Bagian 32 - Kidnapped

607 26 0
                                    

"Jadi kau... Roseline Wright?" Pria dihadapanku menatapku tajam sambil memastikan bahwa aku memang Roseline Wright. Pandangan kami pun bertemu, dan aku melihat warna indah pada matanya. Entah mengapa ada yang aneh saat aku melihat warna matanya, tetapi aku rasa warna matanya itu lebih tepat disebut indah ketimbang aneh.

Ah, bicara apa sih aku ini.

"Y-ya, a-aku putri Sebastian Wright." Aku menambahkan dengan gugup karena dia tidak kunjung melepaskan pandangannya dariku.

"Hm, ya... Ayahmu adalah salah satu rekan kerja yang cukup dekat denganku." Ujarnya sambil memeriksa Curriculum Vitae-ku.

"Jadi kau dulu pernah magang disini juga?" Tanyanya lagi, dan aku pun mengangguk. Memangnya dia tidak mengetahui siapa-siapa saja yang magang di tempatnya? Aku tahu mungkin memang sudah ada orang yang menangani bagian itu, tetapi bukannya seorang pimpinan juga harus tahu mengenai orang-orang yang bekerja untuknya--walaupun hanya magang? Atau memang dia hanya mengetahui sambil lalu saja sehingga tidak menyadari kalau aku pernah magang disini juga dulu?

Aku menunggu pria itu selesai memeriksa Curriculum Vitae-ku sambil memandangi isi ruangan tempatku berada ini. Sekedar info, saat ini aku sedang berada di dalam ruangan pemilik dari hotel tempatku magang dulu, Braxton Hotel. Ruangan ini sangat luas, bernuansa putih dengan karpet bermotif huruf-huruf acak berwarna biru laut, rak buku besar dan unik dimana beberapa lukisan dan buku-buku terpajang rapi disana, dan juga ruangan ini dilengkapi jendela besar sehingga aku dapat melihat pemandangan Los Angeles dengan mudah.

Ketika pertama kali aku masuk ke dalam ruangan ini dan bertemu dengan pria ini, aku cukup terkejut, karena ketika aku magang di restoran hotel ini, aku tidak pernah bertemu dengan pemilik hotel ini secara langsung karena semua perizinan dan urusan-urusan lain yang berkaitan dengan kerja magangku di hotel ini sudah diurus oleh LAMC, jadi aku langsung ditugaskan di dapur dan hanya bertemu dengan orang dapur dan beberapa karyawan lain, tetapi aku tidak pernah bertemu dengan pemilik hotel ini, dan siapa sangka kalau ternyata pemilik hotel tempatku magang dulu adalah rekan kerja ayahku. Huh, ayah tidak pernah membicarakan tentang rekan kerjanya sih, aku kan jadi tidak tahu.

Tetapi disamping semua itu, ada hal lain yang membuatku lebih terkejut, karena aku baru tahu kalau pemilik hotel ini adalah dia, Xavier Braxton, yang selama ini kuketahui sebagai pacar dari Caroline Portendorfer, teman sekamarku yang menghilang entah kemana itu. Kenapa selama ini dia tidak pernah cerita kalau pacarnya itu pemilik sebuah hotel? Waktu itu Carls hanya cerita kalau setelah lulus, Xavier mencari pekerjaan. Tetapi aku tidak tahu kalau Xavier melamar pekerjaan sebagai pimpinan hotel ini--memangnya ada ya orang yang melamar pekerjaan langsung menjadi seorang pimpinan tertinggi seperti itu?

Dan lagi, sebelum aku sampai di tempat ini, ayah memberitahuku kalau aku akan bertemu dengan 'pemilik' hotel ini. Kalau memang beberapa tahun yang lalu Xavier lulus dari LAMC dan sedang mencari pekerjaan, lalu sekarang dia menjelma menjadi pemilik sebuah hotel megah dengan banyak orang yang menginap di dalamnya... memangnya semua itu bisa dibangun secepat itu? Ah, kalau begitu, kemungkinan terakhir yang paling masuk akal adalah Xavier mungkin saja meneruskan usaha keluarganya. Ya, mungkin memang benar begitu. Ah, tetapi tetap saja aku sedikit kesal karena Carls tidak cerita banyak kepadaku, masih banyak hal yang tidak kuketahui tentangnya, dan temanku yang satu itu benar-benar membuat penasaran.

"Baiklah, biasanya aku tidak ikut campur soal posisi di dapur, tetapi karena kau adalah anak dari rekan kerja terdekatku dan setelah kulihat CV-mu ternyata kau alumni dari perguruan tinggi yang sama denganku dan pernah magang disini juga, maka kurasa saat ini aku harus ikut campur." Aku tidak mengerti apa maksudnya, jadi aku hanya diam sambil mendengarkan ucapannya selanjutnya.

"Aku ingin kau menjadi Executive Chef restoran hotelku."

Aku terbelalak dan syok mendengar keputusannya tersebut. Apa dia gila? Aku orang baru dan masih kurang berpengalaman, dan dia memberiku jabatan setinggi itu?!

Cupcakes For A Missing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang