"Hi juga, Madilyn." Michael terdengar membalas sapaan yang ditujukan padanya beberapa saat yang lalu.
"Ada keperluan apa kau kesini, ya?" Tanya Maddie, nada bicaranya lembut memuakkan, seperti cara bicara ibunya itu.
"Uhm, tadi kebetulan aku sedang jalan-jalan sebentar di sekitar sini, mencari inspirasi untuk tugas puisi. Lalu kebetulan, aku bertemu Roseline, jadi sekalian saja aku antarkan dia kesini, karena sudah malam juga, kan? Meski ini masih di dalam lingkungan kampus, tetapi kan tetap berbahaya jika membiarkan seorang gadis berjalan sendirian malam-malam. Eh, ternyata dia teman sekamarmu, ya?" Aku bisa mendengar nada canggung di setiap kata yang diucapkan Michael, berbeda sekali dengan nada bicaranya yang luwes ketika berbicara padaku tadi.
Sebenarnya tidak baik juga sih mencuri dengar seperti ini. Habis, aku penasaran mengapa mereka bisa saling kenal dan saling canggung-canggungan begitu.
Ada apa sih dengan mereka?
***
Seperti biasa, Chef Jeff memberikan kami tugas untuk besok. Kami diminta untuk membuat esai tentang seni memasak. Aku tahu materi yang diminta Chef Jeff untuk dituangkan ke dalam esai tersebut cukup banyak, bahkan aku merasa bahwa tugas ini tidak akan selesai besok. Tetapi di tengah rasa pesimisku, aku bertekad untuk tetap mengerjakannya.
Maka setelah kelas usai, aku pun segera bergegas menuju perpustakaan. Aku pun masuk ke dalam gedung yang bertuliskan 'Library and Learning Resource Center'. Setelah masuk, aku pun segera bergerak cepat menuju komputer untuk mencari buku yang kubutuhkan.
Setelah muncul data buku yang kubutuhkan beserta pada rak keberapa aku bisa mendapatkannya, aku pun segera mengambil buku tersebut.
Aku menemukan empat buku yang kurasa benar-benar kubutuhkan. Dengan susah payah, kubawa empat buku yang cukup tebal itu ke atas meja baca. Setelah itu, aku malah bingung sendiri memilih buku mana yang harus kuteliti lebih dulu. Aku membaca satu persatu judul buku yang kubawa tadi. Buku pertama berwarna cokelat berjudul 'All About Cookery', buku kedua berwarna merah bata berjudul 'Model Cookery Book', Buku ketiga berwarna hitam berjudul 'Dictionary of Cookery' dan yang terakhir berwarna biru dongker berjudul 'Peoples Cookery Book'. Akhirnya aku memutuskan untuk memilih buku pertama yang berwarna cokelat.
Aku mulai membaca buku tersebut dengan serius dan mengutip kata-kata yang kuanggap penting untuk kumasukkan ke dalam esaiku. Aku tidak peduli dengan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarku, aku hanya ingin memfokuskan pikiranku pada esai ini agar tugasku bisa cepat selesai dan aku bisa kembali ke kamar dengan tenang.
"Ehm," Sweet things: to make chocolate covering, heat the cream in a pan to boiling point.
"Ketahuan kau sekarang! Ternyata kau juga seorang kutu buku!" Remove it from the-- Eh, sedari tadi ada yang bicara, ya? Aku sangat fokus pada buku ini sehingga tidak menyadarinya.
Aku mendongak untuk melihat siapa yang dari tadi mengajakku berbicara, dan aku melihat pemuda itu, lagi.
"Tidakkah kau tahu bahwa ada peraturan di perpustakaan ini yang mengatakan bahwa dilarang berbicara apalagi mengganggu orang yang sedang mengerjakan tugas, hm?" Aku bertanya padanya dengan nada sarkastik sambil melanjutkan menulis esaiku.
"Ah, kau berbicara seperti kau tidak pernah merokok di lingkungan LAMC yang jelas-jelas daerah bebas rokok saja. Peraturan itu ada untuk dilanggar, Rose." Sial, dia mulai mengungkit-ungkit soal pelanggaran yang kulakukan beberapa bulan yang lalu itu.
"Oke, jadi sekarang kau mau apa disini? Jika kau ada disini hanya untuk menggangguku, lebih baik aku kerjakan tugasku di kamar saja." Aku pun berdiri dan menumpuk buku-buku yang kuambil tadi agar bisa lebih mudah kubawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes For A Missing Heart
Teen FictionRoseline tidak percaya cinta. Roseline tidak pernah percaya jika hubungan yang bahagia memang benar adanya, karena orang tuanya sendiri yang membuatnya tidak meyakini hal itu. Michael percaya cinta, dan ia yakin jika seseorang yang tidak seng...