benci ketika diabaikan. Apalagi kalau yang mengabaikannya itu adalah orang yang dia sukai. Moodnya bisa berubah dalam sekejap. Bahkan, dia pernah memutuskan hubungan secara sepihak hanya karena mantannya itu lebih memilih bicara dengan perempuan lain ketika mereka sedang kumpul-kumpul.

Pagi ini Brisia sadar. Moodnya ke Dimas tidak pernah berubah. Bukan karena Dimas adalah suaminya. Karena Brisia sudah merasakan perbedaan ini jauh sebelum mereka menikah. Mungkin, ini yang dinamakan cinta versi Brisia. Seperti apapun sikap Dimas padanya, dia tidak akan melepaskan suaminya ini.

Seperti pagi ini, Dimas tidur memunggunyinya. Padahal dia sangat ingin dipeluk Dimas. Dia juga mau mendapat kecupan selamat pagi yang romantis seperti di cerita-cerita romansa yang sering dia baca. Apalagi kalau mereka berdua kelonan sampai matahari berada di atas kepala mereka.

Sudah seminggu sejak pernikahan mereka, tapi Dimas seolah menganggapnya tidak ada. Selain pergi pagi-pagi sekali, suaminya itu juga memilih bermalam di rumah sakit. Dimas hanya mencari-cari alasan agar menjauh dari Brisia. Tidak masalah, Brisia masih punya ratusan rencana.

Guling yang ada di tengah mereka dipindahkan Brisia. Tubuhnya berguling sekali mendekati Dimas. Dengan senyum terukir di bibir, tangannya terangkat memeluk punggung Dimas.

Tidak apa-apa Dimas memunggunginya. Tidak mendapat ciuman selamat pagi pun tidak menjadi malasah juga. Karena bisa memeluk Dimas setiap bangun tidur sudah merupakan hal yang patut disyukuri saat ini. Dia senang mendusel-dusel hidungnya di punggug Dimas. Menghirup aroma sitrus dari parfum pria itu.

"Eng ... Lepas," erang Dimas yang tidak dipedulikan Brisia. Akhirnya, Dimas harus mengerahkan tenaganya untuk memindahkan lengan Brisia.

Hari ini adalah hari minggu pertama sejak mereka menikah. Jam dinding sudah menunjukkan pukul Sembilan. Ternyata Dimas tidak bangun pagi kalau hari minggu. Brisia akan mengingatnya karena setiap hari minggu dia akan bangun lebih awal untuk membuat sarapan.

Brisia melepas pelukkannya lalu beranjak ke dapur untuk membuat sarapan. Dia sudah belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dalam tiga bulan sebelum menikah dia berhasil belajar memasak juga melakukan segala pekerjaan rumah tangga.

Perlu dicatat. Semua itu demi Dimas. Dia akan menjadi istri yang baik untuk Dimas.

"Sayang, aku masak sarapan buat kamu," sahut Brisia ketika Dimas keluar dari kamar. Wajah suaminya sudah lebih segar. Beberapa bulu halus di dagunya sudah tidak ada. Bikin bibir Brisia gatal ingin meninggalkan kecupan di sana.

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang