Part 20 : DArK

5.1K 477 54
                                    

Brisia amat sangat menyukai pemandangan setiap kali dia membuka mata dan menemukan kehadiran Dimas di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brisia amat sangat menyukai pemandangan setiap kali dia membuka mata dan menemukan kehadiran Dimas di sampingnya. Entah sudah berapa kali harus diulang, tapi dia memang sebahagia itu. Benar-benar tidak bisa digantikan dengan pemandangan yang indah dari berbagai Negara yang pernah dia kunjungi.

Meskipun hanya punggung Dimas, dia sudah bahagia setengah mampus. Apalagi pagi ini. Wajah Dimas yang sedang tertidur ada di depannya hanya berjarak beberapa senti. Benar-benar kebahagiaan yang priceless. Ditambah dengan pergulatan panas mereka tadi subuh, lengkaplah kebahagiaan Brisia pagi ini. Rasanya mereka seperti suami istri yang saling mencintai.

Walau itu belum bisa tercapai, tapi Brisia berharap perasaan Dimas bisa segera berubah. Dia tidak akan menyerah semudah itu. Apalagi Dimas mulai peduli padanya.

"Kapan ya kamu bisa jatuh cinta sama aku," gumam Brisia. Jari telunjuknya bergerak menyusuri hidung mancung Dimas. Dia tahu, kelakuannya ini mengganggu tidur Dimas. Karena dahi suaminya itu berkerut tanda tidurnya sedikit terganggu.

Telunjuk Brisia baru akan menekan kerutan itu ketika lengan Dimas melingkari pinggangnya. Tidak hanya itu, Dimas menariknya lalu memeluknya erat.

Astagaahh... dada Brisia sepertinya akan pecah dan mengeluarkan ribuan kupu-kupu karena bahagia.

Sambil tersenyum, Brisia ikut menutup matanya. Tidur dalam pelukkan Dimas adalah hal terindah yang Brisia idamkan. Walau Dimas melakukannya dalam keadaan tidak sadar dan tertidur, tapi Brisia tetap bahagia.

"Dimas sering-sering dong kayak gini," gumamnya sambil tersenyum lebar dan menutup matanya. Kalau Dimas bangun, pasti lengannya akan segera berpindah ke tempat yang semestinya. Ya, tentu saja si guling.

Sayangnya, baru lima menit matanya tertutup, ponselnya sudah berdering memunculkan nama Kia, managernya. "Yaelah ganggu aja," geramnya.

Terpaksa Brisia harus melepas pelukkan Dimas dan menjawab telepon Kia. "Kenapa sih lo telepon pagi-pagi gini?"

Kia memang lebih tua dari Brisia, tapi dia tidak meminta Brisia memanggilnya menggunakan embel-embel apapun. Tidak hanya berlaku untuk Brisia, tapi juga semua Sissy Team.

"Pagi? Astogeh. Ini udah mau jam dua belas siang, bos." Brisia segera melihat jam dinding di kamar dan ternyata benar. Wajar saja kalau ini sudah siang. Dia dan Dimas baru tidur pukul lima pagi.

"Hari ini ada photoshoot endorse produk lotion Sekarlit. Gimana, mau tetap hari ini atau tunda besok?"

"Tunda besok deh. Please. Gue mau-"

"Iya, lo mau quality time bareng suami kan. Iya, gue ngerti. Untung gue udah hapal sama tingkah lo." Brisia tersenyum senang. "Thankyou yah. Nanti akhir tahun lo pada gue kasih tiket jalan-jalan."

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang