Bagian 38 - Unengaged

770 30 2
                                    

Huallow saya muncul lagi xD
Kenapa tiba-tiba muncul part ini padahal status cerita ini sudah completed?
Atas asas ketidaktegaan saya terhadap nasib Xavier yang tidak jelas setelah batal nikah dengan Rose, maka saya memutuskan untuk meneruskan cerita ini sedikit lagi.
Sebenarnya niat saya cuma mau nambahin Epilog buat cerita ini, karena rasanya kurang lengkap jika cerita ini ada Prolog tetapi tidak ada Epilog. Tetapi karena ternyata draft epilognya kebablasan, jadi saya memutuskan untuk membuat 1 part lagi + epilog.
Semoga endingnya tidak mengecewakan,

Happy Reading ;)
---

Xavier POV

Dihadapanku kini berkumpul kerabat, rekan kerja, keluarga Roseline--terutama ayahnya dan dua ibunya--serta Michael yang menjadi satu-satunya keluargaku sekaligus kekasih Roseline. Aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikan kabar ini--khususnya kepada ayah Roseline karena beliau sudah terlampau baik kepadaku dan ibunya yang memberikan restunya kepadaku pertama kali, dan aku benar-benar tidak mampu membuat mereka kecewa--tetapi itulah keputusan yang harus kuambil, aku tidak mau menghancurkan kebahagiaan adikku dan wanita yang sempat membuatku merasakan jatuh cinta lagi, aku tidak mau membuat mereka berpisah, karena aku sudah pernah merasakan sakitnya dipisahkan, dan aku tidak mau jika adikku mengalami hal yang serupa, apalagi karena aku.

Aku berdiri sambil mendentingkan gelas, meminta atensi para tamu yang hadir. Suasana restoran hotelku yang semula riuh kini berubah menjadi sunyi. Meski merasa agak canggung, aku tetap harus melanjutkan acara ini, aku harus menyampaikan apa yang harus aku sampaikan.

"Selamat malam semua." Sapaku kepada seluruh tamu yang hadir. "Saya sangat berterima kasih kepada semua tamu yang sudah meluangkan waktunya untuk hadir ke acara ini malam ini," Ugh, mengapa sulit sekali untuk menyampaikan hal yang sebenarnya ingin kusampaikan, sih?

"Oke baiklah, saya Xavier Braxton, tunangan dari Roseline Wright, ingin menyampaikan suatu hal kepada keluarga dan kerabat yang telah hadir disini." Aku melirik ke arah Roseline sebentar, meminta sedikit kekuatan darinya untuk menyampaikan hal ini. Seakan mengerti, Roseline pun berdiri disampingku dan membantuku untuk melanjutkan kata-kataku, "Kami ingin mengatakan bahwa--"

"--pertunangan kami dibatalkan." Lanjutku. Aku dapat melihat semua orang terkesiap mendengar ucapan terakhirku tadi, tetapi cepat atau lambat aku tetap harus menghadapi ekspresi-ekspresi tersebut.

"M-mengapa kalian membatalkan pertunangan? Apakah ada masalah? Sejujurnya ayah sangat senang ketika mengetahui bahwa kalian akan menikah, ayah sangat senang jika Roseline menikah dengan putra Jamie karena itulah keinginan kami sejak dulu--menyatukan anak-anak kami dan membuat hubungan antara keluarga Wright dan Braxton semakin erat, tetapi... mengapa sekarang kalian memilih untuk membuat keputusan ini?" Mungkin yang dimaksud oleh ayah Rose adalah 'mengapa kami memilih untuk membuatnya kecewa'. Meski aku sangat tidak suka untuk membuat sahabat ayah itu kecewa, tetapi aku tetap harus melakukannya. Aku sadar kalau cinta Rose bukan untukku, maka dari itu aku rasa aku telah mengambil keputusan terbaik atas nasib hubunganku dengan Rose ini.

"Aku sadar jika aku telah melakukan kesalahan. Sejak awal aku sudah tahu bahwa Roseline sudah memiliki kekasih, tetapi aku tetap memaksakan kehendak. Aku melakukan segala cara untuk mendapatkan putrimu, Tuan Wright. Aku mengaku-ngaku sebagai pesepak bola yang puitis kepadamu Nyonya Stacy, padahal aku tahu orang yang kau maksud adalah kekasih Roseline, dan orang itu bukan aku. Maafkan perbuatan burukku karena telah menipu dan mengecewakan kalian." Entahlah, aku tidak dapat membayangkan dampak apa yang akan timbul dari pengakuanku ini, apakah selanjutnya ayah Roseline akan marah dan benci padaku lalu memutuskan hubungan kerjasama kami yang telah terjalin selama ini atau melakukan hal lainnya, aku tidak tahu, aku tidak bisa membayangkan hal itu. Maka demi menyelamatkan hubungan kerjasama antara perusahaan furniture ayah Roseline dan hotel milik ayah, aku pun buru-buru menambahkan ucapanku, siapa tahu hal itu dapat menyelamatkan hubungan kerjasama tersebut.

Cupcakes For A Missing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang