Part 29 : Ulang Tahun Dimas

3.6K 339 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Surpriseee!!!"

Bahu Dimas langsung meluruh lega melihat Brisia berdiri di ujung dermaga kecil di tengah danau. Jantungnya yang sejak tadi bergemuruh panik perlahan melambatkan ritmenya.

Dia tidak pernah selega ini melihat istrinya baik-baik saja. Tadi, berbagai pikiran buruk segera merasuk pikiran Dimas. Dia khawatir Brisia terpeleset, atau tiba-tiba hilang keseimbangan dan jatuh, atau hal-hal lain yang lebih buruk. Namun, melihat istrinya yang sedang tersenyum lebar disertai kedua tangan yang terentang lebar benar-benar membuatnya merasa tenang.

"Happy Birthday, Sayaaang!" seru Brisia lagi.

Sejak kemarin pikiran Dimas hanya tersita dengan kondisi Brisia yang sedang sakit. Dia sampai lupa kalau hari sudah berganti menjadi hari kelahirannya.

"Sayang, kok malah bengong?" teriak Brisia dari ujung dermaga. Di belakang Brisia sudah tertata kue ulang tahun berwarna biru cerah dengan miniatur mereka berdua di atasnya. Tidak hanya itu, kembang api juga masih menyala di sekeliling Brisia membuat wanita itu sungguh bersinar di mata Dimas.

Atau mungkin, Brisia memang dikirimkan Tuhan untuk menerangi hidupnya yang sejak awal suram?

Dengan senyum di bibirnya, Dimas berjalan mendekati istrinya yang sedang lebar. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya. Satu yang pasti, dia berterima kasih karena istrinya baik-baik saja. Tidak terluka sesenti pun.

"Terima kasih, Sayang," bisik Dimas sambil memeluk istrinya erat.

"Sayang, perut aku kegencet," bisik Brisia yang otomatis membuat Dimas melonggarkan pelukkannya. "Tuh, lihat kan, dia belum muncul udah gangguin kemesraan kita berdua," cibir Brisia yang langsung mendapat tatapan mengancam dari Dimas.

"Nggak kok. Mama tetap senang nungguin kelahiran kamu," ujar Brisia sambil mengelus perutnya.

"Papa juga nggak sabar lihat kamu hadir bersama kita," tambah Dimas sambil berlutut dan mencium perut Brisia.

Setiap kali dia melakukannya, darah Brisia serasa berdesir. Membuat matanya mendadak ingin mengeluarkan air mata haru. Dia tidak tahu bagaimana perasaan Dimas padanya saat ini, tapi perlakuan Dimas yang begitu manis sudah lebih dari cukup.

"Tahun depan, kita akan merayakan ulang tahun Papa bertiga. Semoga Mama kamu nggak lupa sama ulang tahun Papa karena repot jagain kamu," tambah Dimas lagi.

"Mama pake reminderkok di hapenya Pa," balas Brisia sambil menirukan suara anak kecil.

Dimas berdiri lalu menghembuskan napasnya bingung. "Kayaknya aku bakalan pusing deh menjelang ulang tahun kamu. Soalnya aku nggak pintar mikir surprisekayak gini."

Brisia tertawa lalu berjinjit mengecup bibir Dimas. "Kamu hanya perlu menghabiskan seharian penuh sama aku. Aku nggak butuh yang lain."

"Yakin nggak mau hadiah?" goda Dimas.

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang