Kami akhirnya sampai di rumah dengan selamat. Cadillac Biarritz kesayangan Paman Robert juga masih sehat-sehat saja, mulus, tanpa lecet sedikitpun--berkat Mike yang menjaganya habis-habisan tadi. Dan yang terpenting, kami masih dapat sampai ke rumah ini tanpa ada acara tertabrak truk.
Mike masih berbicara seperlunya padaku, padahal aku kan sudah minta maaf atas sifat keras kepalaku tadi. Ketika masuk ke rumah, dia langsung menghampiri Paman Robert di ruang duduk. Karena dia langsung berjalan mendahuluiku begitu, aku pun tidak punya pilihan lain selain menghampiri Bibi Anne di ruang dapur.
Sesampainya aku di ruang dapur, aku hanya diam dan memperhatikan Bibi Anne yang sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak. Kedua mataku memang sedang memperhatikan Bibi Anne yang sedang siap-siap untuk memasak, tapi pikiranku masih melayang kepada kejadian yang hampir saja merenggut nyawaku, nyawa Mike, serta nyawa Cadillac Eldorado Biarritz milik Paman Robert. Selanjutnya, aku memikirkan ucapan Mike tentang mengapa Mike bisa tahu akan ada truk yang lewat seperti tadi, dan dia mengatakan kalau dia pernah melihat seorang wanita yang mengendarai mobil dan kemudian mobil tersebut tertabrak oleh truk. Pasti kejadian itu membuatnya trauma secara tidak langsung. Aku menjadi merasa bersalah karena aku keras kepala tadi.
Mungkin melihatku menyetir membuatnya membayangkan kejadian itu lagi, ditambah lagi tadi kami menemui persimpangan dan sebuah truk. Jika tadi aku benar-benar jadi menyetir, bisa-bisa kejadian yang pernah Mike lihat sebelumnya akan terulang lagi. Hiii, aku bergidik ngeri membayangkan hal itu.
"Roseline, kembalilah ke kamarmu. Beristirahatlah, kau pasti lelah seharian jalan-jalan dengan Mike." Saran Bibi Anne.
Aku memang lelah, tapi aku belum mau kembali ke kamar sekarang. Masih ada sekumpulan pertanyaan di benakku yang sedang teriak ingin segera dijawab.
"Nanti saja, Bibi Anne. Aku tidak terlalu lelah, kok." Tolakku.
"Ada apa Roseline? Mengapa wajahmu murung sekali? Apakah jalan-jalannya tidak menyenangkan? Mike membuatmu kesal?" Tanya Bibi Anne. Pertanyaan terakhirnya separuh benar. Tadinya Mike memang membuatku kesal karena dia mengatakan bahwa aku boleh membawa Caddilac Paman Robert namun selanjutnya dia mengatakan bahwa aku tidak boleh membawa mobil itu. Bagaimana coba rasanya dikerjai seperti itu? Kesal, kan? Belum lagi kami berdebat di persimpangan tadi. Tetapi hal itu membuatku tidak merasa kesal lagi, namun justru rasa bersalahlah yang muncul.
"Tidak, kok. Perjalanannya menyenangkan. Aku senang sekali hari ini."
"Sungguh? Tapi aku tidak melihat itu di wajahmu, Rose. Kalau kau memang senang hari ini, tersenyumlah sebagai bukti bahwa kau memang senang." Pinta Bibi Anne. Bagaimana aku bisa tersenyum kalau mengingat aku baru saja nyaris mati di persimpangan tadi? Mungkin aku bisa tersenyum sebagai tanda syukurku kepada Tuhan bahwa aku masih dibiarkan merasakan kehidupan sampai detik ini dan juga sebagai tanda syukurku bahwa kami masih diselamatkan dari maut.
Aku mencoba tersenyum sebisaku, meski hanya sedikit, namun kuyakin senyumku cukup terkembang.
"Nah, gitu dong. Itu baru namanya senyum kebahagiaan." Ujar Bibi Anne. Bagaimana dia tahu kalau itu adalah senyum kebahagiaan? Aku saja sudah lupa bagaimana rasanya bahagia jika Mike tidak sering-sering mengingatkanku.
"Bibi, bolehkah aku disini saja? Aku mau membantu Bibi Anne." Ujarku.
"Benar tidak apa-apa? Ya sudah, ayo kita memasak bersama." Ajak Bibi Anne. Mendengar persetujuan darinya, aku pun langsung berjalan ke balik meja dapur dengan semangat.
"Omong-omong, kita mau memasak apa?" Tanyaku lagi. Tentu aku harus tahu masakan apa yang ingin dibuat ketika aku sedang membantu memasak. Bisa-bisa kalau aku tidak tahu apa yang harus dibuat, aku akan mencampurkan bahan yang salah nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes For A Missing Heart
Teen FictionRoseline tidak percaya cinta. Roseline tidak pernah percaya jika hubungan yang bahagia memang benar adanya, karena orang tuanya sendiri yang membuatnya tidak meyakini hal itu. Michael percaya cinta, dan ia yakin jika seseorang yang tidak seng...