Bagian 14 - Boom!

623 33 0
                                    

Aku memilih untuk menyendiri di danau kesayanganku, berusaha menyingkir dari carut-marut gosip yang berseliweran seenaknya.

Mulutku masam. Aku pun merogoh sakuku dan tidak menemukan apapun disana. Oh ya, aku lupa, persediaanku sudah tenggelam bersama air danau ini. Aku pun hanya bisa mengumpat sambil melempar batu kerikil di sekitarku ke arah danau. Aku anggap, setiap kerikil yang kulemparkan mewakili setiap kekesalan yang membuncah dalam diriku. Aku kesal karena adanya gosip ini. Aku tahu bahwa gosip ini tidak akan pernah ada jika aku tidak mengenal Nicole, Michael dan Madilyn.

Aku kesal karena aku mengenal Nicole, padahal aku sudah tahu kalau dia adalah biangnya gosip, sementara aku sangat membenci gosip, kami sangat bertolak belakang.

Aku kesal karena aku mengenal Michael, padahal aku tahu kalau dia sangat menyukai buku sementara aku tidak, dia percaya cinta sementara aku tidak, dia seakan berada didekatku sementara pada kenyataannya semua itu semu.

Aku kesal karena mengenal Maddie, gadis itu membuat hidupku yang sudah hancur menjadi tambah hancur dengan kehadirannya. Dia membuatku tidak nyaman di LAMC, dia mengambil pemuda yang sedang dekat denganku, dia membuatku tidak nyaman di rumah, dia merebut perhatian ayahku, dia merampas hidup indahku.

Ketika aku sedang melempar batu kerikil entah yang keberapa kalinya, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat. Aku pun menoleh ke arah datangnya suara tersebut, dan tidak salah lagi, dia menghampiriku.

Ketika dia semakin mendekat, aku dapat melihat dengan jelas bahwa ia menampilkan raut wajah yang mengerikan, tegas, penuh amarah. Mungkin dia sudah kesal sampai keubun-ubun denganku karena aku tidak pernah mengindahkan peringatannya. Dia selalu memperingatkanku untuk tidak membuang apapun kedalam air danau, tapi aku pun selalu melanggarnya. Pertama kali aku bertemu dengannya, aku membuang satu puntung rokokku ke dalam sana karena aku terkejut akan kehadirannya. Yang ini oke, lah. Aku kan memang tidak tahu. Tapi yang kedua, aku membuang banyak rokok kesana meski aku sudah mendengar larangannya tersebut. Dan sekarang, aku melemparkan batu-batu kerikil berkali-kali. Tapi hanya karena masalah danau saja, masa dia semarah itu padaku?

"Mengapa bisa terjadi seperti ini?" Tanyanya langsung ketika dia sudah benar-benar berada dihadapanku. Ternyata dia tidak mempersoalkan batu-batu yang kulempar ke dalam 'danau keramatnya' tadi.

Aku mengerjap bingung sekaligus kaget. Aku tahu apa yang dia bicarakan, tapi aku tidak menyangka bahwa dia akan mendengarnya secepat ini. Gosip itu ternyata telah bergerak liar ke segala arah. Aku tidak tahu bagaimana nasib kami sekarang, khususnya nasibku--di depan Michael.

"Kau tahu? Sekarang Maddie salah paham dan dia tidak mau bertemu denganku. Dia sangat terpukul dengan gosip ini. Bagaimana bisa gosipnya menjadi seperti ini?! Aku? Dan kau? Arrgghhh!" Dia mengacak rambutnya frustasi.

Aku bingung melihat responnya ini. Dulu dia bilang kalau dia tidak masalah jika suatu saat digosipkan denganku. Malah, dia bertanya balik kepadaku, apakah aku tidak mau digosipkan dengannya? Tapi, lihat sekarang. Siapa yang tidak mau digosipkan dengan siapa?

"Kenapa kau tanyakan padaku tentang mengapa gosipnya dapat berkembang menjadi seperti ini? Bukankah kau yang ingin membiarkan ini semua terjadi? Aku sudah memperingatkanmu jauh sebelum ini terjadi, Michael. Dan kau juga mengatakan padaku bahwa kau akan menjelaskan yang sebenarnya kepada Nicole apabila Nicole benar-benar membuat gosip tentang kita. Tapi, apa nyatanya sekarang? Kau marah-marah padaku seakan semua ini adalah salahku! Kau tahu? Jika aku bisa memilih, aku juga tidak ingin digosipi seperti ini! Sudah cukup banyak masalah dalam hidupku ini, Michael. Buat apa aku menambah-nambah masalah baru, kan?" Michael terdiam. Dan tahu respon apa yang diberikannya selanjutnya? Dia meninggalkanku. Sendirian. Di danau 'kami'.

Cupcakes For A Missing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang