Part 6 : Tanggal Pernikahan

5.7K 488 19
                                    


"Yon, ada hot news apa sampai lo ngumpulin kita padahal belum akhir bulan?" Wulan yang malam ini datang paling akhir langsung menarik kursi dan duduk di samping Dion. Seperti perempuan pada umumnya, jiwa keponya meronta-ronta saat kemarin Dion bilang ada info penting tentang anggota keluarga mereka.

"Gue tabok lo kalo nggak darurat amat. Gue batalin acara ngedate nih!" ancaman ini keluar dari Joe yang duduk di samping Dimas.

Selalu ada agenda kumpul-kumpul setiap akhir bulan dari cucu-cucu Kakek Ronny. Keempat anaknya memiliki delapan cucu yang umurnya tidak begitu berjauhan. Cucu tertua yaitu si Dimas yang masih melajang dan cucu paling bungsu si Daryl yang sudah punya pacar.

Berbeda dari pertemuan para sepupu yang dilakukan setiap akhir bulan, kali ini Dion hanya mengajak tiga sepupunya untuk emergency meeting. Hubungan mereka berempat memang yang paling erat. Karena sejak kecil mereka berempat sering menginap di rumah Kakek Ronny.

Selain itu, mereka adalah cucu tertua dari masing-masing anak Kakek Ronny. Cukuplah untuk menjadi perwakilan setiap anggota keluarga.

Dion menatap ketiga sepupunya ini dengan mata memicing. "Katanya Dimas dua minggu lagi menikah."

"HAAH!"

Koor merdu ini berasal dari ketiga sepupunya yang langsung sukses menarik perhatian para pengunjung café. Sejak kapan café salah satu selebgram terkenal ini berubah menjadi studio tempat latihan kuartet.

"Dim, kok lo ikutan "Hah" sih? Ini kan nikahan lo yang dibahas," tanya Wulan dengan sebelah tangan masih terisi di dalam tas. Tentu saja mencari-cari bedaknya untuk touch up. Maklum, seharian di kantor pasti make up-nya sudah mulai luntur.

Bagi wanita lajang sepertinya, haram hukumnya kalau terlihat jelek di café keren kayak gini. Menghambat jodoh menurutnya. Sekarang, kegiatan touch up-nya harus sedikit tertunda karena informasi mengejutkan yang diberikan sepupunya.

"Ini yang mau nikah Dimas yang ini, kan, Yon?" Telunjuk Joe menunjuk-nunjuk kepala Dimas yang ada di sampingnya untuk verivikasi.

"Iya. Dimas Archelaus Kartanegara. Cucu pertama kakek. Sepupu tertua kita yang mau nikah," jelas Dion.

"Dimas, kok lo nggak bilang-bilang? Temanya apa? Gue perlu sedia kain nih!" Wulan memasang wajah masam sebelum lanjut mengambil bedaknya di dalam tas.

"Gue lebih penasaran sama calonnya. Bukannya selama ini lo nggak pernah bawa pacar di kumpul-kumpul kita?"

Dimas masih terdiam. Dia baru ingat Brisia sering mengirimnya foto tuxedo untuk dia pilih, beberapa jenis gaun pengantin, sampai foto sepatu yang diminta Dimas untuk pilih. Dia pikir itu semua hanya sesuatu yang tidak penting.

Sekarang semua jelas. Itu semua untuk pernikahannya. Bodohnya lagi, Dimas membalas asal semua pesan itu karena tidak mau dihampiri Brisia.

"Argh!" erang Dimas sambil memijit pelipisnya. Bodoh! Seharusnya dia cepat tanggap kalau Brisia sedang menjebaknya.

"Dim, calonnya siapa?" tanya Wulan sambil menepuk-nepuk bantalan bedak ke wajahnya. "Kok lo nggak kenalin ke kita-kita?"

Dimas memilih diam. Kalau dia jawab, sama saja dia mengiyakan kalau akan menikah dengan perempuan itu.

"Brisia Clairine," celutuk Dion.

"Anj-Brisia? Selebgram yang sexy abis dan viral banget itu?!" Joe otomatis memajukan tubuhnya menanti jawaban dari Dimas.

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang