Author's POV
Garfield Park masih terlihat sama seperti biasanya, ramai oleh anak-anak kecil, pasangan remaja, keluarga yang sedang berpiknik, sampai para lansia yang sedang jalan-jalan pagi demi kesehatan tulang dan tubuhnya.
Diantara sekian banyak pengunjung hari ini, salah satu dari mereka adalah seorang gadis dan pemuda yang sedang berjalan menyusuri jalan setapak Garfield Park.
"Kau haus?" Tanya si pemuda kepada si gadis, namun si gadis hanya menggeleng saja.
"Lapar?" Si gadis menggeleng lagi.
"Bosan?" Kali ini, gadis itu mengangguk. Si pemuda nampak berpikir sebentar, lalu segera menarik tangan gadis itu cepat.
"Hey, kau mau membawaku kemana?" Tanya gadis itu bingung sambil mengikuti langkah si pemuda.
"Sudah, diam dan ikuti aku. Jangan tanyakan apapun dan lihat apa yang akan terjadi." Seakan sudah memahami kebiasaan pemuda itu, si gadis hanya diam saja mengikuti apa yang akan dilakukan si pemuda.
Seratus meter dari tempat mereka berdiri terlihat seorang polisi bertubuh tambun yang sedang melakukan patroli atau mungkin hanya sedang menjaga keamanan Garfield Park ini. Entahlah apa yang sedang direncanakan pemuda ini di dalam kepalanya, karena semakin lama mereka semakin mendekat ke arah polisi tersebut.
Lima puluh meter dari polisi tersebut, langkah gadis dan pemuda itu semakin cepat.
Lima belas meter dari polisi tersebut, mereka setengah berlari.
Ketika mereka sudah berada cukup dekat dengan polisi tersebut, tak disangka-sangka pemuda itu mengambil topi polisi tersebut dan menarik si gadis untuk berlari sekencang-kencangnya menjauhi polisi yang baru saja dirampas topinya oleh pemuda itu.
Polisi tersebut masih mengejar di belakang mereka, tetapi semakin lama jarak mereka dan polisi tersebut semakin jauh karena tubuh polisi itu cukup tambun untuk mengejar mereka berdua yang notabennya lebih muda dan gesit. Setelah dirasa aman dan tidak diikuti lagi, mereka akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam mobil si gadis dan beristirahat di dalam sana.
"Ini gila! Yang tadi itu gila! Kau gila! Gila! Gila! Gila!" Si gadis berujar dengan wajah gembira dan antusias. Beginilah kegiatan gadis itu di liburan musim panas, melakukan hal gila dengan seorang pemuda paling gila yang pernah ia kenal. Pemuda itu selalu membuat harinya berwarna, seakan dia tidak mau membiarkan hal membosankan mengganggu hari libur gadis itu.
"Kau lebih gila lagi karena mau mengikutiku, haha." Jawab si pemuda sambil memacu mobil milik gadis tersebut meninggalkan Garfield Park.
"Tentu saja aku akan mengikuti apa saja yang kau lakukan, kau kan pacarku, kita akan lakukan semuanya bersama."
"Haha, kau gila karena mau berpacaran dengan orang gila sepertiku." Meski fokus pemuda itu tertuju pada jalanan di depannya, namun pemuda itu masih sempat menanggapi ucapan gadisnya.
"Dunia ini sudah gila, sayang. Aku butuh orang gila sepertimu untuk membawaku masuk ke dalam kegilaan dunia ini."
"Kalau begitu, aku senang menjadi orang gila-mu." Si pemuda pun memberikan senyumannya kepada gadis yang dicintainya itu.
***
"Jadi, bagaimana olahraga paginya? Kau senang? Tidak bosan lagi, kan?" Tanya si pemuda sambil duduk di meja makan rumah si gadis. Omong-omong, mereka baru sampai di rumah beberapa saat yang lalu.
"Yup, kau selalu tahu bagaimana caranya menghiburku, sekarang aku tidak bosan lagi." Jawab si gadis dengan enteng sambil menuangkan air putih ke gelas untuk si pemuda dan untuk gadis itu sendiri. Ia tahu, setelah lari-larian di Garfield Park tadi, mereka berdua pasti haus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes For A Missing Heart
Teen FictionRoseline tidak percaya cinta. Roseline tidak pernah percaya jika hubungan yang bahagia memang benar adanya, karena orang tuanya sendiri yang membuatnya tidak meyakini hal itu. Michael percaya cinta, dan ia yakin jika seseorang yang tidak seng...