Part 2 : Bingkai Foto

8.5K 686 42
                                    

Dimas mengacak rambutnya frustasi. Sudah lima kali dia mendial nomor telepon sepupunya, Dion, tapi lelaki penghianat itu tidak menjawab. Kalau sudah begini, pasti si Dion sengaja menghindari Dimas.

Dengan kemeja putih kusut sekusut rambutnya, Dimas segera mengendarai mobilnya ke studio Dion. Bodo amat kalau orang melihatnya belum cuci muka, belum sikat gigi atau bahkan masih ada belek di matanya. Hidupnya memang sudah kacau sejak tidur dengan si Brisia.

Dimas segera memarkir mobilnya tepat di depan pintu studio sepupunya yang sedang tenar-tenarnya saat ini. Itu sebabnya tidak ada lagi tempat parkir kosong di depan gedung tiga lantai ini.

Dion itu salah satu fotografer para artis ibukota. Hasil pemotretannya bisa ditemukan di feeds Instagram pesohor-pesohor negeri ini dengan watermark DF Photography.

Bikin pas foto di Dion, harganya tiga kali lipat dari tempat pas foto langganan Dimas. Meskipun mahal, sepupunya itu berjanji akan memberikan jasa foto prewed gratis jika Dimas menikah suatu hari nanti.

Hal itu karena Dion meragukan Dimas akan menikah suatu saat nanti.

"Dion di mana?" Tanpa basa basi Dimas langsung menghampiri kru pertama yang dia lihat begitu memasuki tempat kerja Dion. Gedung ini memiliki empat studio, belum lagi ruangan-ruangan perlengkapan dan tata rias. Bisa lebih kacau lagi penampilan Dimas jika mengecek semua ruangan itu.

"Tadi ada di studio 2," jawab kru laki-laki yang rambutnya diikat karena sudah mencapai bahu. "Eh, ini ada titipan foto dari Mbak Brisia. Katanya kalau Dokter Dimas ke sini, fotonya di kasih ke dokter, nanti dokter yang anterin ke tempat Mbak Brisia." Dahi Dimas berkerut melihat sebuah bingkai berukuran kira-kira 12 R yang diserahkan kru laki-laki itu.

"Tapi saya nggak mau kasih foto ini ke dia," bantah Dimas.

"Oh, kata Mbak Brisia. Gak papa kalau dokter Dimas bilangnya nggak mau anter foto ini ke dia. Dia tahu, Pak Dokter pasti suka simpan sendiri fotonya dia." Dimas menghembuskan napasnya kesal. Sejak kapan dia suka menyimpan foto perempuan itu? Melihatnya saja dia ogah!

Dimas membalik bingkai cokelat yang masih diplastik itu. Di sana ada potret Brisia dengan gaun kuning seperti Princess Belle berbelahan rendah. Posenya yang sedikit membungkuk di antara bunga-bunga membuat belahan dadanya terlihat lebih jelas. Masalah cantik ya tidak perlu diragukan lagi.

Kalau tidak cantik, mana mungkin perempuan itu memiliki followers yang sampai ratusan ribu. Walaupun sebagian besar pengikutnya adalah kaum pria yang suka menikmati tubuh mulusnya. Secara, foto perempuan itu selalu memakai pakaian kekurangan bahan.

Kenapa Dimas tau? Karena Dimas sempat men-stalker akun instagram Brisia sejak Papanya bilang mau menjodohkan mereka. Bukan cuma Sembilan foto, tapi sampai paling bawah.

Menurut Dimas, itu bukan karena tertarik. Hanya kepo saja.

Kesan Dimas waktu itu, Brisia cantik dan menggoda. Hanya cocok dijadikan objek fantasi para pria. Sedangkan untuk dijadikan istri, Dimas tidak berminat. Dia tidak mau tubuh istrinya dinikmati oleh pria lain juga.

"Ehem, Pak Dokter liatin foto Brisia sampai segitunya." Dimas mengangakat kepalanya dan manik cokelatnya langsung menatap kru itu tajam. "Bukan cuma Pak Dokter aja. Kita-kita juga suka terpesona kalau motoin Brisia," aku si kru. "Tegang sih lebih tepatnya," tambahnya yang tidak dibalas Dimas.

Lebih baik dia segera mencari Dion dan meminta pertanggungjawaban pria itu. Kalau bukan karena dia menjadi penghianat, Dimas pasti tidak akan tidur dengan Brisia. Lagipula, apa sih yang Brisia tawarkan sampai-sampai Dion mau berhianat.

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang